𝟮𝟱. taman pt2

10 1 0
                                    


Maafkan typo

Selamat membaca

-

"Buset lo dari mana aja? Ini gue telepati sama lo udah mau setengah jam-an loh, kok lo baru sampe disini sekarang sih?" tanya Dara begitu melihat Sabina yang baru tepat di hadapannya.

"Yaelah ra lo pikir cari tempat teleportasi disekolah se gampang itu? Tadi gue habis dikejar lagi sama satpam" jawab Sabina sambil mengelap keringat di dahinya.

"Eh si Embun mana?" tanya Sabina yang posisinya saat ini membelakangi Embun dan Razka yang sedang berdiri.

"Guys akhirnya gue sampe juga disini" sapa Aruna yang muncul dengan dua tangan yang menenteng kresek belanjaan.

"Ih minta dong" kata Mentari yang segera merampas kresek Aruna.

"Gua juga" sahut Livia.

"Gue tebak pasti mereka ketemuannya enggak bakal lama, Embun pasti bakal ngusir kak Razka lagi" bisik Dara sambil menunjuk Embun yang tiba - tiba berbalik.

Sabina yang melihat Embun berbalik segera menggeleng dengan mata yang melotot, hal tersebut mampu membuat Embun kembali berbalik kearah Razka dan membelakangi teman - temannya.

"Nah gitu dong, eh na lo nyolong duit siapa?" tanya Sabina sambil menatap belanjaan Aruna.

"Nyolong ... nyolong ... Pala lu peang, ini di beliin sama kak Jaya tadi" jawab Aruna sejujurnya.

"LO MALAK KAK JAYA?!" teriak Livia yang kaget, tidak menyangka bahwa Aruna se preman itu.

"Yah enggak lah, yakali gue malak dia" bantah Aruna.

"Niatnya tadi gue mo belanja sesuatu buat kita makanin, nah terus gue ketemu dia di supermarket yaudah kita ngobrol terus tiba - tiba pas di kasir dia pamit duluan eh tau - taunya dia bayarin belanjaan gue. Habis itu dia kabur" jelas Aruna agar ke-4 temannya yang mulai soudzon tersebut mengerti.

"Wih baek banget yah kak Jaya" puji Livia sambil mengambil roti di dalam kresek.

"Ceritanya gitu doang? Kalau gitu gue mau kesana dulu, sampai jumpa" pamit Mentari lalu menghilang dari sana.

"Mentari" panggil Sabina dengan geram.

"Udah sab biarin aja" kata Dara yang sudah lelah dengan tingkah Mentari.

"Lo ngapain sama ka Shakil di sekolah?" tanya Dara pada Sabina.

Mendengar hal tersebut seketika Aruna langsung mengalihkan pandangannya menatap Sabina.

"Yah enggak ngapa - ngapain, cuma ngobrol doang terus dianya ngusir gue" jelas Sabina sambil memanyunkan bibirnya.

"HAHAHAHAHA" tawa Livia, Aruna dan Dara pecah.

"Dahlah males gue, kayaknya tadi ka Shakil ngira gue setan deh soalnya dia kayak takut - takut gitu ih kesel banget" rengek Sabina sambil memukul - mukul lengan Dara.

"Ngapa lu mukul gua" omel Dara sambil memukul balik lengan Sabina.

"Ck ck ck liat noh teman kalian" kata Livia sambil menunjuk Mentari yang berdiri di hadapan Razka dan Embun.

"ASTAGFIRULLAH"

"Tuhkan kan kak Razka kaget, saran gua seret aja Mentari kesini" usul Aruna sambil menunjuk Mentari yang sedang bersedekap.

Baru saja Livia ingin teleportasi ke belakang Mentari, tiba - tiba ada sebuah mobil yang berhenti disekitar sana dan pengendaranya menyapa Razka.

"Eh itu kak Hilal bukan sih? Cowo yang waktu itu sering nontonin live instagram Mentari sama Embun" celetuk Livia sambil menatap Aruna.

𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang