End Chapter

20K 1.2K 134
                                    

Motor milik Jeno memasuki kawasan rumah Lucas, dia mematikan mesin motornya setelah tiba di depan teras lalu membuka helm yang ia kenakan. Alisnya bertaut saat melihat mobil yang biasa di gunakan untuk mengantar jemput Jaemin dan sopirnya yang ia hafal, berdiri di samping mobil Mercedes hitam itu.

Kepalanya menoleh saat mendengar suara pintu terbuka, lalu munculnya sosok Jaemin, menyusul Renjun, Jungwoo dan Lucas.

“Paman, terima kasih sudah menerimaku dengan baik di sini. Aku juga minta maaf jika aku pernah merepotkan kalian.” Ucap Jaemin.

“Tidak, kami senang kau di sini. Renjun juga punya teman.”

“Benar, kalau mau tinggal di sini juga tidak apa-apa.” Renjun mengerucutkan bibirnya lalu memeluk Jaemin manja.

Jaemin sibuk dengan kalimat-kalimat perpisahan dan melupakan Jeno yang cemburu karena di abaikan. Wajahnya bahkan sudah tampak kecut dan masam padahal hari masih pagi.

“Jaemin, nanti sering berkunjung ya?” Pinta Jungwoo seraya melambai.

“Pasti, Paman.”

Jaemin menarik kopernya dan memberikan kepada sopir untuk di bawa pulang. Sementara dia berangkat ke sekolah dengan kekasihnya. Sepanjang perjalanan, wajah Jeno tampak murung dan tidak bersahabat.

Hingga tiba di sekolah juga.

Jaemin beberapa kali melirik ke arah kekasihnya seraya menggigit bibir bawahnya di sela langkah mereka menuju kelas.

“Apa aku melakukan kesalahan?” Tanya Jaemin.

Namun yang di tanya enggan menjawab, dia justru menggenggam jemari Jaemin dengan sangat erat, membuat Jaemin kian bingung. Dia hanya bisa menghela nafas dan melanjutkan langkah mereka menuju kelas.

Seharian ini, Jeno benar-benar diam dan hanya bicara seperlunya. Mereka terlihat seperti orang bertengkar, namun tidak bertengkar.

“Jeno...” Panggil Jaemin saat mereka berada di parkiran sekolah hendak pulang. “Sebenarnya ada apa?”

Jeno menghela nafas lalu menghadap sang kekasih. “Kenapa tidak tahu juga?”

“Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak bisa tinggal di rumah Paman Huang. Ayah bisa marah. Ayah sangat kaya dan kenapa anaknya harus tinggal di rumah orang lain, itu tidak masuk akal.”

Jeno hanya bisa menghela nafas dan memalingkan wajahnya.

“Lagi pula, kenapa seperti anak kecil huh, kau kan dominan harusnya kau yang melindungi aku, kenapa seperti aku yang merawat seorang bayi. Sekarang siapa yang bayi?” Tanya Jaemin.

“Aku kan rindu.” Pemuda Jung itu merajuk.

“Kita kan masih bisa bertemu di sekolah. Sesekali bisa pergi kencan. Bagaimana?”

“Uhm?” Jaemin membujuk seraya menggenggam jemari kekasihnya, wajahnya maju dan menatap sang kekasih yang enggan menatapnya dengan senyum manis.

“Bagaimana?” Tanyanya lagi.

“Kalau begitu, ayo pergi kencan dulu sebelum pulang.”

“Aku sudah rindu Ayah.” Rengeknya.

“Lihatlah!”

“Tolong mengerti aku juga. Ayah bisa marah karena dia baru saja pulang, putranya malah mementingkan kencan, kau tidak tahu Ayahku memang terlihat seperti itu tapi diam-diam Ayahku sangat protektif terhadap anaknya, memangnya kau mau berkenalan dengan katana Ayah?” Tanya Jaemin melirik ke arah kekasihnya yang tampak kaget.

“Ayo pulang.” Jeno langsung menarik lengan kekasihnya untuk naik ke motor membuat Jaemin menutupi tawanya dengan kedua tangan.

Dia pun memakai helm yang di berikan kekasihnya lalu naik ke motor Jeno dan motor sport hitam itu pun melaju dari lingkungan sekolah untuk mengantar Jaemin pulang.

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang