Y20

15.6K 1.3K 178
                                    

Kedua obsidian itu masih saling bertemu, milik pemuda Nakamoto itu bergerak menyelami netra pemuda Jung yang tak melunturkan senyumnya, menatap wajah cantik Jaemin di depannya.

“Kita berciuman, kita pergi kencan, menurutmu kenapa? Muda mudi lain melakukan apa yang kita lakukan, menurutmu apa?” tanya Jeno.

“Aku tidak tahu. Aku tidak ingin berspekulasi sendiri.” Sahut Jaemin memalingkan wajahnya malu.

“Aku rasa kita satu pemikiran.”

“Aku tidak yakin sampai kau sendiri mengatakan...”

“Aku menyukaimu.” Potong Jeno cepat dengan nada lembut membuat Jaemin terpaku di tempatnya.

Jeno tersenyum gemas saat melihat wajah kaget Jaemin yang tampak lucu, pemuda itu seperti tidak menyangka dengan ungkapan Jeno yang tiba-tiba.

“Kau, jangan bercanda?” Omel Jaemin panik dan salah tingkah.

“Sudah kukatakan, jika aku suka, aku akan mengatakan suka.”

“Tidak masuk akal, kau tahu sendiri bahwa kita sering bertengkar, kau bahkan tidak pernah menunjukkan sesuatu seperti kau benar-benar menyukaiku...”

“Perasaan itu datang begitu saja, dan aku berusaha menunjukkan dengan caraku, rupanya kau tidak menangkapnya.” Gumam Jeno di akhir kalimatnya.

Pemuda itu membuang pandangannya, mencoba menarik simpati Jaemin dengan berpura-pura merajuk membuat Jaemin sedikit khawatir.

Keduanya diam selepas ungkapan Jeno, seperti Jaemin yang masih mencari kebenaran atas ucapan pemuda itu, serta meyakinkan dirinya sendiri. Begitu pula Jeno yang seperti mencari cara untuk meyakinkan Jaemin.

“Aku tidak tahu ini di mulai dari mana, tapi aku mulai tak masalah jika kita menjadi teman, aku mulai suka berada di dekatmu, aku merasa kau menggemaskan, dan aku semakin tertarik padamu...” Jeno mulai menjelaskan.

“Aku suka melihat kau yang tertawa karenaku, aku ingin kau hanya melihatku, aku cemburu, jika perhatianmu tertuju pada orang lain dan aku tak suka kau mengabaikan ku, dan setelah ciuman malam itu, perasaan ini semakin tak terkendali.”

“Aku jadi lebih merindukanmu. Sepertinya, aku menyukaimu.”

Jaemin hanya diam dengan beberapa kali mengembuskan nafas untuk meredam gugup, dia masih tak tahu harus bereaksi seperti apa atas ungkapan Jeno. Dia sendiri pun terkejut dengan Jeno yang tiba-tiba mengungkapkan perasaannya seperti ini.

“Sebenarnya, apa yang kau lakukan padaku?” Tanya Jeno membuat Jaemin tersentak.

“Aku tidak melakukan apa-apa. Bahkan sejak awal, kau yang membenciku atas kemauanmu sendiri, lalu kau menyukaiku, atas dasar keinginan hatimu sendiri.”

“Benar, sepertinya, memang hatiku.” Gumam Jeno.

Jaemin membulatkan matanya saat jemari Jeno menyentuh jemarinya lalu menautkan jemari mereka. Jantungnya berdebar semakin tidak menentu dan dia semakin berdebar tidak karuan.

“Jadi, kau mau jadi kekasihku?” Tanya Jeno, matanya berbinar menatap Jaemin dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya.

Yang di tanya kian gugup, benar-benar tidak menyangka bahwa Jeno berakhir menyatakan perasaannya di saat dia tidak punya persiapan.

“Aku tak bisa menyatakan perasaan di depan banyak orang karena itu bukan tipeku.” Lanjutnya saat melihat ekspresi Jaemin, membuat dia khawatir akan keraguan Jaemin.

“Kau tidak suka padaku?” tanya Jeno dengan alis bertaut karena Jaemin belum juga menjawabnya.

Pemuda itu masih sibuk menenangkan debaran jantungnya, dia sedang berusaha menenangkan dirinya sendiri yang entah mengapa berkecamuk karena ungkapan Jeno. Dia masih tidak menyangka ini akan terjadi sehingga dia sedikit bingung dan linglung.

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang