Kring... Kring...Bel masuk baru saja berbunyi sementara Licy masih berjalan dengan santainya, ia tidak peduli pada awalnya ia memang tidak berniat untuk sekolah kembali, namun karena bujukan rayuan maut ayahnya membuat mau tak mau Licy menyetujui keinginannya itu.
Flashback..
"Buat apa? Licy udah lulus" tolaknya.
"Ya kan itu Licy, tapi Luciana belum, seenggaknya ayah mau hargain perjuangan luciana setahun ini, bulan depan harusnya Luciana kenaikan kelas, mau ya cy" bujuknya.
Licy menggelengkan kepalanya.
"Cuma sebulan cy, sebulan juga gak full belajar, besok ujian satu Minggu lebih beberapa hari, nah sisanya free atau ada event event gitu, abis itu di Minggu ke empat baru tuh kenaikan kelas"
Ayah berbicara dengan nada super melas beserta wajah yang meminta di kasihani, membuat Licy jiji, mau tak mau ia mengikuti keinginan ayahnya, agar ayahnya mau menghentikan ekspresinya itu.
"Fine" pasrahnya.
Meski jujur saja ada sedikit rasa ia menerima itu semua, selebihnya Licy merasa muak, kesal dan jengkel bagaimana tidak di hari pertamanya masuk justru bertepatan dengan ujian kenaikan kelas, jika ia gagal maka Luciana tidak akan naik kelas, meski terdengar mustahil.
Ya menurut Licy seseorang yang tidak naik kelas itu mitos, Karena selama hidupnya Licy belum pernah mendengar kasus murid yang tidak naik kelas.
Flashback end...
Fyuuu
Huftttt
Licy terus menarik dan menghembuskan nafasnya dengan penuh rasa lemah, letih dan lesu.
Jangan heran dengan perilaku Licy yang seperti itu, karena pada kenyatannya ia memang selalu malas jika bertemu atau berurusan dengan banyak orang.
Oh ya jangan lupakan dengan julukan manusia baterai yang begitu lekat dengan nya, seluruh team alpha tau itu, Licy agen rahasia yang selalu mengantuk.
Ceklek..
Licy membuka pintu ruang kelasnya yang sudah sepi karena ujian sudah di mulai, dengan cueknya Licy masuk dan mengambil soal ujian yang berada di meja guru.
"Darimana saja Luciana, kamu pikir sekolahan ini punya ayah kamu makanya kamu bisa seenaknya gitu" kesal guru yang sedang mengawasi ujian.
Beberapa murid langsung memperhatikan Licy dengan tatapan aneh, biasa saja bahkan hingga mencemooh.
"Kerjakan soalnya di meja saya" perintahnya.
Tak ambil pusing, Licy langsung duduk di kursi guru dan mengerjakannya disana.
.
.
.
Ujian pelajaran pertama sudah selesai beberapa murid pergi ke kantin untuk mengistirahatkan otak mereka, ada juga yang tetap diam di kelas untuk belajar, begitupun Licy yang lebih memilih untuk tetap diam dan belajar.
"Lusi, Lo tau bagian ini?" Tanya seorang siswa.
"Nama gua Licy, Felicity" ketusnya.
"Okey Licy" ulangnya.
"Gua Jason barangkali Lo lupa, karena amnesia mungkin lo kan abis jatoh dari tangga" ledeknya.
Licy memutar bola matanya malas.
"Jadi?" Tanyanya dengan menunjuk ke salah satu soal.
"Gak tau lah, gua gak pinter matematika, lagian hari pertama ujian langsung matematika" kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone only we know (END)
Short StoryKalian percaya Astral projection? gak percaya? Sama, awalnya Licy juga gak percaya, sampe Licy kecelakaan dan ngalamin kejadian yang Licy sendiri gak percaya itu.