•
•
•
•Suasana di lobi klinik saat itu cukup serius, terlebih lagi penjelasan dari Eunha dan Irene yang memperingatkan mereka akan game-game yang selanjutnya akan mereka hadapi, yaitu game akurasi yang nantinya akan berhadapan dengan Rose dan Jisoo yang hingga saat ini belum mereka ketahui kemampuannya seperti apa dan game ketangkasan yang nantinya mereka akan menghadapi Lisa. Sebenarnya mereka juga belum mengetahui kemampuan seperti apa yang Lisa miliki mengingat saat itu Chiquita dan Rora tidak sadarkan diri dalam sekejap, sementara Ahyeon, Haram dan Ruka sibuk dengan latihannya masing-masing.
Luka mereka telah berhasil di sembuhkan. Berkat Eunha dan rekan-rekannya, proses penyembuhan jauh lebih cepat dari penyembuhan normal, begitu pula dengan stamina mereka yang kembali terisi penuh layaknya baterai yang baru di charge.
"Baiklah, tinggal 2 game lagi
yang tersisa. Ayo!" ujar Chiquita
bersemangat."Ah, Aku sarankan kalian ke game akurasi terlebih dahulu." Sela Irene.
"Kenapa?" tanya Rora.
"Dalam adu ketangkasan, kalian akan dipaksa menggunakan seluruh energi kalian. Dan itu berarti di game akurasi, kalian akan kehabisan tenaga. Otomatis, kalian juga akan gagal lulus tes ini." Jelas Irene.
Mereka terdiam setelah mendengar penjelasan singkat Irene. Penasaran seperti apa game ketangkasan yang katanya akan menghabiskan seluruh energi mereka. Namun, sesuai dengan saran dari senior, mereka menuju game akurasi terlebih dahulu.
Setelah berjalan melewati lapangan 3 tempat dimana Ruka sparring dengan SinB, mereka berlima akhirnya sampai di lapangan 2, tempat dimana akan berhadapan dengan pembimbing divisi 1, Rose dan ketua timsus, Jisoo. Debar jantung mereka mulai mengencang layaknya kuda yang sedang balapan di pacuan. Gugup. Hal itulah yang mereka rasakan saat ini. Padahal sebelumnya mereka tidak pernah mengalami gugup bila berhadapan dengan sesuatu yang baru, tapi ini beda. Seolah telah mengetahui bahwa mereka akan datang, Jisoo dan Rose secara khusus menyelimuti lapang 2 dengan aura mereka, Hitam, dimana aura tersebut kesan tersendiri. Selain terasa berat, juga membuat gerakan mereka lebih lambat dari biasanya. Seperti gravitasi bumi yang naik 3x lebih berat dari biasanya. Untungnya belum ada maba lain yang mengantri disana sehingga mereka kali ini mendapatkan giliran pertama.
"Selamat datang di game akurasi
kami. Sesuai namanya, game ini
mengandalkan tingkat akurasi
yang benar-benar tinggi." Ujar Rose menyambut kedatangan mereka."Di game ini, terdiri atas 2 jenis adu akurasi, panahan dan latihan tembak. Kalian berlima akan diberi kesempatan untuk memilih, apakah ingin memilih panah atau pistol. Setelah itu, dari tempat yang telah disediakan, kalian harus menembak sasaran yang letaknya sekitar 48 meter. Dan dalam game ini ada 3 tahap. Pertama, menembak atau memanah sasaran tanpa rintangan. Kedua, akan ditambah rintangan yang tidak bergerak. Dan ketiga, rintangannya lebih banyak. Dan bergerak." Tambah Jisoo.
"Oke teman-teman, diantara kita, siapa yang daya penglihatannya sangat bagus." Ujar Ahyeon yang bersiap mengatur strategi bagi mereka yang sedang melingkar berkerumun.
"Aku." Jawab Rora dan Haram.
"Baiklah, Haram dan Rora, bagian kalian paling akhir. Setelah kami bertiga. Dan Haram, nanti Kamu berhadapan dengan Kak Rose. Itu yang tadi dikatakan Kak Eunha, sementara Rora berhadapan dengan Kak Jisoo." Jelas Ahyeon.
Setelah berunding, mereka menentukan bahwa Ahyeon dan Ruka yang akan terlebih dahulu maju. Ahyeon akan menghadapi Rose dalam adu panah dan Ruka akan berhadapan dengan Jisoo dalam adu tembak.
