SHERLY
"Vin yuk balik ke hotel, saya udah capek nih"ucapku ke Alvin
"Oh iya buk, sama saya juga sudah capek"jawab Alvin
Kita berdua berjalan menuju mobil yang kita pakai, disitu sudah ada sopir kantor yang biasanya anterin karyawan kantor kalau ada dinas luar, namanya pak mamat.
Kita bertiga menginap disalah satu hotel didekat lokasi acara, jadi perjalanannya tidak begitu jauh. Setelah sampai dihotel kami diberikan kunci oleh reseptionist hotel. Aku juga tidak tau kenapa kamar hotel kami bertiga berbeda lantai entah siapa ini yang memesan, aku tidak masalah kalau harus satu lantai dengan Alvin dan pak mamat.
Aku berjalan menuju kamar hotelku tapi pada saat aku berjalan badanku menabrak seseorang yang aku sadari dia baru keluar dari kamar itu, jujur aku sendiri sedang fokus lihat handphone karena aku harus info ke papi tentang hasil pertemuanku dengan beberapa relasi diacara tadi.
"Aduhhhhh.... punya mata gak sih"teriaknya. Aku mendengar itu langsung mendongak melihatnya, aku merasa kesal dengan ucapannya tapi suara ini tidak asing menurutku.
Whattt....!!!!!! Kok.. ada dia
Sebelum dia menatapku aku terlebih dulu menjawab pertanyaannya
"Punya... mata Lo tuh yang gak dipake!!" Ucapku ketus. Kulihat tatapan terkejutnya melihatku, dia diam tanpa ingin menjawab tapi tatapan dia itu membuatku bingung, mata itu yang pertama kali kulihat pada saat pertama kali kita ketemu dikantin kampus. Mata itu yang membuatku jatuh cinta, hanya dia yang bisa meluluhkan hatiku yang sekeras batu. Sher.. please sadar
"Minggir, gue mau lewat.. Lo halangi jalan gue"aku jalan melewatinya, tanganku mendorong bahunya agar aku bisa lewat. Kulirik dari sudut mataku Prilly masih menatapku tanpa merespon sepatah katapun. Sebenarnya ada apa dengan dia, terus dia keluar dari kamar siapa? Apa itu kamar dia menginap atau dia baru selesai main sama orang lain. Aarrghhh... kenapa otakku ini jadi kayak gini sih. Bodoh amatlah
Sampai dikamar aku langsung merebahkan badanku diatas kasur yang empuk, sungguh enak sekali tapi mending aku langsung mandi dulu lah biar segar. Setelah itu bisa dipake rehat dulu sebentar, kayaknya sih dideket sini tadi ada club deh, boleh nih nanti malam kesitu sebentar melepaskan penat dikepala, aku juga udah lama nih gak ke club.
PRILLY POV
Aku benar-benar tidak bisa membohongi perasaanku kalau aku masih cinta sama Sherly semakin aku berusaha melupakannya semakin rasa ini begitu dalam. Aku sudah bertunangan sama Alisya hampir 3 tahun, aku pikir rasa ini sudah hilang tapi setiap ketemu Sherly hatiku ini semakin tertancap panah yang membuatku susah mencabutnya. Memang benar apa kata papa dan Kristin, percuma kalau aku cuman main sana sini untuk mencari pelampiasan menghilangkan rasa ini tetap tidak bisa, tapi yang aku dapat hanya menyakiti orang yang sayang sama aku.
Kejadian dihotel tadi membuatku ingin sekali menahan Sherly tetap disisiku, aku tidak bisa melupakan dia begitu saja. Jujur aku tidak rela kalau suatu saat dia dimiliki orang lain.
Sekarang aku dan Lena pergi ke club untuk mencari hiburan sebentar, lelah juga kalau otak dan badan tiap hari terfokus dengan kerja kerja dan kerja. Kulihat Lena juga menikmati malam ini
"Lena, thanks ya udah mau sabar hadapin saya, gak kebayang deh kalau gak ada kamu. Gak mungkin saya bisa seperti ini"ucapku menatap Lena
"Sama-sama bu, sudah tugas dan tanggungjawab saya mendapatkan mandat dari Pak Bram"ucap Lena sambil tersenyum
"Jangan manggil buk dong Len, kita kan kalau diluar bukan atasan sama karyawan"
"Gak bisa buk, udah terbiasa, jangan paksa saya"ucapnya membuatku tidak tega
KAMU SEDANG MEMBACA
I will meet you
Storie d'amore⚠️⚠️🔞🔞 Prilly seorang yang tidak percaya tentang "CINTA" yang dia tahu hanya sebuah kenyamanan yang diberikan dari orang yang selama ini dekat dengan dia. Banyak yang menaruh hati dengan dia karena sikap peduli dan penyayang membuat beberapa orang...