42. Melepasmu

687 28 21
                                    

SHERLY POV

Jujur aku tidak tau tentang Rendy yang ada di indo dan membahas masalah pertunangan, aku juga kaget kalau Prilly mendengarkan percakapanku dengan Rendy, aku kira Prilly sudah keluar dari ruanganku. Aku harus jelasin semua ini sebelum hubunganku dengan Prilly benar-benar berakhir

"Aku keluar sebentar"ucapku ke Rendy tapi tanganku ditahan

"Dia kan orangnya?"ucapannya membuatku tersadar, maksudnya apa

"Apah?"

"Dia kan yang namanya Prilly, orang yang tidak bisa kamu lupain sampai sekarang, bertahun-tahun kamu berusaha buat melupakannya dan aku yang selalu ada buat kamu, aku pikir kamu bisa tapi nyatanya aku salah besar.... Hati kamu masih buat dia seorang, terus aku ini kamu anggap apa Sherly?" Aku menatapnya bingung, kenapa dia tau, jadi selama ini dia sudah tau tentang Prilly.

"Kalau kamu tau, terus maksud kamu tadi apa?kamu sengaja kan buat Prilly mendengar langsung tentang pertunangan kita padahal sebelumnya tidak ada pembahasan seperti ini"tegasku

"Kalu iya memang kenapa?kamu tidak mau bertuangan denganku?"tanya Rendy

"Aku harus pergi"tidak ada waktu meladeni Rendy, aku harus ngejar Prilly sebelum ini semua terlambat, aku dari tadi coba untuk telfon dia tapi tidak diangkat.

Aku sudah di area parkiran tapi dimana, kenapa tidak ada Prilly, aku berlari kekanan dan kekiri sampai kakiku sakit karena pake hills. Pada saat aku mau balik ke arah lobby kulihat ada seorang cewek berdiri didepan mobilnya, aku mencoba mendekatinya dan kutajamkan mataku yesss benar itu Prilly. Pada saat jarak kami semakin dekat Prilly bergerak masuk kedalam mobil dan aku berjalan cepat menarik tangannya.

"Aku bisa jelasin, apa yang kamu dengerin gak sesuai apa yang kamu pikirin sayang" aku menggenggam tangannya, mataku sudah tidak bisa menahan bendungan air yang ada didalam kelopak mataku.

"Udah itu aja"jawabnya. Aku menatapnya tapi aku paham Prilly menahan kemarahannya, aku tau dia pasti marah besar sampai tidak mau menatap mataku

"Aku gak tau kalau dia kesini mau bahas masalah itu, itu bukan alesan aku menolak ajakan kamu menikah tapi kan semua harus berproses Prilly"

"Udah"jawaban singkat Prilly membuatku sakit hati.

"Please dengerin aku dulu, ayo kita obrolin dulu sayang. Aku gak mau kehilangan kamu please..."aku menangis dihadapannya tapi tanganku ditepis, dan Prilly masuk kedalam mobil tidak menghiraukanku sama sekali, dia pergi begitu saja. Disini aku hanya bisa duduk lemas sambil menangisi kepergiannya, aku sudah tidak tau harus melakukan apa.

"Dia pergi kan?. Buat apa kamu tangisin Sherly, yang selalu ada buat kamu cuman aku. Aku tidak akan membuat setetespun air keluar dari mata kamu. Aku berjanji padamu Sherly" ucapan Rendy yang tidak aku hiraukan, aku pergi keruanganku untuk mengambil kunci mobil dan pergi kemanapun untuk menjernihkan pikiranku.

"Kamu mau kemana Sherly?"

"Bukan urusan kamu"jawabku

"Aku anterin, aku temenin kamu Sherly, jangan nekat pergi kalau kondisi kamu tidak stabil"

"Aman Ren, aku masih bisa kontrol diriku sendiri"jelasku.

Aku pergi ke cafe sendirian, letaknya tidak terlalu jauh dari kantor, yang aku butuhkan sekarang hanya ketenangan. Aku bingung harus melakukan apa, handphone Prilly dari tadi tidak bisa aku hubungi.

Kopi dan cake yang nemenin kesendirianku sekarang, sekitar 30 menit aku di caffe ini tiba-tiba Sisil dateng, entah ini anak punya telepati apa, kalau kondisiku seperti ini pasti dia langsung telfon aku, ya udah aku jelasin semuanya masalahku ke Sisil jadilah sekarang dia kesini nemenin aku, kalau kalian pada kepo dimana Aurel.. hahaha dia baru keluar kota ngurusin bisnisnya sama calon suaminya.

I will meet youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang