3

274 24 0
                                    


Licy masih memainkan ponselnya sementara kini ruang inapnya sudah di penuhi oleh remaja remaja yang tidak Licy kenal bahkan Licy sendiri tidak ingin mengenalnya.

"Lusi?" Panggil salah satu remaja.

Licy menoleh entah ke arah siapa.

"Udah mendingan?" Tanyanya.

Licy mengangguk.

"Wih wih bau bau war nih, tumben Lo care sama pacarnya pak bos" ucap yang lainnya.

"Mantan" ralat Licy.

"Mantan?" Seseorang berjalan mendekati licy dengan wajah kesal.

"Gevano rodric, gua tau Lo cuma jadiin gua bahan taruhan sama temen temen Lo itu"

Deg..

Mereka semua yang berada di ruangan seketika terdiam karena dua hal.

Pertama mereka terkejut karena licy mengetahui rahasia mereka, kedua licy tidak menggunakan kata aku kamu, ia mengganti gaya bicaranya.

"Udah ya, gua kasian ke Lo, ngiranya gua bego gitu padahal Lo yang gua begoin"

Sedari tadi licy berbicara dengan datar tanpa ekspresi sama sekali.

"Udah deh mending Lo pada balik, risih gua liatnya" usir Licy.

Kini fokus Licy kembali pada ponselnya.

.

.

.

"Dengan penuh rasa hormat" seseorang menundukkan kepalanya.

"Anda bisa kembali 3 bulan lagi" ucapnya.

Hector mengangguk ya dia Hector yang saat ini sedang di berhentikan dari misi misinya selama 3 bulan sebagai hukuman, karena ia sudah 2 kali hampir membahayakan rekan team nya dan 3 kali menggagalkan misi.

Itu semua karena Hector yang tidak profesional, ia masih terbayang bayang sosok kekasihnya Licy yang rela menyerahkan nyawanya agar rekan rekan yang lain selamat.

Kejadian itu memang sudah berlangsung 3 hari yang lalu, namun ia masih tidak bisa fokus.

Hector sebagai ketua team merasa gagal, hingga akhirnya ia tidak fokus dan di berhentikan dari tugas selama 3 bulan lamanya.

...

Hector pergi dari ruangan itu dan meninggalkan markas, ia tidak berniat untuk pulang, ia berniat untuk mampir ke rumah kekasihnya karena kekasihnya memiliki adik kembar yang kini tinggal seorang diri.

Licy sangat menyayangi Felix bahkan ia tidak rela jika Felix tergores padahal Felix laki laki, Licy pernah menangis saat mendapati felix terluka, padahal Felix biasa biasa saja namun licy berlebihan.

Tok.. tok...

Tanpa menunggu lama pintu rumah terbuka dan tampaklah Felix dengan wajah memerah dan kedua matanya yang juga memerah.

Felix tersenyum manis kemudian mengajak Hector untuk masuk.

Begitu masuk Hector melihat beberapa baju Felix yang berceceran dimana mana dan sebuah koper besar ditengah tengah.

"Mau kemana lix?" Tanya Hector.

"Mau nyusul Licy" jawabnya dengan santai kemudian kembali memasukkan baju bajunya kedalam koper.

Hector menatap iba kepada Felix.

"Kenapa kak?" Tanyanya.

"Lo gak sendirian lix, Lo masih punya gua" Hector memegang kedua bahu Felix.

Felix mengangguk.

"Ini gua mau nyusul Licy, dia ada di negara I" jawab Felix.

"Lix" tegur Hector.

"Gua gak gila kak, nih baca" Felix menyerahkan ponselnya dan hector membaca pesan text yang tertera disana.

Pesan text dari licy yang memberitahukan jika dirinya masih hidup dan tinggal di negara lain, disana juga tertulis pesan jika licy melarang Felix untuk menyusulnya.

"Lo gak boleh susul dia" ucap Hector meski ia masih di Landa kebingungan, ia tau jika jasat Licy tidak di temukan namun bagaimana bisa licy masih hidup saat dirinya sudah terkena ledakan bomb?

"Tapi gua boleh" Hector mengeluarkan smirk nya.

.

.

.

Sore tadi licy sudah di perbolehkan untuk pulang dan kini ia sedang berada di kamar Luciana, ia tidak berencana tinggal lama lama disini karena ia sudah menghubungi Felix untuk mengirimkannya uang, meski pada awalnya Felix tidak percaya dan menganggapnya penipu.

Setelah sekitar 1 jam meyakinkan Felix akhirnya pria ia mau mengirimkan licy uang, dan uang tersebut sudah Licy belikan rumah untuk ia tempati selama beberapa hari, ia tidak mau terus terusan tinggal di tempat asing.

Bisa bisa ia gila dan memutuskan untuk meminum detergent seperti Luciana.

"Gak ada yang berharga" celetuknya setelah puas menatap seisi kamar.

Licy bangun dari duduknya kemudian membuka gorden kamarnya meski sudah malam, tujuan utamanya adalah, membiarkan seseorang yang selama ini membuntuti Luciana bisa dengan mudah melihat kegiatannya.

Sebenarnya licy tidak tau sosok itu baik atau tidak namu menginat dalam ingatan Luciana sosok tersebut sudah sering membantu Luciana bahkan selalu ada disaat Luciana kesusahan maka Licy simpulkan jika orang itu orang baik.

Licy duduk di kursi balkon dan menikmati angin malam.

"Gak cape om di atas pohon Mulu?" Ucap Lucy dengan mata tertutup.

Ia seorang agent rahasia mudah baginya untuk melihat keberadaan orang yang sudah membuntutinya sedari di rumah sakit tadi.

Lama kelamaan terdengar suara daun yang  bergesekan dan ranting ranting patah lalu munculah sosok pria gua yang mungkin seusia dengan ayahnya.

Yang kini sedang duduk manis di dahan pohon yang tepat berada di depan balkon kamar Licy.

"Dari tiga hari yang lalu, om ada terus ngikutin saya, jadi udah pasti om denger dong percakapan saya sama Luciana asli"

Om om itu mengangguk ia mulai membuka masker dan topi yang menutupi wajahnya.

"Astral projection" ucapnya.

Kini Licy yang mengangguk, meski ia agak heran mengapa om om di hadapannya ini tampak tidak terkejut.

"Kenapa om ngikutin Luciana dari kecil? Dan begitu raganya di isi oleh saya kenapa om gak pergi?" Tanya Licy.

"Bagi om luciana udah kaya anak sendiri, Luciana adalah putri dari perempuan yang om cintai namun sayang perempuan itu memilih lelaki yang salah, dan kini putrinya sendiri ia benci dengan alasan bodoh ia percaya begitu saja, hingga melupakan adanya kamera dashboard"

Licy tersenyum ah ternyata masih ada orang waras di sisi Luciana.

"Mungkin ini jadi malam terakhir kita ketemu, karena mulai saat ini, tubuh ini punya Licy jadi Licy bakal pergi, kembali ke kehidupan lama Licy"

Sosok om om itu menatap sedih.

"Kalo gitu Licy jadi anak om aja" usulnya.

Hahahah

Licy tertawa puas.

"Nanti Licy pikir pikir lagi, licy punya adik kembar yang gak bisa di pisahin sama licy" tolaknya.

"Adik licy juga, jadi anak om" usulnya lagi yang kini membuat Licy terdiam.



















Hay Hay Hay.....

Someone only we know (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang