"Sebenarnya mereka ada dimana sih?" tanya Livia pada Dana yang berdiri di sebelahnya."Yah mana gue tau, guekan cuma nebeng sama lu" jawab Dana sambil menyeka keringatnya.
"Iya juga yah" gumam Livia lalu menghembuskan nafas, lelah.
Siang ini matahari sangat terik, keduanya tidak sanggup.
"Lo liat jam tangan lo tuh" ujar Livia sambil menunjuk jam tangan Dana.
"Hehe iya jamnya mati" balas Dana sambil mengelus jam tangannya.
"Terus ngapain lo pake?" tanya Livia.
"Gue ngikutin Shakil katanya sih biar orang - orang yang nanya jam pada emosi" jawab Dana dengan santainya.
Livia menggeleng pelan.
Nih orang keknya aga kurang. Batin Livia
"Lo ngatain gue di dalam hati kan?" tebak Dana sambil menyenggol lengan Livia.
"Idih sok tau lo" balas Livia.
"Ngaku aja kali" goda Dana sambil mencolek dagu Livia.
Livia kaget, gadis tersebut melotot.
"Sekali lagi lo nyolek dagu gue dengan jari tangan lo yang enggak higenis itu, habis jari - jari lo gue patahin" ancam Livia, membuat Dana merinding.
"Maaf" ucap Dana sambil menyatukan kedua tangannya sambil tersenyum.
Livia menghela nafas.
"Lo pengen balik ke sekolah?" tanya Livia sambil menatap Dana.
"Udah mau balik?" Dana balik bertanya.
"Biar gue sendiri aja yang nyari teman - teman gue di luar sekolah" jawab Livia dengan santai.
"Lah kenapa gitu?" tanya Dana lagi.
"Yah kalau gue pikir - pikir, pencarian teman - teman gue itu sama sekali enggak ada hubungannya sama lo, jadi kayaknya keterlibatan lo dalam pencarian mereka sampai disini aja" jelas Livia.
Dana menggeleng.
"Lo pikir Embun enggak ada hubungan apa - apa sama gue? Dia emang adeknya sahabat dekat gue, tapi gue sebagai sahabat dekat kakaknya udah nganggap dia itu sebagai adek gue sendiri" jelas Dana setengah ngeles agar dirinya tetap bisa menemani Livia.
Livia mengangguk.
"Iya juga yah" ucap Livia.Tiba - tiba perut Dana mengeluarkan bunyi.
"Udah - udah mending sekarang kita makan dulu, ini kasian perut gue bunyi" kata Dana sambil mengelus perutnya.
"Traktir gue dong, ga punya duit nih" sahut Livia sambil tersenyum lebar kearah Dana.
"Apaan sih, time traveler kok miskin amat, gapunya duit" balas Dana lalu tertawa.
Melihat Dana menertawakannya Livia merasa sedikit kesal.
"Kak ini sekarang kita jaraknya jauh banget loh dari sekolah" ujar Livia dengan ekspresi datar.
"Yah terus?" tanya Dana sambil bersedekap.
"Pasti seru banget kalau gue tiba - tiba teleportasi sendirian ke sekolah" jawab Livia.
Dana merangkul lengan Livia.
"Jangan dong" ucap Dana sambil menguatkan rangkulannya.
"Lepas enggak!" pekik Livia.
Dana menggeleng.
"Ntar gua lo tinggalin, gamau" sahut Dana sambil menggeleng.
"Lepas" ucap Livia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁
FanfictionHidup lagi cape - capenya malah jalan ke masa lalu. By adoreniki