Y26

12.9K 1K 64
                                    

Jeno mematikan mesin motornya saat tiba di depan rumah Renjun. Kepalanya melongok ke arah pintu, menunggu kekasihnya keluar. Tak lama, yang di tunggu datang mengenakan masker.

“Kenapa pakai masker? Kau sakit lagi?” Tanya Jeno bingung.

“Tidak. Sudah, ayo berangkat. Jangan lihat aku.” Jaemin mendorong pundak kekasihnya agar menghadap depan.

Akhirnya Jeno tahu mengapa Jaemin memakai masker pagi ini, pasti masih malu karena kejadian kemarin. Mengingatnya membuat Jeno tertawa dan muncul ide untuk menjahili kekasihnya.

“Masih malu karena yang semalam?” Tanya Jeno.

“Sstt ssstt” Jaemin menenggerkan telunjuknya di bibir seraya menggeleng.

“Nanti kalau di dengar Paman Huang atau Paman Kim, kau akan di adukan Ayah. Mau di tebas penismu pakai katana Ayah?” Omel Jaemin.

“Kena juga? Kita kan tidak bercinta. Kata Ayah kalau sampai hamil.”

“Tetap saja yang kemarin tidak boleh, aish diamlah. Aku tidak mau membahas yang kemarin.” Jaemin mengomel seraya memukuli pundak kekasihnya membuat Jeno tertawa.

“Ya sudah, aku minta maaf.” Monolog Jeno, dia memberikan helm pada Jaemin untuk di pakai.

Jaemin lantas menerima helm yang di berikan sang kekasih dan memakainya, lalu naik ke motor Jeno dan akhirnya mereka melaju ke sekolah.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


“Sedang apa?”

Jaemin memeriksa pesan yang masuk dari kekasihnya. Jemarinya langsung lincah mengetik pada papan ketik, mengirim balasan untuk sang kekasih.

“Mengerjakan tugas dengan Renjun.”


“Ah! Mengerjakan tugas tanpa aku. Padahal aku sudah menunggu untuk mengerjakan tugas bersama.”

“Tidak lagi. Tidak akan!”

Jeno tertawa membaca balasan kekasihnya, tubuhnya yang sempat merosot, langsung naik lagi, duduk menegak di atas sofa kamarnya. Lucu mengingat kekasihnya yang mencoba menghindari kejadian kemarin.


“Tega sekali tidak mau bertemu kekasihmu.”

“Untuk sekarang tidak dulu.”

Jeno mencebik membaca balasan kekasihnya, kakinya mengentak ke lantai dengan otak bekerja mencari alasan agar kekasihnya datang.

“Apa yang harus aku katakan agar dia datang?” Jeno bertanya-tanya.

“Ah, aku tahu!”

Pemuda itu mengulum seringai kemenangan lalu kembali lincah mengetik balasan untuk Jaemin.

Sementara di sisi lain, Jaemin menggeram marah mendengar ponselnya terus berbunyi.

“Pasti Jeno?” Renjun bertanya, dia pun terganggu karena aksi belajar mereka terganggu karena bunyi pesan masuk dari ponsel Jaemin.

Jaemin menyambar ponselnya dan melihat balasan sang kekasih.

“Bubu minta kau datang, katanya ingin belajar membuat brownies.”

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang