𝟬𝟯. kekuatan

51 6 5
                                    

MAAFKAN TYPO YANG BERTEBARAN
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT SESUKA KALIAN

SELAMAT MEMBACA!

Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ

"Eh mbun yang tadi itu bukannya si itu yah?" goda Sabina sambil menatap Embun yang berdiri di anak tangga yang berada hadapannya.

"Diam aja deh, kaki gue lagi pegal banget nih ntar aja baru bahas itu" jawab Embun.

"Tapi diliat-liat cakep juga mbun, seriusan deh" sosor Livia yang memimpin jalan.

Embun memutar bola matanya, di situasi seperti sekarang ini bukan saatnya untuk membahas hal yang tidak penting.

"Terserah kalian berdua" gumam Embun.

Begitu sampai di puncak tangga, ketiganya sudah bisa mendengar percakapan Aruna, Dara dan Mentari yang kalau ketemu pasti volume suaranya sulit untuk bisa dikurangi.

"Dobrak aja ngak sih"

"Bismilah dulu sebelum dobrak"

"Cepetan dobrak, ntar satpam kesini"

"Sabar elah ini gua lagi berusaha"

Dari kejauhan ketiganya melihat Aruna dan Dara yang berdiri tepat di belakang Mentari yang terlihat sedang mendobrak pintu UKS.

"Woi maling!" gertak Livia yang membuat Mentari, Dara dan Aruna terkejut.

"Alhamdullilah Embun selamat" ucap Aruna sambil menatap Embun yang berjalan pincang.

"Diselametin ayang" sahut Sabina sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Hah? Siapa? Spill dong gue pengen tau" tanya Dara sambil menatap Sabina yang malah tertawa.

Embun menggeleng cape.

"Eh kaki gue kayaknya lebam nih, sakit banget sumpah" sela Embun mengalihkan pembicaraan dan menunjuk kakinya.

"Sini gue liat kaki lu" pinta Dara sambil mengelus kaki Embun.

Sabina mengikuti Dara yang berjongkok di hadapan Embun.

"Ini mah kakinya harus diamputasi" celetuk Sabina sambil menutup mulutnya.

"Gue pukul yah palalu ngomong gitu" gertak Embun sambil memelototi Sabina.

"Dari pada marah - marah mending masuk sini dulu, tuh pintunya udah berhasil gue buka" saran Mentari yang menyelamatkan Sabina dari amukan Embun.

Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ

Kini Dara fokus membaca buku panduan yang ditulis langsung oleh Aidan; si penemu portal.

Dalam buku tersebut Aidan menulis bahwa perhiasan berupa cincin, gelang dan kalung yang dibawa dari masa depan secara tiba - tiba dapat memiliki kekuatan yang tidak terduga.

"Hah? Kekuatan yang tidak terduga? Maksudnya gimana" tanya Sabina yang kebingungan.

"Heh itu kalung lo jangan dipencet - pencetin kayak gitu, ntar pisaunya keluar hilang jari lu" ujar Livia yang memperhatikan Sabina.

𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang