Y22

13.5K 1.2K 101
                                    

Jaemin melangkah di samping Jeno dengan jemari saling bertaut sedang tangan kanan Jeno menjinjing dua pasang sepatu skating. Mereka tiba di pinggir lapangan ice skating, Jeno langsung berjongkok dan membuka sepatu yang di kenakan Jaemin.

"Uh, Jeno, tidak perlu." Tolak Jaemin, dia hendak menepis tangan Jeno namun pemuda itu justru mendongak dan melempar senyum.

"Tak apa." Balas Jeno.

Jaemin menoleh ke sekitar melihat tingkah Jeno, beberapa dari mereka ada yang berbisik, ada pula yang tersenyum seperti merasa iri akan kemesraan bocah sekolahan di depan mereka.

Iris coklat itu hanya menatapi Jeno yang memasang sepatu skating untuknya. Hatinya menghangat melihat perlakuan Jeno yang seperti memanjakannya, meski ia tidak minta.

"Ayo."

Terlalu lama memikirkan Jeno, tidak sadar jika Jeno sudah selesai memasang sepatu skatingnya, bahkan kini pemuda itu sudah menggenggam jemarinya dan menarik dia untuk masuk ke lapangan.

Keduanya mulai bermain skating bersama dengan tangan saling menggenggam. Jaemin menoleh ke arah Jeno yang melempar senyum ke arahnya.

"Cobalah bergaya seperti Kim Yuna." Ujar Jeno membuat Jaemin membulatkan matanya. Di detik berikutnya, mereka tertawa bersama.

Jaemin mulai melepaskan genggaman tangannya dan asik sendiri, sementara Jeno hanya diam memandangi Jaemin. Matanya berbinar menatap senyum yang menghiasi wajah cantik kekasihnya itu. Melihat Jaemin tampak sangat bahagia bermain skating sendiri, dengan rambutnya yang terbang terbawa angin.

"Huuuu, Jeno ini menyenangkan." Pekik Jaemin berteriak, dia sibuk berlarian dan berputar di lapangan luas itu.

"HUAAA HUAAA AWAS HEI AWAS!!! ASTAGA!!!"

Jeno berbalik saat mendengar suara teriakan, dia lihat seorang pemuda berambut coklat berteriak ke arahnya dengan tangan mengibas memintanya menghindar karena ia melaju dengan cepat.

Kedua tangan Jeno merentang membantu pemuda itu untuk menghentikan dirinya, melihat uluran bantuan Jeno, pemuda itu langsung menarik kedua tangan Jeno dan menahan tubuhnya hingga dia berhasil berhenti.

"Astaga, huh! Hampir saja. Terima kasih." Ucap pemuda itu dengan senyum manis.

"Tak masalah, lain kali hati-hati, jika belum mahir, usahakan dengan pendamping." Ucap Jeno dengan senyum yang di ulas terpaksa.

"JENO AY-" Jaemin berteriak, memanggil kekasihnya untuk bermain bersama.

Saat dia berbalik, melihat Jeno tengah berbincang dengan seorang pemuda seusia mereka sepertinya. Senyumnya pudar tergantikan wajah datar. Dia menatap bagaimana pemuda itu tersenyum pada kekasihnya.

Jaemin langsung berlari menghampiri Jeno. Dia dengan sengaja menabrak tubuh kekasihnya membuat Jeno kaget dan sedikit meringis.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Omel Jaemin menekan, dia tatap kekasihnya dengan sebal dan memasang wajah segalak mungkin.

"Uhm, kau baik-baik saja?" Tanya Pemuda itu tampak khawatir melihat Jeno.

"Dia baik-baik saja dan berhenti sok centil pada kekasihku!" Omel Jaemin berbalik menatap pemuda itu.

"Uhm, aku tidak centil, tapi kalau kau merasa terancam karena aku, aku minta maaf. Berarti aku tidak lebih cantik darimu." Jawabnya.

Jaemin mendelik mendengarkan jawaban pemuda itu, dia langsung berdiri di tengah Jeno dan pemuda itu lalu berkacak pinggang dengan wajah galaknya.

"Apa katamu?" Tanya Jaemin.

Jeno tersenyum melihat tingkah galak Jaemin, dia menurunkan dua tangan kekasihnya yang berkacak pinggang.

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang