𝟭𝟲. kegalauan yang menular

36 4 19
                                    


SELAMAT MEMBACA
Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ

•○••○••○••○••○••

"Gue baru ingat kalau ini masa - masa pdkt kak Haga sama Kazumi hehe" kekeh Embun sambil menepuk belakang tubuh Mentari yang sedang badmood.

"Mundur wir saingan lu Kazumi si cewek blasteran jepang" sahut Sabina setelah itu tertawa nyaring membuat Mentari segera melepas sapatunya.

"Ampun ri jan lempar gue" bujuk Sabina sambil menyatukan kedua tangannya.

Mentari menghela nafas lalu memakai kembali sepatunya.

"Yailah kan udah gue kasih tau kalau jatuh cinta sama masa lalu itu ngak ada gunanya karena ujung - ujungnya kita bakalan balik" celetuk Embun.

Mentari menatap kearah lapangan dengan raut wajah murung, di lapangan dia melihat Haga yang sedang bermain basket bersama Kazumi.

"Kenapa harus umi sih" rengek Mentari sambil memeluk Embun di sebelahnya.

"Umi ... umi.. namanya Kazumi tau bukan umi, kalau umi mah umi pipik yang ada di sebelah lu tuh" timpal Sabina dengan dagu yang mengarah ke Embun.

"Baru juga berapa hari di masa lalu, kalian udah kayak gini" keluh Embun yang sudah lelah tinggal di masa lalu.

"Kita pulang aja kalau gitu dari pada gue jadi gosong sendiri disini terbakar api cemburu" usul Mentari.

"Eh mana bisa gitu ri, gue belum ketemu sama kak Shakil lo kalau mau pulang yah pulang aja sendirian si Embun sama gue" tolak Sabina lalu menarik Embun dari Mentari.

Tidak mau kalah, Mentari kembali menarik Embun dari Sabina.

"Embun lagi mager tau, jangan paksa dia buat jalan - jalan, dia mau balik ke rumah gue bareng sama gue" timpal Mentari.

Sabina kembali menarik Embun.

"Ngak mau! Embun sama gue pokoknya lo pulang aja sana sendiri" kata Sabina sambil menarik Embun ke belakang tubuhnya.

"Ugh apaan sih lu pada!" sentak Embun yang kesal diperebutkan oleh Sabina dan Mentari.

"Kalian kok suka banget sih disini?" tanya Razka yang tiba - tiba sudah berada di atap.

"Yah terserah kita lah, emang kenapa kalau kita suka disini?! Ada masalah gitu buat lo?" tanya Embun sambil melirik sinis Razka.

Melihat tingkah Embun barusan Sabina benar - benar tidak kuasa untuk menahan tangannya yang ingin mencubit pinggang Embun.

"Awh sakit" ringis Embun sambil memukul berkali - kali tangan Sabina yang masih saja menempel di pinggangnya.

"Kak Razka ada perlu apa kesini?" tanya Embun sambil mengangkat kedua alisnya.

"Cuma pengen liat lo aja sih mbun eh ternyata masih ada" jawab Razka sambil menatap Embun.

"Cieeeeeeeee" ledek Sabina dan Mentari.

Embun menghela nafas panjang.

𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang