Y5

16.4K 1.7K 113
                                    

Jaemin berlari kecil keluar dari gedung sekolah menuju gerbang, bibirnya mengulum kan senyum merekah saat melihat mobil sang Ayah. Kaca jendela bagian depan terbuka, menampilkan Ayahnya yang menyambut dengan senyum.

Jaemin langsung membuka pintu belakang di mana sang Papa sudah duduk manis di sana. Setelahnya, mobil pun melaju dari lingkungan sekolah, menyusuri jalanan hendak menuju rumah saudara Winwin.

“Bagaimana sekolah hari ini?” Tanya Winwin mengusap rambut putranya sayang.

“Menyenangkan, selalu menyenangkan Papa.” Jawab Jaemin.

“Jeno bagaimana?” Tanya Yuta.

Senyum di wajah Jaemin pudar saat nama Jeno keluar dari bibir Ayahnya, membuat dia teringat akan pembicaraan dengan Jeno tadi. Dan sang Ayah melihat guratan kesedihan di wajah putranya lewat spion dalam mobil begitu pula Winwin.

Pria itu menoleh ke arah putranya saat tak mendengar jawaban apa pun.

“Dia tidak menerima kuenya?” Tanya Yuta.

“Bukan, Ayah.” Jawab Jaemin dengan senyum yang di ulas terpaksa. “Dia menerimanya tapi ada sedikit perdebatan kecil. Aku tahu dia pasti marah.”

“Dia itu sebenarnya tulus tidak menolongmu?” tanya Winwin membuat Jaemin menoleh.

Jaemin mengerucutkan bibirnya lalu menggeleng membuat Winwin tersenyum. Lucu melihat tingkah putranya.

Putranya itu selalu menolak dan bersikeras untuk tidak di perlakukan seperti bayi. Tapi tingkahnya selalu menggemaskan. Bagaimana kedua orang tuanya bisa memperlakukan dia selayaknya pemuda seusianya jika begitu?

Mobil milik Yuta memasuki kawasan perumahan elit, Jaemin menatap keluar jendela, ada beragam bangunan bertingkat dua di sisi kanan dan kirinya. Lalu mobil berhenti di depan sebuah rumah bercat krim.

Jaemin dan Winwin turun dari mobil menyusul Yuta, di tangkapnya seorang pria jangkung dengan senyum manis berdiri di depan gerbang.

“Gege!” Pekik Jungwoo merentangkan tangannya membuat Winwin tersenyum dan langsung menghampiri Jungwoo.

Keduanya melepas rindu dengan berpelukan, lalu di lanjut Jungwoo yang membungkuk hormat pada Yuta. Lalu Jaemin yang membungkuk pada Jungwoo dengan senyum manis.

“Aduh, Jaemin sudah besar dan tumbuh sangat cantik seperti Papanya.” Puji Jungwoo mencubit dagu Jaemin gemas membuat Jaemin tersenyum salah tingkah.

“Lucas mana?” Tanya Yuta.

“Masih dalam perjalanan, Hyung. Masuklah dulu.” Ajak Jungwoo.

Baik Winwin, Jaemin dan Yuta pun menurut untuk masuk ke dalam rumah Jungwoo. Mereka duduk pada ruang tamu, membiarkan tamunya bersantai sejenak sementara ia membuatkan minum.

“Baba. Papa. Aku pulang!”

Jaemin menoleh saat mendengar sebuah suara masuk ke dalam rumah. Di lihatnya Renjun berdiri di ambang pintu membuat matanya membulat. Begitu pula Renjun, yang tersentak saat melihat Jaemin bersama kedua orang tuanya mungkin.

“Renjun!”

“Jaemin!”

Keduanya memekik dengan wajah sumringah, Jaemin langsung beranjak dan Renjun langsung menghampirinya. Keduanya berpelukan dengan tubuh melompat-lompat bahagia.

“Astaga, kau sedang apa di sini?” Tanya Renjun setelah pelukan mereka terlepas.

“Huh? Papaku bilang ini rumah saudaranya.” Jawab Jaemin membuat Renjun membulatkan matanya.

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang