Y25

13.1K 1K 46
                                    

cw / kissing, handjob, cumshot.
yang gak nyaman ada bab ini bisa skip dulu nguhehehe. /insert bulan gosong.

📖📖📖

Jeno terkekeh melihat tingkah gemas kekasihnya yang malu karena ereksi sesi ciuman tadi, tangannya bergerak menarik tangan Jaemin yang menutupi wajahnya, namun kepala Jaemin langsung jatuh tenggelam di atas meja setelah Jeno menarik tangannya.

“Butuh bantuan?” tawar Jeno lembut.

“Biar saja, nanti lemas sendiri.” Balas Jaemin lirih.

Jeno tersenyum lalu mengacak surai Jaemin sayang, setelahnya dia pun kembali sibuk mengerjakan tugasnya saat melihat Jaemin fokus pada tugasnya.

Beberapa menit berlalu, Jaemin tampak gusar, dia sudah mencoba mengalihkan pikirannya, membuat dirinya setenang mungkin agar penisnya melemas namun tak berhasil. Dia beberapa kali menggigit bibirnya saat merasakan penisnya sesak di dalam celana.

Hasrat untuk menuntaskan gairahnya kian menggebu, membuat dia memikirkan hal-hal kotor yang justru semakin meningkatkan gairahnya.

Jeno menoleh di sela menyantap kue buatan Bubunya, dia lihat kekasihnya tampak gelisah, matanya memang fokus pada tugasnya, tapi Jeno tahu kekasihnya tak tenang, apa lagi saat melihat kening Jaemin berkeringat, padahal pendingin menyala.

“Kau baik-baik saja?” Tanya Jeno menepuk pundak Jaemin.

Jaemin menggigit bibir bawahnya saat merasakan tangan Jeno di pundaknya, dia lagi-lagi menundukkan kepalanya yang bertumpu pada meja kemudian menggeleng.

“Aku pulang saja.” Rengek Jaemin, Jeno dengan cepat menarik lengan Jaemin yang memberesi buku-bukunya.

“Biar kubantu.” Ujar Jeno menarik Jaemin.

Pemuda itu tersentak, tak sempat dia melawan hingga kini dia berakhir duduk di atas pangkuan Jeno. Wajahnya pucat dan terlihat jelas begitu tegang, dia tatap Jeno yang duduk di karpet, bersandar pada sofa dan menatapnya dengan intens.

“Jeno, nanti Ayah marah.” Ucap Jaemin dengan alis bertaut, tampak panik dan takut.

“Aku tahu batasanku, aku masih cukup sadar kita masih tingkat satu.” Balas Jeno.

“Nanti kalau Bubu datang bagaimana?”

“Bubu tidak akan masuk kamarku sembarangan, dan Bubu tahu, dia tidak pernah mengganggu saat teman atau kenalanku datang.”

Tangannya bergerak, hendak membuka kancing celana Jaemin, namun Jaemin menahannya. Matanya tak lepas menatap sang kekasih membuat wajahnya merah padam.

“Aku malu.” Rengek Jaemin.

Sang dominan tersenyum mendengar rengekan Jaemin, dia menarik punggung Jaemin membuat Jaemin dengan cepat memeluk leher Jeno, dagunya bertumpu di pundak pemuda itu.

“Begini, bisa?” Tanya Jeno.

Jaemin tak menjawab tapi wajahnya langsung tenggelam dalam ceruk leher Jeno dan matanya terpejam erat, serta jemari mungilnya yang mengepal karena malu.

“Lakukan dengan cepat.”

“Baik.” Jawab Jeno.

Darah Jaemin berdesir hebat, serta jantung yang berdebar tidak karuan saat Jeno membuka kancing celana kemudian menurunkan resletingnya. Pemuda itu bergemuruh, merinding hebat saat merasakan tangan Jeno menyentuh penisnya.

Wajahnya memanas dan dia sudah tak bisa membayangkan semerah apa wajahnya sekarang. Dia benar-benar malu berada dalam situasi ini, tapi Jaemin tidak bisa mengontrol dirinya, dia seperti tak peduli apa yang akan Jeno lakukan asal hasratnya terpuaskan.

YOURS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang