"Apa?" Daddy menatap tak percaya.
Papi mengangguk.
Saat ini mami, papi dan Daddy sedang berkumpul di ruang kerja papi, keduanya sedang saling menatap kesal, ah tidak sebenernya sang adik yang menatap kesal kepada kakaknya.
"Selama ini rival udah gantiin posisi Lo, tanpa Lo sadari"
Daddy mengepalkan tangannya erat.
"Bajingan itu, gak dapet mommy nya ngincer putrinya" kesal Daddy.
"Bukannya selama ini Lo yang bajingan" papi berbicara dengan datar.
"Gua titipin dia ke Lo, biar dia jauh dari manusia bajingan kaya gua, kenapa Lo malah bikin dia tambah jauh, Lo kan tau keadaan gua gimana, gua masih belum bisa ngelupain mommynya anak anak, makanya gua titipin ke Lo karena temperamen gua waktu itu"
"Halah kalo gak ada bukti itu juga sampe sekarang mungkin Lo masih benci anak itu, Lo gak usah salah salahin gua atas kesalahan Lo, gua tau gua sadar keluarga gua juga ada campur tangannya bikin anak itu pergi tapi seenggaknya anak itu masih Sudi datang kesini, walaupun gua sadar kalo dia kesini karena terpaksa"
"Gua tau anak anak gua juga salah, tapi tiap hari gua ingetin mereka kalo yang mereka lakuin itu salah, gak kaya Lo yang udah tau anak Lo berbuat salah tapi Lo acuh"
"UDAH BERISIK" jerit mami kesal.
"Gua juga salah disini" lirihnya.
"Nah itu Lo sadar"
Mereka tidak sadar jika anak anak mendengarkan mereka, karena pintu yang sedikit terbuka.
"Gimana caranya buat kak Lusi balik lagi?" Lirih Brayn.
Tanpa banyak bicara Asher menarik tangan Brayn dan membawanya ke dapur.
Oh ya setelah Licy pulang tadi teman teman mereka juga ikut pulang, karena tadi niat mereka hanya untuk meminta maaf kepada Licy, terbaik Gevano.
Prak..
Sesampainya mereka di dapur, Asher langsung memecahkan gelas.
Ia tidak melemparnya ia hanya membenturkannya ke dinding membuat gelas tersebut pecah menjadi 5 bagian.
"Sambung" perintahnya.
Brayn melirik Asher dengan tatapan bingung, sementara Asher memberikan brayn plester luka.
Dengan bingung Brayn mengikuti perintah Asher di bantu oleh Sam dan Rafa.
30 menit berlalu, gelas tersebut berhasil di satukan lagi.
Asher mengisi gelas tersebut dengan air, yang tentu saja membuat air yang berada di dalam gelas tumpah karena pecahan yang tidak susun rapi atau ada bagian yang hilang.
"Itu licy" tunjuknya pada gelas yang bocor itu
"Dan ini permintaan maaf kalian" Asher menyimpan plaster tersebut dengan asal lalu pergi begitu saja.
Membuat dapur menjadi hening.
"Sekeras apapun usaha kita, licy gak bakal bisa kaya dulu lagi" gumam Rafa dengan menatap kosong ke arah gelas.
.
.
.
"Yaelah mana ada gelas dari isolasi" komentar Hector.
Saat ini alpha team sedang berkumpul untuk laporan, namun saat ini mereka sedang menonton cara kerajinan yang membuat mereka tak habis pikir.
Berbeda dengan licy yang masih mengerjakan alat komunikasi tersebut.
"Tuh kan, mana ada sabun bentuk tangan, bukannya cuci tangan malah salaman"
"Ekhem udah udah, ayo ke inti pembahasan" Licy membubarkan acara menonton mereka.
Felix peka ia langsung pergi dari ruangan itu, karena menurutnya ia tidak perlu ada disana ia takut menganggu konsentrasi mereka.
"Tersangka udah ketangkep" Hector membuka suara.
Licy menatap heran, bagaimana bisa hanya sehari, ia merasa ada yang janggal.
"Ini beberapa data orang orang yang di curigai sebagai tersangka" Jordy memberikan poster buronan.
"Yang mana yang ketangkep?" Tanya Bobby.
"Ini" tunjuk Jordy.
Diam diam salah satu dari mereka ada yang tersenyum tipis sangat tipis bahkan tidak ada yang menyadarinya.
"Dia mirip sama buronan yang itu gak sih?" Tanya Licy.
Licy menunjukkan poster tangan kanan mafia terkuat yang sudah lama menjadi buronan, bahkan dengan harga yang tinggi.
Ya pemerintahan dari negara tempat tangan kanan mafia itu berasal, membuat sebuah pengumuman barang siapa yang bisa menangkap buronan itu mereka akan mendapatkan hadiah, baik hidup atau mati dengan hadiah sebesar 500.000 G.
Tentu hadiah yang sangat besar namun sampai sekarang belum ada yang bisa menangkapnya, itu karena ia sangat licik seperti rubah, bahkan ketua mafianya saja tidak semahal itu.
Dan jika ada yang menangkap ketua mafianya dalam keadaan hidup atau mati mereka akan di beri hadiah 1.500.000 G.
Kelompok mafia itu benar benar menjadi buronan internasional nomor 1.
"Ya mereka mirip, tapi ada yang lebih mirip"
Mereka semua menatap Hector dengan tatapan bingung.
"Dia" Hector menunjukkan sebuah foto dari ponselnya.
Mereka semua terkejut dan saling menatap mereka tak percaya.
"Jadi meskipun target kayanya udah ketangkep kita tatap awasi mereka"
"Dan persiapkan saja mental kalian, karena kita tidak tau apa yang akan kita hadapi nanti"
Team alpha mengangguk paham, itu tandanya mereka harus selalu waspada kepada siapa saja, dan tentu saja mereka juga harus mengasah kembali kemampuan mereka.
Setiap anggota team alpha memiliki kemapuan istimewanya sendiri sendiri dan itu semua tidak sama.
Seperti Jordy yang sangat ahli dalam menembak jarak jauh, bobby yang menguasai teknik bela diri cukup hebat dari pada rekan rekannya yang lain, lalu ada Kevin yang selalu menggunakan pisau dua matanya, ada Trixi dengan kemampuan hacknya, Peter dengan panahnya, ada Hector dengan keahliannya sebagai penjinak bomb, terakhir ada Licy yang sebenarnya keahliannya menggunakan pedang namun menurutnya itu terlalu kuno jadi ia beralih menggunakan senjata, meski tembakkannya selalu meleset.
Semua anggota team alpha bisa beladiri dasar dan rata rata penembak jitu hanya Bobby dan Licy yang tidak karena, mata Bobby yang minus, sementara Licy memang tidak bisa, itu menyebabkan tembakan mereka selalu meleset, meski Bobby memakai kacamata, softlens dan hardlens tetap saja tembakannya selalu meleset.
Dan licy? Karena menurutnya keahliannya terlalu Kuno jadi Licy tidak memiliki kemampuan sepesial seperti teman temannya, teman temannya sendiri tidak ada yang tau jika licy ahli dalam memakai pedang mereka hanya tau jika licy ahli di teknologi itu saja.
Mata uang di cerita ini beda ya sama di cerita aku yang lain.
Hay Hay Hay....
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone only we know (END)
Short StoryKalian percaya Astral projection? gak percaya? Sama, awalnya Licy juga gak percaya, sampe Licy kecelakaan dan ngalamin kejadian yang Licy sendiri gak percaya itu.