26

108 12 0
                                    


"Gua gak kuat" lirih Felix.

"Liat" Felix menunjukkan luka di bagian perutnya dapat Licy lihat jika luka tersebut merupakan luka tusukan.

"Siapa yang ngelakuin ini?" Tanya Licy dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"David" jawab Felix.

Bahkan luka tusukan itu sudah mengering.

"Sakit cy, dari dulu gua lemah ya?"

Detik itu juga Felix menutup matanya bersamaan dengan nafasnya yang berlangsung angsur tiada.

"Lix?" Lirih Licy.

"Felix?" Bibir Licy bergetar kemudian ia menutup matanya membiarkan satu tetes air mata jatuh, tak lama dari itu Licy membuka matanya kembali kini tatapan lembut itu sudah tergantikan dengan tatapan tajam yang di penuhi oleh kekosongan.

"Sama dengan Lo yang bales dendam, begitupun gua"

Cling...

Cling...

Licy mengeluarkan kedua katana-nya.

Tatapan mata Licy lurus ke arah david, seakan Licy adalah hewan buas yang siap menerkam David sebagai makan siangnya.

"Cy, gua bisa jelasin, cy" panik Jordy, tentu saja ia panik, ia memang tidak memiliki dendam apapun kepada Licy, dan seperti yang Licy bilang jika Jordy memang menganggap Licy dan Felix sebagai adikny, ia tidak tau jika orang yang sudah mengetahui jati dirinya adalah Felix dengan gelap mata ia memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi Felix.

Ia benar benar bodoh saat ini.

Sementara Licy ia mengabaikan semua kata kata Jordy.

David mundur perlahan lahan.

"Cy Lo gak bisa pake senjata apa apa, cy Lo lemah" Jordi berbicara seperti itu agar Licy mau mendengarkannya dan Licy tidak akan terluka oleh katana nya.

Ya Jordy memang sesayang itu kepada Licy, maka dari itu, ia menyuruh feya untuk membocorkan identitas Licy agar Licy di keluarkan dari alpha dan tidak terseret masalah ini.

Satu persatu anak buah Jordy mulai mengelilingi David agar tidak terkena serangan dari Licy.

Dor...

Cling..

Dari arah belakang ada sebuah tembakkan yang di luncurkan untuk mengenai Licy, namun sayang Licy begitu peka dengan mudahnya ia menangkis serangan itu.

Licy menoleh ke arah belakang dimana ada pria yang duduk di kursi roda dengan memegang tembakan.

"Lily?" Kagetnya.

Bruk..

Ia langsung menjatuhkan pistolnya, Jordy dan David yang mendengar ucapan adiknya tentu saja terkejut bukan main.

Jadi, Itu Lily kekasih adiknya, dan ya Kenan hampir saja menembak kekasihnya, seseorang yang bahkan lebih berharga dari keluarganya.

Mengabaikan itu Licy kembali berjalan untuk membalaskan dendamnya kepada David.

"Cy jangan ya, kita bicara baik baik oke, nanti Licy luka" bujuk Jordy.

"Gak ada jalur damai" Licy tersenyum menatap Jordy.

Dor..

Dor..

Bugh..

Bugh..

Cling..

Ciling..

Licy menyerang seluruh anak buah Jordy dengan brutal sangat brutal, ia tidak peduli meski tubuhnya terluka ia terus menyerang mereka, Licy sangat gesit membuat para anak buah Jordy tidak bisa melumpuhkannya.

Para keluarga Lusiana tidak bisa apa apa, mereka hanya bisa menyaksikan kegilaan Licy.

"JANGAN SAMPE LILY LUKA SIALAN" kesal Kenan.

tap tap tap...

Licy berlari dengan gesit kini ia sudah berada di belakang David ia tersenyum semakin lebar.

Bugh..

Salah satu anak buah Jordy berhasil menarik david agar terhindar dari Licy.

Sama halnya dengan keluarga Lusiana Jordy juga sama saja ia hanya bisa diam sana tanpa bisa memisahkan.

Katana Licy kini sudah di penuhi oleh darah, tentu saja oleh darah dari anak buah Jordy, anak buah Jordy tidak banyak hanya 20 orang, namun hal tersebut mampu membuat Licy kewalahan dan hampir tertembak beberapa kali.

Licy terluka, sekujur tubuhnya di penuhi lecet dan memar, belum lagi ia juga memiliki luka terbuka dan luka itu mengeluarkan banyak darah.

Kini anak buah Jordy tersisa 4 orang, mereka hendak menyerang namun mendapat kode dari Jordy untuk tidak menyerang Licy.

Licy memasukkan kembali katana nya.

Dugh..

Licy menendang David hingga tersungkur di hadapannya, Licy berdiri dengan menatap remeh David, sekana akan David bisa ia habisi kapan saja.

David sendiri yang mendapat serangan mendadak tentu saja di buat tidak berdaya.

"Apa aja yang udah Lo lakuin ke adik gua?" Tanya licy.

Diam diam Jordy berjalan mendekati Felix ia ingin membawa Felix ke tempat yang lebih layak.

Tak...

Sebuah pisau lipat mendarat tepat dekat dengan kepalanya, mungkin jika Jordy bergerak sedikit sudah di pastikan jika pisau itu mengenainya.

"Lo sentuh adik gua, Lo udah siap buat nyusul dia" ucap Licy tanpa menatap Jordy.

Keluarga Lusiana yang berada disana benar benar dibuat trauma oleh Licy.

Licy berjongkok dan

Tsk...

Licy menusuk David di tempat yang sama saat David menusuk Felix.

Setelah menusuk David, Licy berdiri kembali, kemudian menendang David layaknya bola.

"FELICITY OXANA" panggil Rival dengan lantang.

Licy yang mendengar namanya di sebut tentu saja menoleh.

"Kamu apa apa ini hah"

"Lo itu gak berguna jadi orang tua, kelamaan, Felix udah meninggal, mau apa Lo kesini?" Tanya Licy.

Dugh..

Sebelum meninggalkan David Licy kembali menendang david.

Plak..

Licy di tampar dengan kuat oleh rival, rival melakukan itu agar Licy sadar dari kesalahannya, dan sadar jika semua yang Licy lakukan itu tidak baik.

"RIVAL" bentak Daddy.

Licy acuh, ia menatap Jordy dengan sengit.

"Dia bilang adiknya meninggal kan?" Tanya Licy.

"Cy jangan macem macem, gua bisa berbuat lebih dari ini" ancam Jordy.

"Loh bukannya kalian yang mulai ya?" Celetuk Licy.

"Gua mau Lo ngerasain apa yang pernah Lo alami dulu"

Dengan tanpa dosa Licy berjalan ke arah Kenan yang sedari tadi hanya bisa menatap dan pasrah saat Licy berjalan mendekat, Kenan mengerti sekarang, kedua kakaknya sudah membunuh adik dari kekasihnya.

"Kenan" panggil Licy dengan lembut.

Licy mengusap rambut Kenan dengan lembut.

"Aku gak punya salah apa apa Lo sama kakak kamu, iya kan?" Tanya Licy.

Kenan mengangguk.

"Tapi Felix udah meninggal, di tangan kakak kamu"

Kenan menatap Licy dengan polos, kemudian Licy tersenyum.

"Kita putus"
















Hay Hay Hay Hay....

Someone only we know (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang