•
•
•
•Sementara Ruka mendapatkan perawatan khusus dari Eunha, Rora, Haram, Chiquita dan Ahyeon masih asik memperbincangkan tentang kemampuan sebenarnya dari pembimbing divisi 3, SinB yang awalnya mereka kira tidak terlalu hebat di loby klinik.
"Tadi, kalian liat pertarungan Kak SinB vs. Ruka gak?" tanya Haram.
"Engga, terlalu sibuk Aku ngadepin Kak Lisa, Lengah sedikit pasti langsung kena libas. Auranya itu loh, meski warnanya hitam, tapi tekanannya jauh dari Ruka yang juga beraura hitam." Jawab Chiquita.
"Iya. Berat banget rasanya. Belum apa-apa nafas kita udah ngos-ngosan" tambah Rora.
"Kamu sendiri tadi sempet liat ga?" tanya Chiquita balik.
"Sama. Aku juga ga liat. Meski Kak Rose keliatannya baik, lembut dan segala ke-feminin-an wanita ada pada dirinya, tapi begitu nyerang balik... beuh, kepala kita yang langsung jadi sasaran." Jawab Haram.
"Iya. Kaget Aku. Mana waktu kepala kita dibenamkan ke tanah itu, berat rasanya. Susah buat diangkat. Untungnya tadi Kak Rose lengah sedikit, jadi kita masih bisa keluar dari tekanan." Tambah Ahyeon..
"Ditambah lagi, cara ngehindar Kak Rose yang keliatan begitu lihai. Gak keliatan sulitnya. Ya mungkin sempet beberapa kali seranga-serangan kita ampir kena. Padahal itu tadi kita udah nyerang bener-bener all out" ujar Haram.
"Kak Lisa juga gitu, ngehindarnya gak keliatan kayak yang lagi duel. Anggun banget deh cara ngehindarnya. Macem yang lagi dance." Ujar Chiquita.
"Apa lagi waktu nyerang balik. Meski serangannya terlihat ringan, tapi aslinya berat banget kalo kena. Ditangkis aja udah sakit, apalagi kena langsung mentah-mentah. Gak tau cederanya kayak gimana." Tambah Rora.
"Tapi... yang masih misterius itu Kak SinB. Waktu Aku ngeliat Ruka nyerang Kak SinB tiba-tiba, Aku ngeliat ada yang beda dari auranya Kak SinB." Ujar Ahyeon.
"Bener banget! Aku juga sempet
liat. Tekanannya tuh beda. Auranya juga keliatan lebih pekat hitamnya." Tambah Haram.KREEEK...
Pintu ruang perawatan dimana Ruka dirawat terbuka. Dari balik pintu tersebut berjalan seorang yang tadi membawa Ruka untuk dirawat. Eunha, Dengan bajunya yang mirip dokter dan kacamata yang dipakainya. ia benar-benar mirip dokter.
"Ah, kalian masih disini. Bener-bener temen sejati." Ujar Eunha menghampiri mereka berempat sambil melepas kacamatanya.
"Haram, Chiquita, Ahyeon dan Rora. Betul?" tanya Eunha.
"Iya kak dokter." Ujar mereka kompak.
"Panggil aja Eunha. Kaku kalo dipanggil Dokter. Jadi gimana itu ceritanya? Tadi di dalem Ruka gak mau cerita sama sekali. Cemberut mulu." Ujar Eunha.
"Ah, jadi gini Kak... Eunha. Tadi kan ada Pembimbing vs. Maba dimana yang bisa ngambil salah satu lonceng yang ada di salah satu pembimbing, kemenangan buat Maba dan kita boleh gak ikut ospek besok." Jelas Chiquita.
"Nah kebetulan divisi 1, 2 dan 3 itu digabung. Jadinya kan 60 lawan 3, nah kita berlima sengaja nyerang terakhir supaya pas bagian kita, para pembimbing udah kecapean. Eh ternyata salah strategi, akhirnya masing-masing dari kita lawan pembimbing kita. Aku sama Chiquita lawan Kak Lisa, Haram sama Ahyeon lawan Kak Rose, sementara Ruka sendiri lawan Kak SinB." Tambah- Rora..
"Ruka lawan SinB sendiri?! Seriusan? Kalian gak ikut bantuin?" tanya Eunha terkejut setelah ia mendengar penjelasan dari Chiquita dan Rora..
"Gimana bisa ngebantuin, kita juga kesulitan lawan pembimbing kita." Jawab Haram.
"Ah, oh iya ya. Haha." Balas Eunha garing.
"Eh, tapi Kak, sebenernya Kak SinB itu kuat banget ya? Padahal Ruka sama Kak SinB sama." Tanya Ahyeon.
Mendengar pertanyaan Ahyeon, Eunha terdiam sejenak. Memicingkan matanya ke arah mereka berlima layaknya seseorang yang sedang memperhatikan sesuatu dengan lebih fokus.
"Ah, rupanya kalian juga punya warna. Haha. Pantas saja. Kalo SinB, itu emang dari sananya udah kuat." Ujar Eunha.
"Dia itu asalnya perempuan yang... ya itu. Kuat. Yang kalian lawan itu masih SinB kecilnya. Bukan yang sebenarnya. Kalo udah keluar SinB gedenya. Wah, udah lah. Abis semua. Gak ada yang bisa menghentikannya." Tambah Eunha.
"Serius?! Sekuat itukah?" tanya mereka berempat kompak.
"Iya. Sampe ketua timsus sekarang, Jisoo, gak bisa menghentikan Eunha. Setaun lalu itu, dia terkenal karena gak takut sama sekali sama semua penghuni kampus sini. Termasuk sama cowo-cowo yang ikutan ekskul bela diri. Semuanya dilibas sekaligus pemimpin ekskulnya. Udah macem jawara deh." Ujar Eunha
"Waktu itu, Irene sama Jisoo nyoba buat menghentikan SinB, tapi hasilnya nihil. Yang ada malah mereka berdua yang masuk klinik. Dirawat olehku disini. Parah banget lah lukanya. Harusnya masuk UGD tuh mereka Tapi entah emang dasar gengsi mereka gede ato emang takut dokter, mereka nolak dirujuk ke UGD." Tambahnya.
"Eh tapi, ada yang bisa. Mungkin
dia satu-satunya di kampus ini.
yang bisa menghentikan SinB gede." Ujar Eunha."Rektor, kah?" tanya Haram.
"Bukan. Gak ada anggota pengajar kampus yang bisa menghentikan SinB kalo udah menikmati duel yang dia hadapi. Yang bisa menghentikannya cuman 1. Yaitu embimbing divisi 2, Lisa. Eh, dia pembimbing divisi 2 kan?" tanya Eunha.
keheningan melanda mereka berempat setelah mendengar Eunha. saling menatap dengan tatapan heran sekaligus terkejut.
"Kak Lisa?!" tanya Chiquita terkejut memecah keheningan.
•
•
•
•See ya in the next update 👋👋👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hunter
SachbücherPerjuangan Lisa dan teman-temannya untuk meruntuhkan kekuasaan para penghuni atas (1xsehari update)-on going Fantasi Action