3.

81 4 0
                                    

Akhirnya Viona dan Rei jadi menikah. Sejak pertama kali melihat Viona, Rei sudah menyukainya, karena Viona cantik, manis dan terlihat seperti perempuan baik-baik.

Sedangkan Viona? Ia membenci Rei, walau ayahnya tidak bohong. Rei memang tampan, tapi sebenarnya Viona sungguh berat untuk menikah. Ia melakukan itu hanya karena emosi dan memancing Felix agar segera menikahinya.

Namun, hingga hari pernikahan tiba, tetap tidak ada perubahan dari Felix sama sekali. Tetap cuek.

Viona sampai harus merendahkan harga dirinya lagi. Sehari sebelum pernikahan ia menghubungi Felix.

"Felix, besok aku akan menikah. Apa kau baik-baik saja? Aku ingin berdiri denganmu di pelaminan, bukan dengan pria lain", ucap Viona sambil menangis.

Felix tidak tahu harus menjawab apa, hingga di ujung telefon Viona memanggil kencang, "Felix?!"

"Aku akan datang besok, Vio", jawab Felix akhirnya.

"Benarkah itu, Felix? Baiklah, aku percaya padamu dan aku akan menunggumu", ucap Viona sebelum memutuskan telefon.

Namun keesokan harinya, batang hidung Felix tidak terlihat sama sekali. Hingga Viona harus menjalankan hari pernikahan sesuai rencana.

"Bahkan ia tidak datang menyelamatiku" gumam Viona sedih.

°°°

Sejak hari pertama menikah, Viona hidup bagai di neraka. Hidup bersama pria asing yang tidak ia cintai.

Bukan Viona saja yang tersiksa, Rei juga jadi serba salah. Apapun yang ia lakukan dan katakan selalu salah di mata Viona. Ia baru sadar Viona menikahinya karena terpaksa.

Sejak malam pertama saja Viona sudah menolak untuk sekamar. Rei masih ingat kata-kata Viona, "jangan menyentuhku, brengsek. Aku tidak sudi tidur denganmu".

Suatu hari, Rei tidak tahan lagi karena Viona selalu marah-marah padanya. Ia curhat ke ayah mertua.

"Pa, gimana meluluhkan hati Viona?", tanya Rei.

"Sabar ya, Rei. Vio itu mirip sama mamanya dulu waktu pertama nikah sama papa. Hatinya keras, tapi lama-lama luluh juga kok. Yang penting kamu sabar dan tetap lakukan pendekatan".

"Sepertinya cara baik-baik tidak mempan, pa. Apa saya harus pakai cara kasar?"

"Eh, eh, jangan, anak saya jangan dikasarin", ucap ayah Viona panik.

Rei hanya kembali terdiam. Ayah Viona sebagai sesama lelaki jadi prihatin, "...tapi kalau menurutmu cara itu bisa berhasil dan meluluhkan hatinya yah dicoba saja. Jujur saja, dulu papa juga sedikit memaksa pada mamanya Vio hehe".

Baik, Rei sudah mendapat restu dari ayah mertuanya. Tinggal eksekusi. Lihatlah, Viona. Sudah cukup 10 bulan ini aku bersabar, pikir Rei.

 Sudah cukup 10 bulan ini aku bersabar, pikir Rei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang