"Gadis itu sungguh merepotkan, sepertinya gadis itu sudah mulai curiga, apa yang harus kita lakukan sekarang kak?" Tanyanya."Lakukan saja hal yang sama"
......
Pagi hari ini licy sudah berada di sekolah, ia berangkat sendiri karena Felix masih belum di temukan, niatnya licy tidak mau sekolah karena ingin fokus mencari Felix.
Saat jam sudah menunjukkan pukul 9 dimana sudah banyak murid murid berkumpul anehnya licy tidak menemukan satu orangpun dari anggota keluarga Lusiana, ia hanya bertemu dengan teman temannya sam.
"Licy?" Sapa Jason.
Jason adalah teman satu kelas licy, orang yang saat ujian membantu licy untuk belajar.
"Tumben gak sama Felix? Oh ya kemarin gua liat Felix di sekitaran jalan Orchid, kaya lagi panik gitu"
"Jas, Lo tau alamat pak David?" Tanya licy.
"Lo suka kuenya juga? Jangan cy kue itu mencurigakan"
"Nggak nggak, Lo tau alamat pak david?" Tanyanya lagi dengan sabar.
"Kalo gak salah di perumahan" Jason menuliskan alamat lengkap milik David.
"Thanks jas, kapan kapan gua bales jasa Lo" licy langsung berlari begitu saja meninggalkan Jason sendirian di koridor.
Sementara Jason ia terlihat kebingungan dengan kelakuan Licy yang menurutnya aneh.
"Lo cantik cy" gumamnya dengan tersenyum tipis.
.
.
.
"Lepaskan kita"
"Apa apaan sih ini"
Keluarga Lusiana saat ini dalam keadaan terikat di sebuah rumah mewah mereka semua disana tidak ada yang tertinggal, keuda orang tua Feya, keluarga brayn dan keluarga Sam semuanya dalam keadaan sama terikat.
"Kalian tau? Kenapa kalian bisa ada disini?" David berjalan dengan tersenyum angkuh.
"7 tahun lalu, ada seorang siswa yang mendapat perundungan di sekolahnya, dengan lemah dia berjalan ke kantor guru, tapi begitu dia menceritakan kejadian yang menimpa dia, tidak ada satupun guru yang mengubrisnya, ia tahan rasa sakit itu selama 2 bulan lamanya, dan selama dua bulan itu ia mendapat perundungan yang ekstrim, di lempar menggunakan lumpur? Tempat duduk di beri paku? Buku di sobek? Sepatu di beri silet? Itu adalah perundungan paling sederhana, sisanya?"
"Pada puncaknya siswa tersebut di pukuli habis habisan hingga hampir mati tak berdaya di taman belakang sekolah, keluarga nya mencari dan menemukan sang putra dengan keadaan sekarat, keluarga tersebut segera menuju rumah sakit, namun sayang siswa tersebut di vonis lumpuh"
"Pihak sekolah yang mengetahui itu hanya acuh, mereka malah menghapus semua vidio dan bukti bukti rekaman CCTV mereka malah memberikan keluarga itu uang, uang yang nilainya tak seberapa dengan penderitaan yang siswa itu alami, baik pihak sekolah meupun murid murid yang melakukan perundungan sama sekali tidak peduli, hidup mereka baik baik saja setelah kejadian itu"
"Dan saya kakak dari siswa itu jelas tidak menerima dengan perlakuan pihak sekolah" David bercerita dengan ekspresi wajah yang berbeda beda.
"Apa hubungannya dengan kami?" Daddy angkat bicara.
"Tidak ada hahahah" David tertawa bak orang gila.
"Saya membuat kue dengan campuran narkoba, kemudian putrimu feya menjualnya dengan senang hati, niatnya kami akan berterimakasih dengan feya, karena bagaimanapun juga tanpa feya rencana kamu tidak akan sesempurna itu"
"Namun, sepertinya feya yang bodoh sudah tidak ada, ia mulai banyak bertanya dan akhirnya kalian berada disini, untuk berjaga jaga agar kalian tidak melaporkan saya kepada anggota kepolisian, kalian akan seperti itu selama 1 minggu" jelasnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang keluarga feya benar bener tidak terluka mereka hanya di sekap untuk satu Minggu.
"Lalu apa tujuanmu melakukan ini?" Tanya mami.
"Balas dendam tentu saja, kami akan membalaskan dendam adik kami yang paling kecil, kami ini satu sekolah meresahkan kehancuran bersama"
Brak...
"JORDY MANA FELIX" Licy datang sendiri dengan dua katana yang ia ikat di pinggangnya.
Licy bahkan Menerobos masuk karena kemanan rumah ini juga kurang aman jadi dengan mudah Licy dapat menerobos masuk.
"Mana Abang Lo sialan" Licy menatap tajam David.
"Loh Licy?" Jordy baru saja turun dari tangga dengan wajah kebingungan.
"Felix apa? Emang dia disini?" Tanyanya.
"Gak usah basa basi, Felix lecet seujung kuku nyawa Lo bayarannya" Licy tersenyum sinis, senyum yang biasanya Licy berikan kepada musuhnya.
"Mana Felix" tanyanya dengan lembut.
"Jangan jangan" ucapan Jordy menggantung.
Jordy melirik David sementara David memberikan wajah bingung yang sama.
"Bawa dia" perintah Jordy kepada salah satu orang yang menggunakan pakaian serba hitam.
Bruk..
Tak lama 2 pria berpakaian serba hitam itu melemparkan seseorang dengan keadaan yang sangat sangat memperihatinkan.
"FELIX" jerit licy.
Licy yang melihat Felix di lempar begitu saja langsung menatap tajam seseorang yang sudah melakukan itu.
Kilatan kebencian terpancar jelas di matanya, Licy menolong Felix terlebih dahulu.
"Maaf gua telat" lirihnya.
Cling...
Salah satu pria berbaju hitam itu terkena serangan Licy yang membuat tangannya terlepas begitu saja.
Tentu saja semua orang yang berada disana shock bukan main, mereka terkejut dengan apa yang di lakukan Licy.
"Gua gak peduli sama kejahatan Lo, nggak gua gak peduli sama kehidupan Lo, tapi Lo orang yang udah Felix anggap kakak sendiri ngelakuin ini?"
"Cy" panggil Felix dengan lemah.
Licy langsung menoleh ke arah Felix tatapan lembut ia pancarkan.
Felix menggeleng lemah.
Hay Hay Hay.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone only we know (END)
Short StoryKalian percaya Astral projection? gak percaya? Sama, awalnya Licy juga gak percaya, sampe Licy kecelakaan dan ngalamin kejadian yang Licy sendiri gak percaya itu.