part 14

986 39 1
                                    

di pagi ini di hari ini khansa sudah bersiap untuk berangkat ke pondok untuk mengajar disana, khansa diantar oleh zaki ke pondok, setelah setengah jam perjalanan khansa dan zaki pun sampai di pondok zaki pun mengantar khansa ke ndalem

"assalamualaikum" zaki

"waalaikumsalam" khansa mendengar suara yang tidak asing tak lama pun keluar habib zaidan dari ndalem

"zaki silahkan masuk" habib zaidan

"nggeh bib, ayo sa" zaki

"tunggu sebentar ya saya panggil umi" habib zaidan

"oiya bib" ucap zaki

tak lama setelah itu habib zaidan datang bersama umi

"eh masyaallah ada zaki dan khansa" umi

"assalamualaikum umi" ucap khansa dan zaki menyalimi umi

"waalaikumsalam, khansa sudah siap mengajar" tanya umi

"insyaallah siap umi" khansa

"yaudah nanti zaidan antar ke kelas khansa mengajar nanti ya sekalian zaidan juga hari ini ada jam pelajaran mengajar agama" umi

"nggeh umi" khansa

"yaudah kalau begitu zaki pamit umi zaki hanya mengantar dan menjemput khansa kesini umi" zaki

"oiya nggeh nak hati- hati ya, nanti kamu tidak perlu menjemput nanti biar zaidan saja yang mengantar khansa pulang" zaki

khansa yang mendengar itu pun langsung mengatakan "tidak usah umi khansa tidak mau merepotkan umi dan habib zaidan biar mas zaki saja yang menjemput khansa nanti" ucap khansa sambil sedikit menatap habib zaidan dan habib zaidan pun juga menatapnya

"tidak apa- apa nak sama sekali tidak merepotkan ya kan zaidan" umi

"iya tidak merepotkan, biar saya saja yang mengantar khansa pulang ki, sekalian saya ingin mengenal lebih lagi calon istri saya" ucap habib zaidan

mendengar perkataan habib zaidan khansa sangat sangat kaget ia tidak menyangka habib zaidan akan berkata seperti itu

"nggeh bib terimakasih banyak jika tidak merepotkan, yasudah saya pamit ya umi bib" zaki

setelah kepergian zaki khansa hanya dia di ruang tamu ndalem menunggu habib zaidan bersiap siap untuk mengajar

"khansa umi terimakasih sekali ya khansa sudah mau menerima dan mau menjadi mantu umi" umi

"tidak umi justru khansa yang berterimakasih karena umi telah memilih khansa untuk menjadi istri habib zaidan" khansa

"dari awal umi ketemu khansa umi sudah sangat yakin bahwa khansa pilihan umi yang terbaik umi sangat sayang dengan khansa" umi

"masyaallah terimakasih umi" khansa

"ayo" ucap habib zaidan tiba tiba muncul di ruang tamu

"yaudah khansa berangkat mengajar ya diantar zaidan" umi

"iya umi khansa berangkat ya" ucap khansa menyalimi umi

"zaidan jagain khansa nya" umi

"iya umi" habib zaidan

setelah itu khansa dan habib zaidan berangkat menuju kelas yang berada di pondok di perjalanan tidak ada percakapan tapi tiba tiba khansa membuka percakapan dan menanyakan hal sesuatu kepada habib zaidan

"saya boleh bertanya?" ucap khansa gugup

"boleh tanyakan saja" habib zaidan

"kenapa menerima dan memilih saya, sedangkan banyak wanita lain yang lebih baik dan sholeha daripada saya" khansa

"kamu pilihan saya pilihan umi saya, dan allah pilihkan untuk saya, mungkin ini jawaban dari mimpi mimpi saya dulu, mungkin perempuan didalam mimpi itu kamu allah sudah menentukan jodoh saya itu kamu dari dulu maka nya saya tidak menolak karena saya yakin kamu orang yang tepat yang allah pilihkan untuk saya" ucap habib zaidan

mendengar jawaban habib zaidan khansa sedikit bingung dan hanya bisa diam tidak menjawab lagi perkataan habib zaidan dan bungung terhadap mimpi habib zaidan memangnya apaa yang dimimpikan habib zaidan

"ini kelas nya jika ada apa apa saya ada dikelas sebelah assalamualaikum" habib zaidan

"waalaikumsalam" khansa

setelah itu pun khansa masuk kelas dan mengajar, setelah kurang lebih 2 jam mengajar khansa pun selesai dan keluar dari kelas mengajarnya dan jalan menuju ndalem

"assalamualaikum" khansa

"waalaikumsalam eh anak umi uda selesai ngajarnya" umi

"alhamdulillah sudah umi" khansa

"bagaimana nak pengalaman pertama kamu mengajar anak anak pondok tidak membuatmu kewalahan kan" umi

"alhamdulillah tidak umi mereka semua pada pinta sholeh dan sholeha" khana

"assalamualaikum" ucap habib zaidan tiba tiba saja datang dari selese mengajar

"waalaikumsalam, khansa sebelum pulang makan siang dulu yuk sama umi sama zaidan" umi

"tidak usah umi khansa makan siang dirumah saja khansa tidak mau merepotkan umi" khansa

" kita makan siang saja dulu" habib zaidan

"mau ya nak" umi

"baiklah umi" khansa

mereka pun makan siang bertiga karena kyai ada kerjaan diluar

"khansa tidak usah malu malu ya sebentar lagi kan ini juga bakal jadi rumah khansa" umi

"nggeh umi terimakasih banyak" khansa

"khansa makanan kesukaan nya apa" umi

"khansa semua makanan suka umi tapi yang paling khansa suka lodeh tahu umi" khansa

"wah sama dong seperti zaidan, lodeh tahu itu makanan kesukaan zidan juga" umi

"oiya umi" ucap khansa sambil sedikit melihat habib zaidan yang sedang fokus makan

"umi jadi gasabar nunggu khansa jadi mantu umi" umi

mendengar perkataan umi khansa hanya diam sambil tersenyum tunduk, setelah mereka makan siang habib zaidan pun mengantar khansa untuk pulang

"zaidan hati- hati ya bawa khansa pulang jangan ngebut" umi

"iya umi" habib zaidan

"umi khansa pulang ya assalamualaikum umi" ucap khansa menyalimi tangan umi

kemudian khansa berjalan ke arah mobil habib zaidan yang sudah terdapat habib zaidan didalam nya, khansa lebih memilih duduk dibelakang karena menurutnya mereka masih belum mahramnya jika duduk bersampingan

"masyaallah dia sungguh tau batasan mahram nya" batin habib zaidan

diperjalanan tidak ada percakapan khansa pun hanya diam tapi tiba tiba habib zaidan membuka percakapan

"khansa" habib zaidan

"iya bib" khansa

"apa kamu menerima saya dengan ikhlas" habib zaidan

"insyaallah saya ikhlas menerima, saya yakin pilihan orang tua dan restu orang tua saya itu yang terbaik buat saya" khansa

"saya takut kamu terpaksa menerima nya" habib zaidan

"tidak sama sekali terpaksa bib saya hanya mengikuti jalan allah yang terbaik" khansa

"terimakasih kamu sudah mau menerima saya dan mau menjadi istri saya nanti" habib zaidan

"nggeh bib saya juga sangat berterimakasih sekali karena sudah memilih saya menjadi pendamping habib padahal banyak yang lebih baik dari saya" khansa

"menurut saya kamu yang yang lebih baik dari yang lain khansa" habib zaidan

Habib kuu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang