Y24

13.7K 1.1K 76
                                    

Warning : Rate T. mengandung adegan kissing dan remas remas.

📖📖📖

Jeno keluar ke balkon membawa segelas kopi, dia lihat kekasihnya berdiri dengan satu tangan terlipat di perut sedang tangan lain memegang gelap teh.

“Kenapa lama sekali?” tanya Jaemin merajuk.

“Tadi bicara sebentar dengan Ayahmu.” Jawab Jeno menyeruput kopinya lalu meletakkan ke atas meja yang ada di balkon.

“Ayah di rumahmu?” tanya Jaemin dengan mata bulatnya yang lucu, dan sang kekasih hanya mengangguk sebagai jawaban.

“Ayah mengatakan sesuatu padamu?” Tanya Jaemin.”

“Banyak.” Jawab Jeno, pemuda itu tampak berpikir sejenak sebelum kembali menjawab.

“Katanya aku harus menjagamu, kata Ayah kalau nakal cium saja.”

“Eh-“ Pekik Jaemin kaget. “Mana mungkin Ayah bilang begitu.” Sungut Jaemin membuat Jeno tertawa hingga matanya menyipit bak bulan sabit, menambah kesan tampan di wajahnya.

“Tapi kalau Ayah berpesan seperti itu, aku akan nakal terus agar dapat cium.” Goda Jaemin membuat Jeno membulatkan matanya.

“Tidak usah nakal, sini kucium, aku juga sudah gemas dari tadi.” Jeno mengayunkan tangannya meminta Jaemin datang membuat Jaemin tertawa.

“Kenapa selalu lucu? Kapan berhenti lucu uhm?” Tanya Jeno, kepalanya miring dengan senyum serta mata berbinar mengagumi sang kekasih.

“Nanti kalau sudah tua.”

“Sudah tua juga kau akan lucu di mataku, kau akan tetap cantik di mata orang yang mencintaimu.”

Jaemin mencebik atas rayuan Jeno, dia memalingkan wajahnya guna meredam rasa salah tingkah membuat Jeno tertawa.

“Uh, Ayah!” Pekik Jaemin saat melihat sang Ayah dan Papanya keluar dari rumah Jeno.

Yuta dan Winwin tertawa saat berbincang kecil di sela langkah hendak pulang. Netranya tak sengaja menangkap putranya di balkon kamar Renjun, dan ada Jeno di balkon kamarnya.

Jeno tersenyum kikuk seraya menggaruk belakang kepalanya saat Yuta menunjuk-nunjuk ke arahnya.

“Jangan tidur larut, Baobei.” Yuta meninggikan nada bicaranya dan sang putra tampak mengacungkan ibu jari dengan senyum.

“Jeno, ingat pesanku. Sesekali jika kau berkunjung lagi, nanti aku tunjukan katananya.” Yuta memperingati.

“Ayah! Mau apa menunjukkan katana pada Jeno?” tanya Jaemin panik.

“Mau tahu saja urusan para dominan.” Gerutu Yuta membuat Jaemin mengerucutkan bibirnya.

“Baiklah, Ayah dan Papa pulang. Jaga dirimu, jangan menyusahkan Paman Huang. Jika berkunjung ke rumah Jeno jangan menyusahkan Papa mertuamu.”

“Apanya?” Pekik Jaemin kaget membuat Jaehyun dan Taeyong tertawa.

“Jaga dirimu, kami akan kembali sesegera mungkin setelah urusan selesai.” Ucap Winwin yang di angguki oleh Jaemin.

“Jangan menangis, malu di lihat kekasihmu.” Lanjut sang Papa dengan senyum mengejek melihat wajah putranya tampak sendu.

“Tidak.” Elak Jaemin malu seraya melirik ke arah kekasihnya yang ikut melemparkan pandangan menggoda.

Yuta dan Winwin berpamitan pada Taeyong dan Jaehyun, sebelum masuk ke dalam mobil, mereka melambai pada Jaemin dan Jaemin membalasnya dengan riang. Selepas itu, suasana kembali sepi, menyisakan Jeno dan Jaemin di balkon.

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang