21.

65 3 0
                                    

Mata Viona samar-samar terbuka. Dimana ini? Gelap, pengap, sesak.

"Udah sadar?", ucap suara berat pria.

Viona langsung terlonjak kaget, namun ia baru sadar tubuhnya terikat di kursi.

Viona mulai bisa melihat sekelilingnya. Ia tidak mengenal orang-orang yang menculiknya ini.

Kemudian Viona melihat Felix yang terikat juga di kursi tidak jauh darinya. Viona ingin menangis melihat kondisi Felix, yang kelihatan habis dihajar. Perban di kepalanya mulai lepas, darahnya mengalir lagi. Tubuh Felix tertunduk lemas.

"Felix!", teriak Viona.

Felix yang menyadari suara Viona memanggilnya mulai sadar, "Vio... you..okay?"

Belum sempat Viona menjawab, salah satu pria itu menjambak rambut Felix dan menarik wajah Felix ke arahnya.

"Enggak usah sok pahlawan lu, nyadar sekarang lu enggak bisa apa-apa, tolol!"

"Felix! Kalian mau apa? Kalau mau uang nanti saya bisa kasih, jangan siksa dia lagi", teriak Viona.

Pria itu tersenyum jahat dan berjongkok depan Viona.

"Kenalin... gue Rico, pacarnya Livy. Kita udah jadian setahun. I love her to death dan Livy juga cinta mati sama gue. Sampai suatu hari Livy mulai berubah dan setelah diselidiki, ternyata gara-gara cowok lu ini! Bangsat!"

Viona kaget, karena Livy tidak pernah cerita sama sekali soal Rico ini. Kenapa? Viona jadi agak marah pada teman baiknya.

"Livy... enggak cinta... sama lu...lu cuma...teman tidurnya", ucap Felix terbata-bata, ia berusaha menjauhkan Rico dari Viona.

Rico menghampiri Felix dan langsung meninju wajah Felix bolak-balik, "masih bisa ngomong lu? Ayo ngomong lagi, sialan!"

"Feliiix!! Berhenti, dia bisa mati!", teriak Viona setengah memohon. Air matanya mulai mengalir dan Viona terisak.

Rico yang mendengar isakan Viona mendekati Viona lagi, "wah, wah, jangan nangis, sayang. Lu kan udah punya suami. Ngapain nangis buat dia? Emang susah ya kalau pebinor, demennya sama pasangan orang. Sampai suami lu aja ninggalin lu kan gara-gara dia? Atau...".

Rico memajukan wajahnya mendekati wajah Viona, "lu yang ninggalin suami demi dia? Binal juga lu ya".

Viona yang mendengarnya jadi marah, ia reflek meludahi wajah Rico.

"Cewek sialan!", teriak Rico yang langsung menampar Viona. Tamparannya cukup keras, hingga membuat bibir Viona berdarah, telinga Viona berdenging, kepala pusing dan nyaris hilang kesadaran.

Samar-samar sebelum pingsan, Viona mendengar Rico berkata dengan senyuman sinis, "gue kasihan sama lu sebenarnya, gue enggak rencana culik lu, sayangnya nasib lu buruk karena jadi cewek Felix. Sekarang gue pengen dia ngelihat dan ngerasain gimana rasanya kalau cewek yang dia sayang dipake orang juga hehehe".

Oh, Rei... help me. Tangisan hati Viona.

°°°

Sementara itu, ibu Felix yang baru pulang dari pasar terkejut melihat rumahnya berantakan. Dicarinya Felix dan Viona namun nihil. Ia langsung berpikiran buruk, tapi kenapa? Siapa yang kerajinan menculik anaknya dan Viona?

Di tengah-tengah kepanikan, ia melihat ponsel Felix yang tertinggal. Untunglah tidak memakai sandi. Ia langsung menghubungi seseorang.

°°°

Di tempat lain, Livy mendapatkan pesan singkat dari Rico yang membuatnya berteriak histeris, foto Felix yang babak belur dan Viona yang terikat di kursi.

Rico
See this? Come back to me, babe or I kill them both.

Tangan Livy gemetaran hebat. Ia memang menjalin hubungan friend with benefit dengan Rico selama beberapa bulan. Awalnya lancar saja, hingga lama-lama Rico mulai posesif dan gila, menganggap Livy adalah pacarnya, Rico menjadi sangat penuntut, kasar dan mengontrol Livy setiap saat. Livy yang ketakutan perlahan-lahan mulai menjauh dan menjaga jarak. Saat itulah Felix yang sedang sedih karena perjodohan Viona menjadi teman suka dukanya.

Livy tidak mengerti kenapa Viona juga bisa ikut terlibat, tapi cuma seorang yang sanggup ia mintai tolong sekarang. Ia coba menghubungi seseorang hingga panggilan tersebut terangkat dan terdengar suara pria.

"Halo, Rei. Listen to me...", ucap Livy sambil menangis.

", ucap Livy sambil menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang