Y11

14.6K 1.4K 68
                                    

Jaemin melangkahkan kakinya dengan lesu menapaki anak tangga, padahal dia sudah minum obat, tapi hari ini masih pusing.

“Baobei, kau pucat sekali, sebaiknya hari ini tidak masuk.” Ujar Winwin saat melihat putranya duduk dengan lesu di kursi makan.

“Aku ada tugas kelompok hari ini, Papa. Tidak enak dengan Haechan, Renjun dan Jeno.” Jawab Jaemin.

Winwin menatap ke arah sang suami yang mengangguk, dia menghela nafas lesu, karena sang suami juga membiarkan Jaemin berangkat ke sekolah.

Jaemin menyantap roti bakarnya dengan lesu, setelahnya dia berangkat menuju sekolah. Setibanya di kelas juga Jaemin melakukan hal yang sama seperti kemarin.

Jeno masuk ke dalam kelas, bak Deja Vu saat dia melihat Jaemin dengan posisi yang sama dengan kemarin. Pemuda itu menggelengkan kepalanya lalu menuju kursinya.

“Kalau sakit, harusnya kau tidak masuk.” Ujar Jeno membuat Jaemin tersentak.

Dia mengangkat wajahnya yang jatuh pada meja, menatap Jeno dengan pandangan yang berat, di dapatinya pemuda itu bersandar pada jendela, menatap Jaemin dengan wajah datar.

“Hari ini kan pengumpulan tugas kelompok kita.” Jawabnya dengan wajah yang lesu.

“Kau bisa izin. Yang penting kau sudah mengerjakan bagianmu.”

“Aku tidak enak pada kalian.”

Jeno memikirkan jawaban Jaemin lalu mengendikan bahunya. “Aku menghargai tanggung jawabmu.” Sahutnya.

Jaemin menghela nafas lalu kembali menjatuhkan kepalanya pada meja, membiarkan Jeno yang keluar untuk berkeliling dan mencari siswa nakal untuk di laporkan.


🌺🌺🌺


Jaemin melangkahkan kakinya menuju lapangan dengan lemas bersama Renjun dan Haechan. Jam tangan menunjukkan pukul sembilan pagi. Netranya mengedar melihat lapangan dengan rumput hijau.

Siswa lain mulai berbaris saat melihat guru olahraga sudah berdiri di tengah lapangan. Jaemin pun berdiri, mencari barisannya. Matanya menyipit saat sinar matahari menusuk netranya, dia menutupinya dengan tangan.

Tapi cukup melegakan saat sinar matahari itu mengenai tubuhnya, dia merasa hangat dan sedikit bersemangat. Setelah melakukan absen, para siswa masih berdiri mendengar materi yang akan mereka pelajari hari ini. Namun tubuh Jaemin yang terlalu lemas, membuatnya tak tahan berdiri terlalu lama.

Dia putuskan berjongkok dan memeluk lututnya, menyembunyikan tubuhnya di balik tubuh Haechan agar tak terlihat guru. Jeno yang berbaris di sebelah kanan Haechan, menoleh dan melihat Jaemin yang berjongkok lesu, dia terlihat beberapa kali menutupi wajahnya yang terpapar sinar matahari.

Jeno menggeser langkahnya sedikit rapat dengan Haechan, hingga sinar matahari menerpa tubuhnya dan melindungi Jaemin. Jaemin tersentak lalu menoleh ke arah Jeno, dia tersenyum kecil memandang punggung pemuda yang asik mendengarkan guru olah raga menjelaskan.

“Baik, Pak!”

Jaemin tersentak saat teman-temannya bersorak, dia langsung berdiri membuat Jeno menoleh sekilas. Dia tahu kondisi Jaemin sangat lemas tadi.

“Pak!”

Eunhyuk menoleh saat Jeno mengangkat tangannya. “Jaemin sedang lemas, sepertinya dia tidak bisa ikut.” Ucap Jeno.

Jelas saja hal itu membuat Jaemin membulatkan matanya kaget, dia menegang apalagi saat seluruh teman sekelas langsung menatap ke arahnya, begitu pula Eunhyuk; sang guru olahraga.

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang