𝟬𝟲. gotcha!

46 5 7
                                    

Maafkan typo yang bertebaran

Selamat Membaca

Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ

"Lu berdua ngapain ngeliatin gua kayak gitu? Ngajak berantem?" tanya Mentari sambil menampar pelan wajah kedua temannya.

"Di hidung lu ada upil soalnya" jawab Livia sambil menunjuk upil Mentari.

Reflek Mentari langsung membersihkan upilnya yang memang betul - betul ada.

"Gue pikir ada sesuatu diantara lo berdua" timpal Embun menggeleng pelan melihat Livia yang tertawa menatap Mentari.

"Iya ada, dia ngutang sama gue" celetuk Livia sambil menunjuk Mentari.

"Guys gue kangen makan di kantin sekolah, kita makan di kantin yuk" ajak Mentari sambil mengelus perutnya.

Sabina mengangguk antusias, kebetulan dirinya saat ini sedang lapar.

"Gue takut ketemu diri gue sendiri" ungkap Dara sambil menghela nafas.

"Lo lupa kalau kita jarang ke kantin? Kita kan biasa nitip jajanan doang" celetuk Sabina yang sangat ingat masa-masa kelas 10 mereka yang sangat suram dan penuh tekanan dari wali kelas mereka.

"Biasalah anak ambis" celetuk Aruna sambil menggeleng pelan.

"Berarti gue, Livia, Mentari sama Aruna ngak boleh ngantin gitu?" tanya Embun dengan perasaan yang lega.

"Ih ngak mau! Pokoknya gue mau ngantin" protes Mentari sambil menatap ke bawah, tepatnya kearah kelas yang terletak di dekat lapangan.

Dari dalam kelas tersebut terlihat tiga orang gadis yang keluar sambil tertawa. Tiga gadis tersebut adalah dirinya sendiri, Embun dan Livia di masa lalu.

Dara yang ikut menatap ke bawah pun memukul pelan bahu Mentari.

"Udahlah cari aman aja bestie, dari pada semuanya gagal cuma karena kemauan ngantin lu itu" timpal Dara yang paham perasaan Mentari.

Mentari mengangguk.

"Berarti sekarang Dara sama Sabina yang ngantin" putus Aruna sambil menunjuk Sabina dan Dara.

"Jangan lupa bawa jajanan yang banyak - banyak" sosor Mentari yang lapar.

"Iya bawel" sahut Sabina dengan ketus lalu menghilang dari sana.

"Gue mau puasin diri dulu ngeliatin lapangan yang belum berubah" kata Embun sambil menatap ke bawah.

"Iye iye liatin aja terus sampe bola mata lo jatoh ke bawah" celetuk Mentari.

"Idih amit amit" ucap Embun.

Livia, Aruna dan juga Mentari duduk di pojokan atap tersebut sambil menunggu jajanan dari Dara dan Sabina.

Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ

"Dara itukan Arga" bisik Sabina di telinga Dara begitu melihat crushnya di masa depan.

"Udahlah Sab, kita fokus memenuhi isi perut dulu kali urusan cowoknya ntar aja kalau udah kenyang" sahut Dara dengan tatapan tajamnya.

Sabina memanyunkan bibirnya lalu ikut memilih gorengan yang akan mereka beli.

"Gue mau bakwan, perkadel jagung sama apa aja yang mengenyangkan oh iya! nasi kuning juga" gumam Sabina lalu meraih penjepit gorengan.

Sabina tersentak kaget begitu tangannya tidak sengaja dipegang oleh seseorang yang hendak mengambil penjepit gorengan juga.

𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang