𝟮𝟯. akan menyusul

11 1 0
                                    


"Kak Shakil" sapa Sabina yang tiba - tiba menghampiri Shakil yang sedang duduk sendirian di depan sekret eskul pecinta alam.

Shakil yang melihat kedatangan Sabina sedikit terkejut.

"Lo ngapain kesini malam - malam?" tanya Shakil pada Sabina.

Sabina bingung harus menjawab apa.

"Tadi gue nemenin teman gue yang helmnya ketinggalan di kelas, terus tiba - tiba mereka nakutin - nakutin gue" jelas Sabina sambil menggaruk tengkuknya.

Shakil mengerutkan dahinya.

"Terus ngapain lo lari kesini?" tanya Shakil yang masih kebingungan.

Jawab apa sekarang?. Batin Sabina

"Gatau kak" jawab Sabina sambil menunduk.

Shakil menghela nafas.

"Yaudah tunggu disini, gue ambil air dulu" kata Shakil sambil berjalan ke dalam sekret.

Sabina duduk sambil memikirkan kembali jawabannya terhadap pertanyaan Shakil.

"Apasih jawaban gue ngawur" gumam Sabina sambil menjambak dirinya sendiri.

"Sabina lo kenapa?" tanya Shakil begitu melihat Sabina yang menjambak dirinya sendiri.

"Hah? Ini kak kayaknya kepala gue ada kutunya" jawab Sabina asal - asalan yang membuat batinnya kembali berteriak.

AAAAA GUE KENAPA SIH. Batin Sabina

"Lo sakit? Atau habis ngeliat sesuatu?" tanya Shakil yang seketika was - was.

Sabina menggeleng lalu menerima secangkir air dari Shakil.

"Lo sakit?" tanya Shakil sambil memegang bahu Sabina.

Tujuan utama Shakil memegang bahu Sabina sebenarnya ingin memastikan bahwa Sabina benar - benar manusia, bukan hantu yang menyamar sebagai manusia.

"Kayaknya gue cuma kecapean kak" jawab Sabina setelah meneguk air segelas.

Shakil mengangguk.

"Oh iya kak katanya malam ini yang piket jagain sekret sampai jam sembilan malam tuh kak Shakil, kak Jaya sama kak Razka kan?" celetuk Sabina.

"Hah? Lo tau dari mana Sab?" tanya Shakil dengan tatapan menyelidik.

Jantung Sabina kembali berdetak cepat apalagi saat Shakil terus menatapnya tanpa berkedip.

Mata Sabina seketika berbinar melihat mading yang terpajang di dinding sekret.

"Itu tuh tau dari situ" kata Sabina yang terbata.

"Ohh" ucap Shakil yang kembali menatap Sabina dengan tatapan bersahabat.

"Emang kak Razka sama kak Jaya kemana kak? Kok kak Shakil sendirian disini?" tanya Sabina.

"Si Razka tadi pamit balik duluan katanya ada keperluan mendadak, kalau si Jaya lagi beli cemilan di supermarket" jawab Shakil.

"Ohh" ucap Sabina.

"Lo enggak pulang dek?" tanya Shakil.

"Kak Shakil ngusir gue?"

Shakil menggeleng.

"Besok sekolah loh Sab" celetuk Shakil.

"Lah emang elu enggak sekolah kak?" balas Sabina.

Shakil terkekeh.

"Gua laki jadi aman" kata Shakil sambil menepuk dadanya.

"Lah kalau laki juga mau diapain kak?" tanya Sabina sambil tertawa.

𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang