2

334 26 4
                                    


"Jadi?" Tanya Licy yang masih menatap datar sosok tersebut.

"Kakak bantuin aku ya, buat mereka semua sayang sama aku, percaya sama aku, dan bantuin aku supaya Daddy aku bersikap baik sama aku, oh ya pacar aku, bantuin ya kak, biar mereka semua yang udah berbuat jahat sama aku jadi baik gitu"  pintanya.

Licy mengerutkan keningnya.

"Apa apaan Lo yang punya masalah kenapa harus gua yang selesain, Lo pikir gua gak sibuk?" Kesal Licy.

"Kalo kakak gak mau, aku bakal teror adik kakak sampe dia gila, sementara kakak hidup di raga aku sebagai Luciana paxrea" sosok tersebut yang kini Licy ketahui namanya tersenyum miring.

Licy menunduk kemudian tertawa.

"Ide bagus, dengan begitu gua bisa leluasa bunuh keluarga Lo gimana?" Tantang Licy.

Bagi Licy sosok Luciana itu sangat menyebalkan dan tidak sopan, mereka tidak saling mengenal namun dengan seenaknya ia meminta Licy untuk menyelesaikan masalah yang Licy sendiri tidak tau.

Luciana membulatkan matanya tak percaya, ternyata ia salah memilih orang.

"Please kak" melasnya dengan tatapan penuh permohonan.

"Gua gak mau bantuin Lo karena, selama Lo hidup aja Lo gak ada kontribusinya di kehidupan gua, kita gak saling kenal dan sama sekali belum pernah ketemu, dan kalaupun gua bantu Lo apa keuntungan yang gua dapet?"

Luciana menunduk.

"Aku punya beberapa aset" cicitnya.

"Gua juga punya"

"A..aku ada pacar kak, kakak boleh anggap dia sebagai pacar kakak"

"Gua punya Hector" jawab Licy asal, ah Hector adalah rekannya di team alpha.

Hening beberapa saat, Licy menoleh ke arah Luciana  yang ternyata sedang menangis di sudut ruangan.

"Denger ya Luciana, kalo orang orang di sekitar Lo berbuat buruk atau berprilaku buruk ke Lo, gak selalu Lo harus sabar dan cari cari perhatian mereka, ada kalanya para bajingan itu sadar sendiri dengan kelakuan mereka sendiri, mau sebanyak apapun usaha kita, buat luluhin hati mereka, kalo pada dasarnya mereka gak suka yaudah gak suka aja, Lo jangan terpaku sama kata kata batu bakal terkikis oleh air lama kelamaan, batunya yang gimana dulu Luciana, gak semua batu mau ditetesi air" Licy berbicara panjang lebar, bisa dikatakan ini adalah kata kata Licy terpanjang semasa hidupnya.

Luciana menatap Licy dengan lembut kemudian tersenyum tulus.

"Aku ngerti kak, mungkin emang mereka gak mau aku hadir, makasih ya kak, mulai sekarang itu raga kakak, aku gak minta apa apa dan nuntut apa apa ke kakak, maaf ya kak kalo tadi aku kasar dan maksa banget ke kakak"

Licy mengangguk.

"Aku pergi dulu ya kak, nanti aku kasih tau adik kakak kalo kakak masih hidup"

"Jangan"

Terlambat Luciana sudah pergi begitu saja.

.....

Setelah kepergian Luciana dan munculnya beberapa ingatan Luciana, Licy jadi sedikit paham dengan keadaan Luciana, ternyata ia hanyalah gadis yang haus akan kasih sayang, ia di tuduh sebagai penyebab mommnya meninggal dunia.

Padahal itu semua jelas salah kakak kandung Licy, namun karena rasa bersalahnya yang begitu besar ia tidak berani menatap Luciana bahkan ketika Luciana di perlakukan buruk sekalipun ia hanya bisa melihat tanpa bisa melakukan apa apa.

Rafael paxrea kakak pertama Luciana, tidak hanya memiliki kakak Luciana juga memiliki adik laki laki Brayn paxrea, ia sangat membenci Luciana karena menurutnya luciana merenggut kebahagiaannya, merenggut kasih sayang mommnya yang belum lama ia rasakan.

