S E L A M A T M E M B A C A•••
Mentari menatap kelima temannya yang sedang bersantai sambil memakan keripik pisang diruang keluarganya.
"Jam tujuh lewat dua puluh" teriak Mentari sambil mendongkak menatap jam dinding.
Dara yang sedang berbaring di karpet berbulu tepat di depan televisi melirik Mentari sekilas lalu kembali melihat ke arah televisi yang menayangkan kartun Sofia the First.
"Mentang - mentang udah dapetin dua benda udah mau nyantai aja" sindir Mentari sambil duduk di sebelah Aruna yang sedang menghayal.
"Emang lo ngak cape jalan - jalan keliling sekolah ri? Gue mah capek banget" tanya Embun dengan suara lemahnya.
"Masih pagi kok lemes" sindir Mentari sambil bangkit dari sofa dan memulai pemanasan.
Livia melirik Mentari sekilas lalu menghela nafas panjang.
"Kita santai aja dulu ngak sih ri, mumpung orang rumah lo lagi keluar kota" ujar Sabina sambil meregangkan tubuhnya.
"Minimal mandi lah lu pada" celetuk Mentari sambil menutupi hidungnya.
Mentari mendengus kesal begitu tidak ada yang menanggapinya.
"Livia jadi kak Dana udah mau ngasih cincinnya ke lu?" tanya Mentari sambil menatap Livia yang memakan keripik.
Livia yang baru ingin menyuap keripik ke dalam mulutnya pun tidak jadi.
"Gue bingung gimana mintanya" jawab Livia sambil menatap keripik yang tidak jadi dimakannya tersebut.
"Lah masa diminta" sahut Sabina sambil menatap Livia.
"Dimaling dong" celetuk Dara.
Aruna yang mendengar hal tersebut langsung menyentil jidat Dara.
"Astagfirullah Dara" ucap Aruna sambil mengelus dadanya.
Dara melirik Aruna.
"Kayak lo ngak maling sisir kak Jaya aja na" ledek Dara.
"Itukan bareng sama lo dan itu inisiatif dari lo" balas Aruna.
Dara memutar bola matanya.
"Yah tetap aja kali, coba tanya Embun" cetus Dara sambil menunjuk Embun yang sedang duduk dengan rambut yang menutupi sebagian dari wajahnya.
"Kan tuh sisir gue ganti dengan sisir yang modelan sama warna yang sama" balas Aruna membela diri.
"Tetap aja lu maling na" sahut Livia dengan nada suara menakut - nakuti.
"Ih kan udah gue ganti" balas Aruna dengan suara lantang.
"Dari pada debat mending tanya umi pipik" sahut Sabina sambil mengarahkan dagunya ke arah Embun.
"Kalau barangnya diganti ngak papa kan mbun?" tanya Aruna pada Embun yang sedari tadi diam saja.
"Mbun" panggil Aruna yang masih tidak disahuti oleh Embun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁
FanfictionHidup lagi cape - capenya malah jalan ke masa lalu. By adoreniki