"Wah Kak Rose, kita bertemu lagi." Ujar Ahyeon yang berdiri di samping Rose sambil mempersiapkan busur dan anak panahnya.
"Yup! Kali ini tunjukkan keahlianmu memanah." Ujar Rose yang sudah siap dengan attribut memanahnya. Lengkap sekali. Layaknya atlit pemanah olimpiade.
Di sisi lapangan lain, Ruka sedang memasang kaca mata untuk melindungi matanya dari serpihan bubuk mesiu dan penutup telinga yang berguna untuk mengurangi kebisingan dari suara pistol.
"Salam kenal Kak Jisoo. Aku Ruka. Senang bisa berduel dengan Kakak." Ujar Ruka memperkenalkan diri sambil membungkuk.
"Ah hei hei, disini tidak usah formal. Bukan tempatnya. Haha." Ujar Jisoo santai.
Persiapan mereka selesai. Aba-aba tahap pertama telah dibunyikan. Rose dan Ahyeon bersiap. Masing-masing dari mereka menarik tali busur yang sudah disemati oleh anak panah. Tahap pertama ini tidak ada rintangan. Hanya menembak bagian tengah lingkaran sasaran itu. Kalau bisa bullseye.
WHOOT!!!
Mereka telah melepaskan anak panah dari busurnya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi, anak-anak panah itu meluncur dan tertancap di sasaran tembak. Anak panah Ahyeon berhasil mengenai sasaran tengah. Sementara anak panah Rose menembus bullseye.
"Wow! Lumayan." Ujar Rose yang terkesan akan akurasi Ahyeon.
Tahap kedua dimulai. Kali ini rintangan berupa balok-balok kayu berdiri di jalur panah mereka. Membuat sasaran panah sulit dilihat.
"Nah, bagaimana kau akan menembak, Ahyeon?" tanya Rose penasaran.
Ahyeon tidak menjawab pertanyaan Rose. Ia terdiam memikirkan cara agar anak panahnya berhasil menancap ke sasaran tengah. Khususnya bullseye. Senyum simpul tersirat di bibirnya. Pertanda bahwa ia telah menemukan caranya. Dengan segera, la arahkan panahnya ke atas. Tidak lurus seperti pada tahap pertama.
SYUUNG!!
Dengan perhitungan jarak dan gaya gravitasi yang 3x lebih berat dari biasanya, juga tenaga yang la keluarkan untuk menembakkan anak panah itu, la berhasil membuat anak panah tersebut menancap, meski letaknya sedikit melenceng dari sasaran tengah. Melenceng 2 lingkaran.
"Astaga Ahyeon! kau membuatku terkesan. Cara berpikirmu sungguh fleksibel. Sama seperti Irene. kemampuan perhitunganmu, sama seperti Eunha. Seperti gabungan Irene dan Eunha." Ujar Rose girang.
"Tapi kalau Aku tidak perlu melakukan semua perhitungan itu." Tambah Rose yang serius menatap sasarannya yang terhalangi beberapa balok kayu yang berdiri di hadapannya itu.
WHOOSH!!!
Dia melepaskan anak panahnya
dengan kecepatan diatas panah yang dilepas Ahyeon.WHOOT!!
Secara tiba-tiba, anak panah tersebut menghindari rintangan-rintangan yang ada di hadapannya dengan gesit. Tanpa mengurangi kecepatannya.
JLEB!!
Bullseye. Anak panah tepat mendarat di tengah. Tidak lebih tidak kurang. Dan pada tahap ketiga, Ahyeon pun harus mengakui keunggulan pembimbingnya tersebut. Dengan rintangan yang bergerak, lesakkan anak panahnya tidak mengenai sasaran yang diinginkan. Berbeda dengan anak panah Rose yang mendarat sempurna di tengah sasaran. Bagaikan memiliki mata, anak panah yang dilesakkan Rose melewati setiap rintangan yang ada di hadapannya. Inilah kemampuan Rose. Akurasi dan manipulasi.
•
•
•
•Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali
See ya in the next update 👋👋👋👋👋👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hunter
No FicciónPerjuangan Lisa dan teman-temannya untuk meruntuhkan kekuasaan para penghuni atas (1xsehari update)-on going Fantasi Action