part 57

448 19 1
                                    

"mas jadi ke gacoan?" tanya khansa diperjalanan setelah selesai acara majelis

"hah mau ke gacoan, ih ayo muna mau" ucap yang satu mobil dengan mas dan mba nya mendengar perkataan mba nya tadi

"kata nya anis mau belanjain kamu gacoan" habib zaidan

"tauk ni mas anis janji mulu, tapi ora ditepati" muna

"yee, muna mah gitu kalau kita janji dikejer terus" habib anis

"lah ya harus dong, janji itu harus ditepati" muna

"hahaha" tawa khansa

"yowes sekarang ke gacoan aku seng bayar" ucap habib anis pasrah

"beneran nis?" khansa

"iya beneran mba" habib anis

"emang duit mu ada ta?" habib zaidan

"lah yo ada lah, meragukan sekali anda ya" habib anis

"muka mas anis kan muka- muka gaonok duite" muna

"kamu ini" cubit habib anis ke pipi adiknya

"ih sakit mas" marah muna mengusap- usap pipi nya

Setelah itu najah yang membawa mobil pun melanjutkan perjalanan menuju resto mie pedas yaitu gacoan, sampai nya di resto gacoan mereka semua langsung mencari tempat duduk di ujung sementara gilang dan najah yang ditugaskan untuk memesan makanan.

"mas jangan pesen yang pedes banget" khansa

"engga sayang cuma level 2 kok" habib zaidan

"mas juga ga terlalu kuat pedas mba" habib anis

"kuat sekarang nis, gara- gara mba masak pedas terus" khansa

"oiya? anis pengen dong sekali- kali riquest makan masakan mba" habib anis

"dih gayaan banget mau riquest" muna

"hahaha, gapapa kali mun emang anis mau makan apa?" khansa

"jangan yang susah loh nis" habib zaidan

"gak susah kok, anis pengen ini loh mba oseng krecek sama perkedel kentang" habib anis

"yowes besok siang mba bikinin buat makan siang ya" khansa

"beneran mba?" habib anis

"iya beneran, muna juga mau riquest?" ucap khansa menawari adik iparnya yang satu lagi

"boleh mba?" muna

"boleh dong cantik" jawab khansa sembari mengucap punggung tangan muna

"muna pengen cookies bikinan mba kemarin aja" muna

"yowes besok mba bikin kan ya" khansa

"matur suwun nggih mba" ucap muna dan habib anis

"mas ga ditanya ni pengen riquest apa?" tanya habib zaidan yang juga ingin ditanya riquest an nya

"walah mamas mau juga?" khansa

"mau lah sayang" habib zaidan

"mau riquest makanan apa emang, hmm?" tanya khansa ke suaminya

"pengen sayur sop yang ada telur puyuh nya sayang" habib zaidan

"siap besok khansa bikinin buat makan siang" khansa

"gapapa kan sayang" habib zaidan

"gapapa dong mamas" khansa

Setelah itu mereka pun menunggu tim untuk membawa pesanan mie mereka, tak lama menunggu pesanan mereka datang mereka pun makan bersama tim, sesekali ada gans yang mendatangi mereka untuk meminta foto dan meminta didoakan.

"assalamualaikum habib, nyai, ifah" ucap seseorang ibu- ibu datang ke meja mereka dengan menggendong anak balita laki- laki

"waalaikumsalam, nggih bu" habib zaidan

"mau minta didoakan bib anak saya" ucap ibu itu, lalu habib zaidan pun memegang kepala anak tersebut dan mendoakan

"ma au ama ante" ucap anak balita tersebut masih dengan kata- kata yang belum jelas ingin digendong oleh khansa

"ututu sini sayang" ucap khansa mengambil anak tersebut dari gendongan ibunya

"minta berkahnya nyai" ucap ibu dari anak itu

"nggih, jadi anak sholeh ya le" ucap khansa sembari mengusap- usap pipi anak itu

"umur piro bu" tanya muna

"3 tahun lebih fah" jawab ibu itu

"walah sudah lumayan lancar ya ngomongnya" muna

"alhamdulillah fah" ibu

"anak sholeh nama nya siapa" tanya habib zaidan ke anak itu yang berada di gendongan khansa

"atih om" jawab anak itu

"fatih bib" ucap ibunya membenarkan kata- kata anaknya

"bagus banget nama nya" khansa

"nggih nyai, namanya diberikan langsung habib fagih sewaktu ada kajian di semarang" ucap itu ibu

"lah iyata?" kaget habib zaidan

"nggih bib" ibu

"walah, masyaallah banget dipertemukan lagi ya" habib zaidan

"nggih bib, fatih ayo sama ibu yok habib sama nyai nya mau makan dulu" ucap ibu itu ingin mengambil fatih dari gendongan khansa

"atih au ain ama dedek ayi ibu" ucap fatih tiba- tiba dan membuat khansa, habib zaidan, muna dan habib anis beserta ibunya bingung

"adik bayi yang mana fatih" tanya habib anis

"yang ni om" tunjuk fatih ke daerah perut khansa, setelah melihat fatih menunjuk perut khansa tadi semua langsung terdiam, diam antara kaget senang maupun bingung

"eh fatih, nyai saya ijin ambil fatih ya" ucap ibu itu mengambil fatih dari gendongannya

"oiya bu, fatih dedek nya yang mana sih tante mau tau juga ni" tanya ulang khansa

"sayang" ucap habib zaidan karena ia tidak mau membuat istrinya sedih, sedih karena mengingat kembali calon anaknya kemarin yang telah diambil oleh allah

"gapapa mas" jawab khansa pelan

"yang mana fatih?" khansa

"itu, adik nya sepelti atih uga" jawab nya

"adik cowo?" tanya khansa

"iya ante" fatih

"masyaallah anak pinter" ucap khansa mengusap lembut kepala fatih

"nyai, habib, ifah kalau begitu saya permisi maaf kalau perkataan fatih sudah menyinggung nyai dan habib" ibu fatih

"nggeh tidak sama sekali bu, justru saya senang bertemu dengan fatih" khansa

"sehat- sehat ya le" habib zaidan

"nggih terimakasih nyai dan habib atas doa- doa nya, kalau begitu saya pamit nggih assalamualaikum" ibu fatih

"waalaikumsalam" jawab khansa, muna, habib zaidan dan habib anis, mereka pun kembali duduk dan melanjutkan makan

"mba, jangan dimasukin di hati ya" ucap muna sembari jalan menuju parkiran setelah selesai makan

"masukkan di hati opo?" khansa

"perkataan anak tadi" muna

"wes gapapa mun, namanya juga anak kecil" khansa

"tapi kenapa dia bisa bilang gitu ya mba?" bingung muna

"mba juga bingung mun kenapa bisa fatih bilang gitu, mba jadi kepikiran antara sedih dan senang" khansa

"jangan sedih lah mba, muna gamau kalau mba sedih" ucap muna sudah berada di dalam mobil bersama khansa, sedangkan habib zaidan, habib anis dan tim nya masih berada di area luar parkiran sedang merokok

"astagfirullah mun" ucap khansa tiba- tiba


***

Habib kuu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang