Tak!
Tak!Bunyi peraduan tutup bekal menggema di dapur. Pelakunya adalah Jaemin yang baru saja menyiapkan bekal dengan senyum merekah di bibirnya.
Tak ia sadari bahwa Papanya sudah masuk ke area dapur dan melihat kegiatan putranya, apalagi bibir yang mengulum senyum itu membuat alis Winwin bertaut bingung.
“Baobei...” panggil Winwin membuat Jaemin tersentak.
“Hah! PAPA!” Omel Jaemin mengentakkan satu kakinya dengan kedua tangan mengepal.
“Huh astaga. Jantungku.” Rutuk Jaemin mengusapi dadanya serta mengatur nafasnya yang sempat memburu karena terkejut.
“Sedang apa?” Tanya Winwin melihat kotak bekal di meja pantry. “Kenapa membawa bekal? Makanan di kantin sekolahmu tidak enak atau bagaimana?” Tanya Winwin lagi.
“Uhm, itu Papa, sebenarnya aku membuat kue untuk Jeno.” Jawab Jaemin dengan wajah murungnya.
Masih ia ingat kejadian tadi malam, saat Jeno berkelahi karena menolongnya yang di goda oleh tiga pria mabuk hingga dia terkena pukulan. Jaemin benar-benar merasa bersalah pada Jeno.
Jadi pagi tadi, sekitar pukul setengah empat, dia bangun dan membuat kue sebagai tanda permintaan maaf sekaligus terima kasih.
“Astaga... kau kan bisa minta juru masak membuatnya, Baobei” Winwin menghela nafas lalu mengusap kepala putranya sayang.
“Aku ingin dia merasakan kue buatanku.” Gumam Jaemin.
“Ada apa?” Tanya Yuta yang baru saja datang, dia langsung mendudukkan tubuhnya di kursi makan dan menyeruput kopi paginya yang sudah di sajikan maid.
“Putramu bangun pagi-pagi sekali untuk membuat kue, untuk menebus rasa bersalah pada temannya si Jeno Jeno itu.” Winwin bercerita seraya melangkah untuk duduk di sebelah suaminya.
“Apa dia marah?” Tanya Yuta menoleh ke arah Jaemin.
“Aku tidak tahu Ayah.” Gumam Jaemin, dia mengambil kotak bekal itu lalu melangkah untuk duduk di depan sang Papa setelah memasukkan kotak bekal itu ke dalam ranselnya.
“Sepertinya dia sangat marah.” Lanjutnya dengan wajah lesu.
“Haruskah Ayah yang bertemu dengannya dan meminta maaf untukmu?” Tanya Yuta membuat Jaemin membulatkan matanya.
“Eh, Ayah. Tidak perlu.” Rajuk Jaemin. “Ayah, ini Korea. Berhenti membuatku terlihat seperti anak manja. Jangan perlakukan aku seperti di China.”
“Justru karena ini Korea. Apalagi kau masih baru, kau masih butuh perhatian besar.”
“Ayah, aku sudah siswa SMA. Aku malu jika teman-temanku tahu Ayah memperlakukanku seperti bayi.” Rengek Jaemin dengan kedua kaki mengentak membuat Winwin dan Yuta tertawa.
“Dan kau baru saja menunjukkan bahwa kau masih bayi kami yang menggemaskan.” Sahut Winwin membuat Jaemin mendengus dan memasang wajah merajuk yang lucu.
“Habiskan sarapanmu, nanti kau terlambat.” Perintah Winwin kemudian.
“Ah ya Baobei, nanti sepulang sekolah, Ayah dan Papa yang akan menjemput.” Ujar Yuta di tengah sarapan membuat Jaemin menoleh dengan kaget.
“Huh?” Tanya Jaemin.
“Kita akan mengunjungi rumah Paman Huang, sepupu Papamu. Sekaligus makan malam di sana.” Jawab Yuta.
“Papa punya saudara di Korea?” Tanya Jaemin yang di angguki Winwin.
“Baiklah.” Jawab Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS [NOMIN]✓
FanfictionCOMPLETED✓ Kehadiran siswa baru bernama Nakamoto Jaemin yang di anggap menyebalkan bagi Jung Jeno 100% FIKSI BXB MPREG FLUFFY. School life. if you don't like this book, go away. Update rank : #1 jaeyong : 04/10/2023 #5 yuwin : 09/11/2023