Y10

17.3K 1.4K 52
                                    

Jeno dan Jaemin masih asik dengan posisi mereka, seperti bak adegan dalam drama, mereka merasakan debaran kala wajah mereka bertemu. Netra mereka saling menyelami satu sama lain membuat perasaan mereka bergejolak.

“Nak...”

Jeno dan Jaemin tersentak saat suara pengelola ternak datang, Jeno langsung menarik pinggang Jaemin agar berdiri dan Jaemin pun langsung membuat jarak setelah kejadian itu.

Wajah Jaemin memerah dan dia terus mendehem beberapa kali untuk mengusir rasa malu. Dia bahkan tampak salah tingkah dengan beberapa kali merapikan seragam sekolah yang sama sekali tak kenapa-kenapa.

Sementara Jeno mencoba bersikap tenang meski sejak tadi jantungnya terus berdebar tak karuan.

“Ini susu steril dari peternakan.” Ujar pengelola memberikan dua botol susu dan Jeno menerimanya.

Jeno melirik ke arah Jaemin yang memberi makan sapi, mencoba untuk mengalihkan rasa malu. Jaemin sempatkan melirik dan dia semakin malu saat netra mereka bertemu, dia dengan cepat mengalihkan pandangannya.

Jemari Jeno terulur untuk memberikan sebotol susu pada Jaemin, namun tampak ragu-ragu karena masih malu.

“Apa?” Tanya Jaemin saat melihat Jeno menyodorkan botol susu.

“Susu. Untukmu.” Ucap Jeno kaku.

“Aku tidak suka susu.”

Jeno mati kutu mendengar jawaban Jaemin, dia menatap pengelola yang ikut canggung setelah tak sengaja melihat dia siswa SMA seperti berpelukan tadi. Apalagi saat Jeno menyodorkan susu padanya.

“Di bawa saja, Nak. Untuk teman yang lain.” Ujar pengelola membuat Jeno semakin mati kutu.

Kenapa dia menjadi salah tingkah juga setelah kejadian tadi. Bahkan setelah selesai melakukan penelitian, keduanya tak bicara apa-apa. Jaemin hanya diam di belakang Jeno yang melangkah untuk menuju motornya yang terparkir di depan peternakan.

Terlalu sibuk melamun, lebih tepatnya memikirkan kejadian tadi, Jaemin yang melangkah dengan kepala tertunduk, tak melihat Jeno di depannya. Alhasil dia menabrak tubuh Jeno yang lebih besar darinya membuat Jeno menoleh.

“Uh!” Rutuk Jaemin mengusap hidungnya yang menabrak tas Jeno.

“Apa yang kau lakukan? Fokus pada langkahmu.” Omel Jeno menoleh ke arah Jaemin di belakangnya.

Jaemin hanya mengerucutkan bibirnya mendengar omelan Jeno. Dia tak tahu jika Jaemin sebenarnya masih sangat malu karena kejadian tadi.

“Kita mau langsung pulang?” Tanya Jeno.

“Iya, tidak lihat hari sudah hampir malam? Memangnya kalau tidak pulang mau ke mana? Seperti mau kencan saja.” Gerutu Jaemin di akhir kalimatnya membuat Jeno menoleh dengan kaget.

“Ti-tidak. Maksudku apa kita bertemu Haechan dan Renjun dulu untuk membahas ini?”

“Memangnya tidak bisa besok?”

“Ya aku hanya bertanya. Ya sudah ayo, kuantar pulang!”

Jaemin hanya menghela nafas lalu menarik tas Jeno agar dia bisa naik. Jeno memakai helmnya lalu motor pun melaju, mengantar Jaemin untuk pulang. Tak ada pembicaraan selama di perjalanan hingga akhirnya mereka tiba di rumah Jaemin.

Yuta melangkahkan kakinya saat mendengar suara deru motor, dia berdiri di ambang pintu melihat putranya baru saja turun dari motor Jeno.

“Apa ini? Jeno mengantar Jaemin pulang?” Tanya Yuta dengan senyum menggoda membuat keduanya tersentak.

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang