Maafkan typo yang bertebaran
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
SELAMAT MEMBACA!
Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ
Saat ini Embun, Livia, Dara, Aruna, Mentari dan Sabina sedang berada di atap sekolah, ke enam gadis tersebut sudah rapi dengan seragam sekolah yang mereka pinjam di koprasi sekolah.
"Gue baru tau kalau pemandangan diatas sini bakal indah kayak gini" kata Mentari dengan sangat heboh.
"Akhirnya setelah sekian lama keinginan kita naik kesini kesampean juga, seneng banget gua" sahut Aruna dengan mata yang berbinar - binar menatap ke bawah, tepatnya kearah gazebo yang terletak di pinggir lapangan. Disana terlihat seorang lelaki yang sedang duduk melamun.
"Na lu bawa buku itu ngak?" tanya Dara pada Aruna yang terus memperhatikan seseorang yang duduk di gazebo, kini lelaki tersebut berdiri karena teman - temannya yang memanggilnya.
"Duh sorry Dar, ngak gua bawa bukunya, gue lupa soalnya" jawab Aruna sambil menggaruk tengkuknya.
"Tenang, sebagai teman sejati sehidup semati gue bakal ngambilin buku itu buat lo" sosor Mentari tiba - tiba sambil menepuk belakang tubuh Aruna.
Aruna mengangguk, dia senang aktifitas menatap doinya di masa lampau tidak terganggu. Menurutnya crushnya di masa SMA sangat imut berbeda dengan crushnya saat berada di masa depan yang terlihat seperti ngabers. Apakah kalian tau ngabers?
"Sabina lu ikut gua yah" tawar Mentari sambil mengguncang tubuh Sabina yang kini sedang melamun.
"Ih lu ganggu gue aja" decak Sabina yang kesal, lamunannya harus terganggu oleh Mentari.
"Temenin gue" ajak Mentari sambil memeluk lengan Sabina.
"Ngak ah males banget gua" tolak Sabina yang sedang malas melakukan apapun, walaupun mereka tinggal berteleportasi secepat kilat ke rumah Aruna tapi tetap saja dia sedang tidak ingin kemana - mana.
"Yaudah deh yang waras ngalah, gue aja yang ikut lu. Dari pada lama" sahut Livia mengajukan diri.
Mentari mengangguk, sebelum kedua gadis tersebut berpindah tempat Aruna langsung mengatakan dimana dirinya menyimpan buku panduan tersebut.
"Gue agak bingung sama buku panduan itu" tutur Aruna tiba-tiba begitu teringat hal janggal yang tadi malam ditemuinya.
"Emang bukunya kenapa?" tanya Embun yang baru bersuara.
Aruna mengerutkan dahinya lalu berbalik kearah teman-temannya.
"Bukunya kayak ada yang nyabotase gitu masa tintanya ada yang beda" jawab Aruna.
"Siapa yang nyabotase?" tanya Embun yang penasaran.
Aruna menggeleng pelan.
"Gue ngak tau, ntar kalau bukunya udah dateng bakal gue tunjukin deh. Oh iya! Bang Aidan ngasih kita pesan kalau benda yang kita cari tuh bukan cuma satu doang tapi tujuh, terus katanya sebelum kita bertindak kita harus baca selalu buku panduan itu biar ngak sesat" jelas Aruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁
FanfictionHidup lagi cape - capenya malah jalan ke masa lalu. By adoreniki