𝟮𝟮. perpustakaan

23 2 0
                                    

Maafkan typo yang bertebaran

Selamat Membaca💌

"Kasian banget nasib kita" celetuk Sabina sambil menatap teman - temannya yang saat ini sedang tidur berjejer di lantai dingin perpustakaan.

"Eh ini CCTV perpus udah kalian tutupin semua kan?" tanya Embun yang tiba - tiba kepikiran.

"Aman udah gue sama Dara tutupin semua" sahut Livia dengan suara serak.

"Tidur aja liv" kata Mentari yang kasihan melihat Livia yang kelelahan.

"Gue jadi heran, kenapa kita ga ke rumah Aruna aja sih rumahnya kan luas, banyak ruang buat sembunyi" celetuk Dara sambil menatap Aruna yang sudah tertidur pulas disebelahnya.

"Emang lo mau ditodong senapan sama bokapnya? Bokapnya tuh suka patroli rumah sebelum tidur" celetuk Mentari yang ngeri sendiri.

"Ih gua mah ogah atut" sahut Sabina sambil memeluk dirinya sendiri.

"Eh kalian pada dengar suara langkah kaki dari luar enggak sih?" tanya Embun yang merasa seperti ada yang berjalan di depan perpustakaan.

"Lah iya" sahut Dara sambil bangkit dari posisi baringnya.

Embun dan Mentari berdiri dan berjalan pelan kearah jendela perpustakaan untuk memastikan apa yang mereka dengar baru saja.

"Ibu cepetan bu, ini saya takut loh" celetuk Hilal sambil menggoyangkan lengan guru perpustakaan yang sedang memilih kunci.

"Ih mana anginnya sepoi sepoi lagi, duh" celetuk Gama sambil melihat ke bagian tangga ujung perpustakaan.

"Gama lo bisa diam enggak?" tanya Sakha yang hendak membekap mulut Gama.

"Iya, masa ketua osis takut setan" cibir Rial sambil menyisir rambutnya dengan jari.

"Ketua osis juga manusia yah!" sahut Gama sambil memelototi Rial yang terkekeh.

"Gue diam aja biar aman" celetuk Sadam sambil bersedekap, aslinya takut banget.

"Aduh kayaknya kuncinya ketinggalan di mobil ibu deh" kata guru yang disapa bu Kasih tersebut.

"Kalian tunggu disini dulu deh, ibu ngambil kunci perpustakaan di mobil dulu, haduh" lanjut bu Kasih sambil meninggalkan lima muridnya.

Sementara itu di dalam perpustakaan terlihat Embun dan Mentari yang masih mengintip keluar.

"Heh ada orang enggak?" tanya Dara yang sudah emosi menunggu pemberitahuan dari kedua temannya.

Embun dan Mentari berbalik kearah Dara sambil terkekeh.

"Ada guys ayo kita pindah dari sini" ajak Mentari dengan santai.

"Lah kok lu berdua enggak panik?" tanya Sabina yang heran.

"Kunci perpustakaan ketinggalan di mobil bu Kasih" jawab Embun dengan pelan.

"Bu Kasih? Hah? Mana? Mana?" tanya Aruna yang langsung terbangun begitu mendengar nama bu Kasih.

Mendengar suara Aruna-Livia pun ikut bangun dan berlari hingga menabrak rak perpustakaan.

"HAH-"

Sebelum tawa semuanya pecah Embun dan Mentari segera menaruh telunjuk di depan bibir mereka mengisyaratkan untuk diam.

"Sakitnya" ringis Livia sambil mengelus jidatnya.

"Duh Livia kenapa?" tanya Aruna yang masih setengah sadar.

𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang