Maafkan typo yang bertebaran
Selamat membaca🫰
-
"Eh minggir dong Liv, gue juga pengen main" usir Mentari melihat Livia yang duduk di tangga playground taman.
"Sabina sama Aruna lama banget, mereka kemana yah" kata Dara sambil menguap lebar.
"Ih gimana sih lu jorok amat, kalo nguap tuh mulutnya ditutup" sahut Mentari.
"Yah terserah gue lah" balas Dara sambil melirik sinis Mentari.
Mentari menggeleng.
"Pake geleng kepala segala lo, kayak orang bener" cibir Livia sambil menatap Mentari.
"Lah emangnya kenapa?" tanya Mentari.
Untuk menghindari debat Livia menggeleng.
"Disamper beneran dong" celetuk Mentari begitu melihat Razka yang memarkirkan motornya di parkiran taman.
"Mbun liat tuh siapa yang dateng" panggil Dara pada Embun yang sedang duduk di ayunan.
Embun mengalihkan pandangannya kearah Razka yang berjalan mendekat kearahnya.
"Lah ngapa dia kesini? Siapa yang kasih tau ke dia kalau kita ada disini?" tanya Embun sambil menatap curiga Livia, Mentari dan Dara secara bergantian.
"Bukan kita yah tapi Sabina" sahut Livia yang takut terkena amukan Embun.
"Udah mbun ngobrol aja sana" suruh Dara sambil tersenyum meledek.
"Gue mau ngobrolin apaan coba sama dia? Dekat aja enggak" tolak Embun sambil mengangkat kedua bahunya.
"Mbun lo gue laporin Sabina nih" ancam Livia yang berpura - pura ingin menghubungkan telepati.
"Iye iye ah" ucap Embun yang malas mendengar ocehan Sabina.
"Cie cie" ledek Mentari.
Embun mendengus kesal, gadis tersebut bangkit dari ayunan lalu berjalan kearah Razka yang tersenyum kearahnya.
"Lo ngapain kesini?" tanya Embun dengan ekspresi datar.
"Mau ketemu sama lo" jawab Razka sambil menatap wajah Embun.
Embun mengangguk.
"Udahkan?" tanya Embun sambil tersenyum menunjuk dirinya.
Razka mengangguk.
Sedetik kemudian senyum Embun pudar, ekspresinya kini berubah kembali menjadi datar.
"Sekarang balik sana" usir Embun sambil berbalik badan, akan tetapi siapa sangka saat gadis tersebut berbalik badan, dirinya mendapati Sabina dan Aruna yang sudah ada disana bergabung bersama Mentari, Livia dan Dara.
"Mbun" panggil Sabina sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.
Razka mengajak Embun untuk duduk di bangku pinggiran taman yang posisinya menghadap jalanan dan membelakangi playground.
"Embun gue mau nanya sesuatu sama lo" celetuk Razka.
"Silahkan" sahut Embun sambil melihat jalanan yang sunyi, sama sekali tidak ada kendaraan yang melintas di jalan tersebut.
"Kenapa sih lo marah mulu kalau sama gue? Emang di masa depan atau masa lalu lo, gue pernah buat salah gitu sama lo? Kalau iya yah tolong lo jelasin biar gue perbaikin dari sekarang, gue enggak enak bangat soalnya di judesin mulu sama lo, gue merasa kayak penjahat yang lupa ingatan" tanya Razka setelah itu menggigit bibir bawahnya menunggu jawaban dari Embun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁
FanfictionHidup lagi cape - capenya malah jalan ke masa lalu. By adoreniki