Sementara Rafael sendiri? Ia hanya diam saja seperti orang bodoh, tidak bisa melakukan apa apa, ia terlalu takut berada di posisi Luciana, bisa Licy simpulkan jika sosok Rafael ini sangat sangat pengecut dan tidak cocok di jadikan pasangan kelak.

Mommy mereka meninggal karena kecelakaan mobil, saat itu saat usia Rafael menginjak 12 tahun lalu Luciana 10 tahun mereka bertiga berangkat menuju rumah sakit karena Brayn yang saat itu berusia 9 tahun sedang sakit.

Di dalam mobil Rafael kesal karena waktu nya bermain ponsel di ganggu, selama perjalanan ia selalu mengeluh dan kesal  membuat mommy mereka pusing.

Sempat terjadi cekcok antara Rafael dan mommy, karena menurut mommy Rafael kala itu sangat tidak dewasa, Rafa kesal ia menatap tajam mommy nya, sementara mommy nya, yang kala itu memang sedang pusing menjadi tidak fokus setelah berdebat, dan ia terkejut mendengar jeritan Luciana karena ada seorang anak yang tiba tiba menyebrang tanpa pengawasan.

Mommy kaget langsung membanting stir nya ke kiri dan menabrak pohon, mommy pingsan begitu juga dengan Rafa, sementara Luciana tidak.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Rafa yang takut langsung menyalahkan Luciana, ia berbicara pada daddy-nya jika sepanjang perjalanan Luciana sangat cerewet dan membuat mommy pusing hingga menabrak pohon.

Luciana yang kala itu masih bersedih hanya diam saja saat ditanya mengenai kebenaran, dan sejak saat itu lah Luciana di benci oleh keluarganya sendiri.

Pada usianya yang menginjak 13 tahun ia dipindahkan oleh orang tuanya dan tinggal bersama kakak dari ayahnya, hingga saat ini saat usianya menginjak 15 tahun.

Kakak dari ayahnya memiliki dua putra Asher paxrea dan Samuel paxrea, sifat Sam sama saja seperti Brayn ia sangat sangat tidak menyukai Luciana berbeda dengan kakaknya Asher ia tidak membenci Luciana, ia malah menyayangi Luciana meski dengan tindakan yang tidak di sadari oleh Luciana sendiri.

Lalu ada sepupu perempuan Luciana yaitu Feya ia sangat tidak menyukai Luciana karena wajah Luciana yang lebih cantik dari pada dirinya, serta kekasih Luciana yang ternyata sudah lama menjadi kekasihnya.

Ya Luciana hanya di jadikan bahan taruhan oleh kekasihnya, dengan bodohnya ia rela melakukan apa saja demi bajingan itu, bahkan Luciana rela merelakan beberapa uangnya demi pria bajingan itu.

Bagi Licy sosok Luciana adalah perpaduan sempurna dari bodoh, tolol dan polos, semuanya Luciana miliki.

Oh ya ada sosok pria yang selama ini mengikuti Luciana namun ia sama sekali tidak peduli, setidaknya itulah yang licy lihat dari ingatan Luciana asli.

Kembali pada saat ini..

Luciana yang mulai saat ini kita panggil Licy, karena Luciana asli sudah meninggal bukan? Mari kita panggil dengan nama licy saja.

Saat ini Licy menatap datar dua makhluk yang sangat menganggu dirinya, Licy jengah ada rasa ingin menghempaskan kedua makhluk di hadapannya ini ke luar jendela.

Namun ia tahan,

Licy mengambil ponsel milik Luciana dan mulai menuliskan beberapa rencana hidupnya, pada awalnya ia memang tidak ingin membantu Luciana asli, namun begitu melihat sosok Rafa ada sedikit rasa ingin menggeret wajah Pria itu ke jalan raya.

Jadi Licy memutuskan untuk membantunya, setelah itu ia akan kembali melanjutkan hidupnya dengan sang kembaran dan kekasihnya.

Tunggu Hector bukan kekasihnya.

Simpel bukan?
























Hay Hay Hay....

Someone only we know (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang