𝟭𝟯. ngemil

22 5 7
                                    


S e l a m a t   M e m b a c a

Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ

Mentari menghela nafas panjang sambil melihat sekitaran UKS.

"Disini ada kamera ngak sih? Gue pengen ngelambaiin tangan" celetuk Mentari.

"Kayaknya cara yang tepat buat ngambil bola itu tuh diminta aja sama orangnya langsung" sahut Aruna yang kini sedang terbaring di ranjang UKS.

Mereka putus asa saat melihat bola milik Naran yang dikunci disebuah lemari kaca yang kuncinya menggunahkan kode.

"Kalau kita minta emangnya dia bakalan ngasih gitu?" tanya Livia sambil berbaring dipaha Embun yang duduk disebelahnya.

"Eh astaga na badan lo panas banget" ujar Dara yang tidak sengaja memegang lengan Aruna.

"Iya sih badan gue kek lemas gitu" ucap Aruna sambil memeluk dirinya sendiri.

"Bentar, gue cari obat penurun panas" celetuk Mentari sambil berjalan kearah lemari obat.

"Gue kangen mama gue" ungkap Aruna sambil meneteskan air matanya.

"Lo mau kita antar ke rumah lo sekarang?" tanya Sabina.

Aruna menggeleng sambil mengelap air matanya.

"Gue minum obat aja" jawab Aruna lalu meraih obat dan segelas air dari tangan Mentari.

"Iya habis itu langsung tidur aja na biar lo cepat baikan" usul Dara.

"Maafin gue tadi siang gue ngak sempat ngambil sisir kak Jaya" celetuk Aruna yang merasa bersalah.

"Soal itu Embun bisa kok" sahut Mentari sambil menepuk belakang Embun.

Embun ingin protes akan tetapi begitu melihat tatapan mengancam dari teman - temannya yang lain, dirinya jadi pasrah.

"Iya soal itu bisa gue hendle kok na jadi lo tenang aja" kata Embun sambil tersenyum.

Aruna yang mendengar hal tersebut menjadi sedikit lega.

"Eh ada suara kaki" bisik Sabina yang melihat keluar UKS.

"Itukan pak kepsek sama pak satpam" bisik Dara sambil meniup jari telunjuknya dan menjentikannya.

"Guys ayo cepetan ngilang" perintah Livia sambil mengubah posisinya menjadi duduk.

Pintu UKS terbuka menampakan kepala sekolah dan satpam yang geleng - geleng kepala melihat UKS yang berantakan.

"Astagfirullah ini siapa coba yang habis ngobatin orang ngak di bersihin lagi" kata kepala sekolah sambil menatap beberapa kapas berdarah di UKS.

"Biasalah pak anak - anak" sahut satpam sambil menggeleng.

"Besok ini harus diumumin saat apel pagi mana banyak bungkusan gorengan lagi di sini duh ngak habis pikir lagi saya sama anak - anak" keluh kepala sekolah sambil berjalan keluar dari UKS.

"Guys yang di kantong baju pak kepsek tadi apaan? Kayaknya itu salah satu benda yang kita cari deh" tanya Sabina yang kini menampakan dirinya.

𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang