S e l a m a t M e m b a c aMaafkan typo yg bertebaran xixixi
°°°
Hari ini tibalah bagi mereka kembali mencari beberapa benda yang harus mereka temukan tersebut.
"Masalahnya nih yeh tuh tiga benda lagi mau kita temuin dimana?" tanya Sabina dengan putus asa.
Saat ini keenam gadis tersebut sedang duduk di bangku depan green house sekolah.
"Gue juga bingung sab" sahut Aruna yang ikut putus asa.
"Eh lo pada liat deh kelas itu tuh, kayaknya dalamnya adem banget deh" celetuk Embun yang sedari tadi memperhatikan satu kelas di lantai dua yang jendelanya terbuka.
"Ih itu mah kelasnya kak Gama, dalemnya emang adem sih soalnya gue pernah kesitu nyamperin kak Gama" sahut Mentari yang tiba - tiba menjadi antusias, mengingat masa lalunya.
"Tapi gue udah ngak suka lagi sama kak Gama, sekarang gue sukanya sama kak Haga" lanjut Mentari yang kembali lesu.
"Ga ada yang nanya ri" sahut Sabina.
Dara menggelengkan kepalanya.
"Udah deh guys sekarang kalian ngak usah bahas cowok, kita fokus aja dulu" ujar Dara yang muak.
"Dengerin tuh" sahut Livia sambil menatap Mentari dan Embun secara bergantian.
"Lah emangnya selama ini lo pikir kita ngak fokus gitu?" tanya Mentari dengan nada suara yang meninggi, sambil menatap sinis Dara.
"Menurut lo sendiri aja!" jawab Dara dengan ketus.
"Iya juga yah selama ini emang kita agak kurang fokus dikit sih hehehe" celetuk Mentari sambil terkekeh melihat Dara yang hendak memukulnya dengan sapu lidi yang berada disekitar mereka.
"Halah lo juga ngak fokus yah, ngak usah nyalahin kita - kita" cibir Sabina dengan lirikan tajamnya kearah Dara.
Dara mengerutkan dahinya.
"Maksud lo?" tanya Dara sambil mengangkat sebelah alisnya.
"ASTAGA ITU NARAN CAKEP BANGET" teriak Aruna dengan histeris sambil menunjuk ke sembarang arah.
"MANA MANA MANA?" tanya Dara yang langsung melihat kearah yang ditunjuk oleh Aruna.
"No comment mah kita" kata Sabina dan Mentari bersamaan.
Dara menahan tawa setelah itu kembali memasang wajah datar, akan tetapi dirinya tidak bisa karena Mentari, Sabina, Livia dan Aruna yang terus meledeknya. Hal tersebut membuatnya tersenyum dan ngakak salting.
"Kak Shakil kemana yah, udah lama ngak liat wajah tampannya" rengek Sabina tiba - tiba sambil menarik - narik akar pohon beringin.
Dara mengelus dada.
"Astagfirullah" ucap Dara.
"Lah itu kak Shakil" kata Aruna sambil menunjuk Shakil, Jaya dan Razka yang berjalan kearah green house.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁
FanfictionHidup lagi cape - capenya malah jalan ke masa lalu. By adoreniki