JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
MAAFKAN TYPO YANG BERTEBARAN
SELAMAT MEMBACA!
Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ
Setelah kaca jendela berhasil dipecahkan kedua pelaku yang memecahkan kaca jendela kelas buangan tersebut keluar dengan hati - hati.
"Malam ini kita keren banget, mecahin kaca jendela kek di film - film action gitu" celetuk Mentari sambil meregangkan tubuhnya.
Dara menggelengkan kepalanya melihat tingkah Mentari, dari kelima temannya mengapa dia harus terdampar bersama dengan Mentari disituasi seperti ini? Seandainya bisa memilih, mungkin saja Dara lebih memilih terdampar bersama Aruna, Livia, atau Embun.
"Udahlah dar, dari pada kelamaan mikir mending kita pulang ke rumah gue aja hayuk, gue capek banget pen bobo" ajak Mentari sambil menarik lengan Dara.
"Yah ngak bisa gitu dong Mentari, kita harus nemuin Aruna, Sabina, Livia sama Embun dulu terus diskusi soal barang yang harus kita temuin" tolak Dara sambil menepis pelan tangan Mentari.
Mentari menghentak - hentakan kakinya dengan kesal.
"Ih besok aja kali nyarinya, feeling gua mereka aman - aman aja kok sekarang" rengek Mentari sambil bersedekap.
Dara berjalan meninggalkan Mentari, gadis tersebut tidak peduli dengan Mentari yang berkelakuan seperti anak kecil.
"DARA!" teriak Mentari memanggil Dara yang kini berjarak empat meter darinya.
Dara berbalik kearah Mentari.
"Kalau lu mau balik duluan, balik aja sana! Gue masih mau cari yang lain dulu" tegas Dara sebelum kembali melanjutkan jalannya.
Mentari terdiam di tempat lalu menghela nafas panjang. Sungguh, malam ini adalah malam yang sangat melelahkan baginya.
"DARAMUDA DARANYA PARA REMAJA! TUNGGUIN GUA. YAKALI GUA PULANG" teriak Mentari sambil berlari mengekori Dara yang punggungnya mulai hilang di telan jarak.
Dara yang mendengar teriakan Mentari dari kejauhan reflek menghentikan langkahnya.
"Lu jangan teriak - teriak Mentari, ntar kalau ada orang atau satpam gimana?" sentak Dara sambil menaruh telunjuk didepan bibir.
Mentari yang mendengar perkataan Dara barusan mengangguk.
"Eh feeling gua beberapa diantara mereka ada di lorong penghubung antara kantin dan lapangan" bisik Mentari sambil menatap Dara.
Dara mengerutkan dahinya.
"Feeling doang sih dar, kalau lu percaya dan ikutin yah Alhamdullilah yah kalau lo ngak percaya atau ngak mau kesana yaudah sih" lanjut Mentari yang melihat ekspresi bingung Dara.
"Yaudah ayo kita kesana, semoga aja lampu lorongnya bisa nyala biar kita berdua ngak kesusahan lewat situ soalnya kan disitu jalannya lagi ada meja - meja sama kursi rusak yang ngak kepake" saran Dara lalu menarik lengan Mentari agar segera mengikutinya.
"Lagian ngapain ditaruh disitu sih, kayak ngak punya gudang aja nih sekolah hadeh" celetuk Mentari sambil menatap sekitarnya.
Begitu langkah keduanya hampir sampai di bagian lorong sekolah, dari tangga sebelah lorong gelap tersebut terlihat dua orang yang sedang menuruni tangga dengan tergesa - gesa.
"Eh itukan Aruna sama Embun" ucap Dara sambil berlari kearah tangga tersebut.
"Kalian" sentak Aruna yang melihat Dara dan Mentari berdiri di ujung tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁
Fiksi PenggemarHidup lagi cape - capenya malah jalan ke masa lalu. By adoreniki