18

117 13 0
                                    


"Hahahaha mereka sangat mudah untuk di bodohi" kekeh seseorang Yang sedang duduk di tengah ruangan yang gelap.

.....

"Kapan aku boleh kesana?"

"Nanti aja, biar aku yang samperin kamu"

"Gak bisa dong, Lily kan pacar aku, masa cewe yang samperin cowo" pria di sebrang sana berbicara dengan nada yang sedikit merengek.

"Udah udah nanti aku telpon lagi"

Klik...

Sambungan telpon di putus sepihak oleh Licy.

Selama ini belum ada yang mengetahui jika Licy memiliki kekasih, termasuk Felix, licy belum siap untuk memberi tau Felix tentang kekasihnya mengingat dari dulu hingga sekarang Felix sangat tidak menyukai laki-laki yang kini sudah menjadi kekasih Licy.

Itu semua karena laki laki itu sangat misterius bagi Felix, ya Felix sendiri tidak bisa melacak latar belakang pria itu, tapi Felix yakin jika pria itu pira berbahaya yang harus licy hindari, itulah alasan Felix tidak menyukai laki-laki yang kini menjadi kekasih Licy.

Tok.. tok...

Suara ketukan pintu membuat Licy bergegas dari posisi nyamannya untuk membuka pintu kamar.

"Apa lix?" Tanya Licy.

"Gak jadi?" Tanya Felix.

"Ah itu menurut Lo mending gua kasih tau sekarang apa nggak?"

"Bukannya lebih cepat lebih baik?"

Licy terdiam sebentar.

"Oke, tunggu sebentar gua ganti baju dulu, Lo harus ikut"

Bruk..

Licy bergegas kembali memasuki kamarnya untuk berganti pakaian, ia bahkan menutup pintunya mengabaikan Felix yang masih ada di depan kamarnya.

"Cy apapun yang terjadi Lo harus kuat ya" gumam Felix yang masih menatap pintu kamar Licy.

.

.

.

.

"Sialan kita kekecoh" geram Hector, ia mengepalkan tangannya dengan erat bahkan hingga membuat kuku kukunya memutih.

"Udah gua duga" gumam Bobby.

"Panggil semua team alpha, Licy juga, dia harus tau rencana kita" jelas Hector.

"Bukannya Lo udah buang dia?"

Hector menatap tajam Jordy, terlihat dari matanya seakan ingin menghabisi Jordy di tempat.

"Udah sih udah, yuk rapat" ajak Kevin.

Satu persatu team alpha menduduki bangkunya masing masing, suasana ruangan menjadi sangat sangat tegang.

"Ya kita ganti rencana" ucap Hector.

"Maksud Lo, kita kasih tau Licy tentang rencana baru ini gitu? Rencana kemarin udah hampir sukses loh, cuma kekecoh dikit" seru Bobby.

"Nggak, soal licy tetap di rencana awal" Hector menatap tajam jendela di sampingnya.

"Ini cuma rencana doang kan? Licy tetep anggota kita?" tanya Jordy.

.......

"Jadi gitu ceritanya, mau om, Tante percaya apa nggak itu urusan kalian, saya gak punya urusan apa apa lagi sama kalian" licy meminum tehnya dengan anggun.

Ia baru saja menceritakan semuanya, tentang dirinya yang terjebak di tubuh Lusiana, ia juga menceritakan kepada semua anggota keluarga ini, jika Lusiana tidak pernah membenci mereka.

Menyesal? Tentu saja, itu yang sedang di rasakan oleh anggota keluarga itu saat ini.

Seluruh anggota keluarga menjadi pucat, mereka masih tidak mempercayai apa yang mereka dengar, namun dengan beberapa penjelasan dan bukti bukti yang licy berikan membuat mereka mau tak mau harus percaya.

Suasana ruangan tampak hening belum ada dari mereka yang membuka suara.

Tak..

Tak..

Tak..

"Hai semua, hey udik? Kok Lo ada disini?" Feya baru saja datang dengan beberapa paper bag yang ia bawa, mendaoan jika dirinya baru saja belanja.

"Ngapain Lo disni?" Ulangnya dengan menatap remeh ke arah Licy.

"Aduh kasian banget ya, gak punya temen sekarang"

Licy menatap Feya dengan tenang, karena sejujurnya ia saja tidak menganggap kehadiran Feya, namun karena Feya berdiri tepat di depannya mau tak mau ia harus menatap Feya.

"Feya stop" mami menatap tajam Feya.

"Kamu di suruh pulang orang tua kamu" ucap mami.

"Gak bisa gitu dong mi, aku kan baru pulang, aku mau nginep" kesalnya.

"Gak ada bantah" kini Daddy bersuara.

"Gak bisa dad, kok kalian maksa sih? Pasti gara gara Lo kan Udik, Lo abis kasih mereka guna guna kan" tuduhnya.

Dug..

Dug ..

Feya mendorong-dorong badan Licy, Licy? Ia masih tetap diam karena ia sedang mengamati sesuatu.

Felix kesal namun ia diam karena ingat dengan kata kata licy yang menyuruhnya untuk tetap diam saja.

"FEYA" Kesal Brayn yang langsung mendorong Feya.

Bruk..

Feya terjatuh barang bawaannya pun terjatuh berserakan, kejadian barusan tidak luput dari perhatian semua anggota keluarga termasuk Felix yang ada di sana.

"Apa apaan kamu, kenapa dorong dorong putri saya" kesal Daddy.

Licy memungut beberapa kue yang jatuh dari paper bag milik Feya, diam diam Licy tersenyum puas.

"Fey, Lo makan ini semua?" Tanya licy ketika melihat satu bungkus kue yang tinggal sepotong.

"Nggak lah" Feya langsung merebut kue tersebut dan menyembunyikannya dari Licy, karena Feya takut licy akan meminta kuenya.

"Gua minta ya"

"Gak, enak aja, pergi sana" usir Feya.

Dengan buru buru feya memasukkan semua kue kue yang berjatuhan kedalam paper bag, mami, papi yang melihat tingkah Feya tentu saja di buat kaget karena setau mereka feya sangat anti dengan kue kue rumahan seperti itu.

Setelah semua barang barang yang berjatuhan feya ambil, dengan tergesa gesa feya pergi meninggalkan kediaman, hal tersebut kembali membuat satu keluarga kebingungan dengan tingkah Feya.

"Feya" panggil licy dengan senyum lembutnya.

Feya yang mendengar namanya di panggil menoleh dengan takut takut.

"I got you"
























Hay Hay Hay...

Someone only we know (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang