Y23

13.3K 1.1K 59
                                    

Jeno melangkahkan kakinya turun dari lantai dua untuk menuju meja makan, matanya tak lepas memandangi layar ponselnya dengan bibir melengkungkan senyum. Bahkan saat dia mendudukkan tubuhnya di meja makan, dia asik membaca balasan dari Jaemin.

“Apa yang begitu menyenangkan hingga kau terus memandangi ponselmu sepanjang waktu?” tanya Taeyong dengan senyum menggoda.

Jeno tersentak mendengar suara Bubunya, dia letakkan ponselnya di atas meja.

“Tidak, Bubu.” Jawab Jeno asal.

“Bubu tahu kau berkencan dengan Jaemin.” Ucap Taeyong membuat Jeno yang tengah mengoles selai ke rotinya sontak menoleh.

Dia lihat kedua orang tuanya melemparkan senyum menggoda membuat Jeno mati kutu.

“Pasti dari Mark Hyung.” Umpat Jeno sebal.

“Jadi, siapa yang tidak menyukainya pertama kali? Kau terlihat begitu membenci dia.”

“Kau persis seperti Bubumu dulu. Dulu, Bubumu juga sangat membenci Daddy. Tapi lihat, siapa yang jatuh cinta pada pesona Jung Jaehyun.” Jaehyun berujar percaya diri seraya menaik turunkan kedua alisnya menggoda sang suami yang datang dan meletakkan telur dadar gulung ke atas meja.

“Bukankah itu kau? Kau yang suka menggangguku lebih dulu.” Taeyong mengelak dengan tawa malu membuat keduanya tertawa geli saat mengingat kisah mereka semasa muda.

“Aku kan anak kalian, wajar saja tingkahnya tidak jauh berbeda.” Gerutu Jeno mengunyah rotinya.

“Kau tidak makan nasi?” Tanya Taeyong.

“Tidak, Bubu. Aku akan berangkat sebentar lagi. Aku menjemput Jaemin.”

“Oo~ lihat! Kau benar-benar...” Taeyong menggoda sang putra membuat Jeno tersenyum salah tingkah.

“Jeno, tapi kau harus ingat. Meskipun kau berkencan, jangan sampai berpengaruh pada pendidikanmu.” Jaehyun menasihati.

“Aku mengerti, Daddy. Jangan khawatir. Aku tidak akan pernah mengecewakan kalian.” Balas Jeno yang di angguki oleh Jaehyun.

“Kenapa Mark belum turun?” Taeyong bertanya-tanya seraya menatap lantai dua, belum menunjukkan tanda-tanda kedatangan putra sulungnya.

“Daddy, Bubu, kalau begitu aku berangkat.” Jeno berpamitan pada kedua orang tuanya.

Jaehyun dan Taeyong hanya menjawab sekenanya, sementara Jeno langsung memacu motornya menuju kediaman Jaemin.


📖📖📖


“Kau tidur dengan nyenyak?” Tanya Jeno saat keduanya melangkah menapaki anak tangga hendak menuju kelas, jangan lupakan dengan tangan saling menggenggam.

Keduanya sudah tak lagi malu sekadar bergenggaman tangan di sekolah. Mereka masih di mabuk asmara, ingin selalu dekat dan mesra tanpa mengenal waktu dan tempat. Jiwa remaja mereka, masih begitu egois dan mereka masih belum begitu bisa mengontrolnya.

“Uhm, setelah mencoba masker tisu baru, aku tidur sangat nyenyak.”

“Pantas wajahmu cerah sekali lagi ini. Sesekali ayo coba pakai masker tisu berdua. Aku juga ingin mencoba.”

“Tentu.”

“Pulang sekolah nanti, kita mau ke mana?”

“Langsung pulang saja. Nanti Ayah marah karena aku sering pulang malam. Ayah bertanya apakah nilaiku turun atau tidak?”

“Benar, Daddy tadi juga berpesan padaku.”

“Kita sudah sering bertemu di sekolah. Bertemu setiap malam Minggu saja.”

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang