Y15

15.8K 1.4K 91
                                    

“Wah cantik sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Wah cantik sekali.” Pekik Jaemin saat keduanya tiba di sungai dan mendapati pemandangan asri nan sejuk yang menenangkan.

Ada sungai yang tak terlalu lebar, mungkin hanya lima meter dan tidak terlalu dalam, mungkin hanya selutut orang dewasa, dengan air yang terus mengalir berwarna bening dan terlihat menyegarkan.

Ada juga bebatuan kecill juga di tepi sungai. Seperti sungai yang biasa Jaemin lihat dalam drama kolosal.

Jaemin berjongkok pada salah satu bebatuan dan memandangi air sungai dengan senyum. Sementara Jeno hanya berdiri dengan kedua tangan masuk dalam saku celana memandangi Jaemin.

“Sudah cepat kalau mau ambil air.”

Jaemin menoleh ke arah Jeno dengan sengit, dia kemudian mengambil air untuk persediaan minum dan memasak, dia letakkan ember di tepi lalu membasuh wajahnya.

“Wah segar sekali, kalau mandi di sini juga pasti segar.” Monolog Jaemin.

Dia hendak mengambil air untuk di minum, tapi kemudian matanya menangkap ular kecil yang berenang ke arahnya, sontak saja hal itu membuat matanya membulat dengan wajah pucat.

“JENO ULAR!” Teriak Jaemin, dia terperanjat dan langsung menghampiri Jeno.

Pemuda itu langsung melompat dan memeluk tubuh belakang Jeno, sehingga terlihat seperti ia meminta di gendong oleh Jeno. Jangan lupakan kedua tangannya yang memeluk leher Jeno erat.

“Astaga, itu hanya ular air, dia hanya lewat.” Jeno mencebik sebal.

“Bagaimana pun, itu tetap ular. Kalau dia menggigitku bagaimana?” Omel Jaemin menatap ular yang berenang menyeberangi sungai itu dengan ngeri.

“Jeno, aku masih anak laki-laki.” Jeno meledek pemuda itu, menirukan gaya bicara Jaemin sebelum mereka berangkat tadi membuat Jaemin langsung menatap Jeno sebal.

“Sudah kubilang kau bayi.” Sahut Jeno.

“Aegi!” Ucap Jeno mengejek membuat Jaemin langsung berkacak pinggang dan menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi.

Jeno menoleh ke arah Jaemin di belakangnya, dia tersenyum melihat wajah Jaemin yang seperti merajuk karena di ejek terus-menerus olehnya.

“Aegi, bukankah sebaiknya kau tidak ikut liburan? Sebaiknya kau di rumah bersama Papamu dan membuat kue saja.” Ledek Jeno dengan gelak tawa.

Jaemin menghela nafas melihat Jeno yang puas mengerjainya.

“Jeno, aku sudah besar!” Ucap Jaemin dan Jeno bersamaan.

Jeno seolah sudah tahu apa yang akan di katakan oleh Jaemin dan dia dengan cepat menyahut, beriringan dengan Jaemin yang membantah ejekannya. Dan setelah itu, Jeno tertawa kembali karena apa yang ia pikirkan, sama dengan Jaemin.

“Kau ya!” Omel Jaemin sebal.

“Jaemin ular!” Pekik Jeno menunjuk kaki Jaemin.

“MANA? MANA ULAR? JENO PUKUL ULARNYA CEPAT! JENOOO!” teriak Jaemin berhambur memeluk leher Jeno erat, jangan lupakan satu kakinya naik ke pinggang Jeno seolah minta di gendong, matanya terpejam tak berani menatap ke bawah.

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang