JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
TYPO BERTEBARAN
SELAMAT MEMBACA
Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ
Sabina menutup matanya mencoba untuk menghubungi Dara melalui telepati.
"Apaan woi?"
"Dar please, mak gua tiba - tiba nemuin gue. Gimana nih?"
"Lu yang bocil mana?"
"Lagi tidur, sumpah muka gue dulu buluk banget item, kusem bruntusan"
"Gue sekarang lagi di gudang rumah gue nih, banyak nyamuk lagi"
"Ngak nanya"
"Ngeselin banget sih lu!"
"Sekarang gua gimanaaa?"
"Haduh udah lah lu pinter - pinter aja menghindar biar ngak ketemu diri lu yang buluk itu"
"Santai aja kali ngehinanya"
"Lah gue kan ngikutin elo"
"Yaudah serah serah, bye"
Sabina memutus telepatinya bersama Dara.
"KAK SABINA CEPETAN BOKERNYA WILAN JUGA MAU BOKER" teriak adik Sabina sambil memukul pintu secara brutal.
"Ya ampun nih anak ngagetin banget sih" geram Sabina lalu membuka pintu kamar mandi.
"Cepetan move lu kak, gue udah ngak tahan" usir Wilan sambil menarik Sabina keluar dari kamar mandi.
Sabina menghela nafas panjang, lalu menjambak rambut Wilan yang menurutnya sangat kurang ajar menghempasnya begitu saja.
"AAAAA MAMAA KAK SABINA JAMBAK WILAN" teriak Wilan.
"BACOT LU!" bentak Sabina sambil memelototkan matanya kearah adiknya dan menutup pintu kamar mandi.
"SABINA JANGAN GANGGUIN ADEKNYA MULU" teriak ibu Sabina.
"Kalau gue yang lagi tidur bangun gimana? Tapi semoga aja enggak" gumam Sabina yang kesal pada teriakan-teriakan yang dapat berpotensi membuat dirinya yang bocil SMA terbangun.
Ⓦⓐⓛⓚ Ⓘⓝⓣⓞ Ⓣⓗⓔ Ⓟⓐⓢⓣ
Saat ini entah mengapa Embun malah membayangkan balkon kamar Livia.
"Lu ngapain kesini?" tanya Livia yang sedang bersembunyi dibelakang sofa balkonnya.
"Itu jendela balkon lu belum ketutup, gak takut kemasukan kuyang apa" bukannya menjawab pertanyaan Livia. Embun malah berdiri dan hendak menutup jendela balkon Livia.
"DASAR TUKANG NGEBANTAH!" teriak kakak Livia sambil menjambak Livia membuat Embun yang menonton menjadi ketar - ketir ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗪𝗮𝗹𝗸 𝗜𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗣𝗮𝘀𝘁
FanfictionHidup lagi cape - capenya malah jalan ke masa lalu. By adoreniki
