Chapter 62 ( Time To Serious Mode )

118 17 0
                                    
























"Rasakan!" seru Chiquita sambil kembali menyerbu Mina.

Mina yang tidak bisa mengikuti kecepatan serangan Chiquita akhirnya terkena tebasan katar api milik lawannya tersebut.

WUSHT!
DUASH!
SSHT!!

Tidak hanya sekali, Chiquita kembali menyerang Mina dengan kecepatan yang telah meningkat berpuluh kali lipat hingga gerakannya tidak dapat dilihat oleh mereka yang bahkan telah menguasai aura hitam sekalipun. Mina yang tidak bisa menghindari serangan-serangan tersebut berkali-kali terkena tebasan panas dari Chiquita.

"Hahaha. Gila tuh anak. Kecepatannya sepertinya telah menyaingi Kak Lisa." Gumam Rami yang terkejut dengan serangan yang dilancarkan Chiquita terhadap Mina.



DRUASH!!!



Serangan silang Chiquita membuat Mina terpental dan terluka.

"Yang tadi itu belum apa-apa dibanding dengan luka Kak Lisa." Ujar Chiquita yang melangkah mendekati Mina.

"Hehe Sepertinya kau lupa, Aku tidak sendirian." Ujar Mina yang masih tersungkur dengan senyuman yang licik.


DDRRHSSH!!


Hujan panah angin kembali menghujam mereka. Namun kali ini dengan ukuran yang lebih besar dan jumlah yang lebih banyak. Juga dengan kecepatan yang lebih mengerikan.

"Sial. Dari mana sebenarnya ini berasal!" ujar Rami yang kerepotan untuk menghalau jumlah panah yang mungkin ribuan.



DRRSSHH!!!
DUAK!!!



Chiquita yang tengah menghalau panah-panah tersebut tiba-tiba diserang oleh Mina dengan tendangannya dan membuat dirinya terpelanting jauh dari teman-temannya hingga dirinya dalam posisi terbuka untuk dihujam oleh ribuan panah yang mengarah kepadanya.

"Selesai sudah, Phoenix." Ujar Mina menyunggingkan senyum kemenangan.

"Gawat! Chiquita!" seru Rami yang masih sibuk dengan urusannya bersama hujan panah namun khawatir terhadap temannya tersebut.


DRUASSHH!!!


Tiba-tiba, seseorang datang di hadapan Chiquita dan menghalau semua anak panah yang menghujani mereka dengan tornado raksasa yang ia buat.

"Katanya mau menghabisi semua lawan?" ujar gadis tersebut sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Chiquita berdiri.

"Aah! Kak Rose!!!" seru Chiquita girang seraya melompat ke pelukan Rose.

"Akhirnya, Kak Rose!!!" seru Rami yang juga berlari ke pelukan Rose.

"Eh ini kok malah pada meluk aku," Ujar Rose yang memeluk erat mereka berdua.

"Hei, ini belum waktunya buat mengharu biru, Lawan di sana masih berdiri." Ujar Lisa yang nampaknya sudah kembali pulih.

"Hehe ok kapten!" seru Rami dan Chiquita berbarengan.

"Iihhh, kok Aku gak dapet pelukan juga." Lanjut Lisa dengan wajah cemberut.

"Yee, katanya bukan saatnya buat mengharu biru. Ah, Kakak gimana sih." Ujar Chiquita sambil berlari memeluk Lisa, Diikuti Rami di belakangnya.

"Heii, awas!" seru Rose yang sigap menghalau serangan angin jarak jauh Mina.

"Oke-oke. Saatnya lanjut menghadapi mereka!" seru Lisa.

"Aye aye captain!" seru Rami, Chiquita dan Rose.

Sementara itu, di lantai paling atas gedung rektorat lama, Jennie, ditemani oleh Somi, Sullyoon dan Karina tengah asik menonton pertarungan mereka semua.

"Well, nampaknya sang aktris utama kembali beraksi." Ujar Jennie yang terduduk santai di kursinya.

"Haruskah kami turun?" Tanya Karina.

"Ooh jangan, Biarkan mereka dulu saja yang menghadapi pasukan Lisa. Lagipula mereka belum menggunakan aura putihnya Ditambah lagi, Yiren belum muncul dari tempat persembunyiannya. Kita buat mereka sibuk terlebih dahulu hingga mengabaikan grup penyembuh. Irene, Adiku dan Eunha. Nah saat itulah, kita turun dan mengobrak-abrik irama bertarung mereka yang telah menghadapi sebagian dari teman-teman kita." Jelas Jennie.

"Tapi, Kak Mina menghadapi Kak Rose, Kak Lisa lalu 2 juniornya sekaligus yang mana salah satu dari mereka memiliki api phoenix. Apa itu tidak terlalu memberatkan bagi Kak Mina?" Tanya Somi.

"Hmm... kalau begitu, beri tahu mereka untuk langsung menggunakan aura putih. Sama seperti yang telah dilakukan Yuna dan Kazuha. Hal tersebut pasti akan memancing beberapa dari pasukan Lisa untuk ikut menggunakan aura putih yang menguras stamina." Ujar Jennie.

"Baik." Ujar Somi yang langsung menghubungi Yiren untuk menyebarkan berita yang telah ia dapat melalui pesan anginnya.

Selang beberapa saat, Mina, Seulgi, Rei, Yuna dan Kazuha seperti mendengar sesuatu.

"Wow! Serius nih? Baiklah!" ujar Mina girang.

"Akhirnya. Kapten memberikan ijin."ujar Rei.

"Hahahaha! Habislah kalian." Seru Seulgi dengan nada mengerikan.


DDRRUUASSH!!!!


Tiba-tiba, masing-masing dari pasukan Jennie menyemburkan aura yang sangat kuat hingga membuat tanah bergetar dan angin ribut. Suasana di halaman gedung rektorat lama menjadi sangat kacau Tidak karuan. Tawa maniak Seulgi yang menghiasi bringasnya keadaan tersebut menambah ngeri suasana.

"Astaga. Ada apa ini?!" seru Eunha.

"Ahyeon! Eunha! Cepat kemari!" seru Irene setelah ia membuat sebuah perisai air yang cukup besar. Berbentuk seperti kubah transparan.


KRRAKK!!!


Irene membuat kubah tersebut menjadi keras hingga tahan terhadap benturan apapun dari luar.

"Oke. Sekarang kita aman di dalam sini." Ujar Irene.

"Sebenarnya ada apa ini kak?" Tanya Ahyeon bingung dengan nada ketakutan.

"Aku tidak tahu. Tapi kemungkinan terbesar mereka menggunakan aura putih secara bersamaan sehingga kekacauan layaknya bencana alam ini terjadi." Jawab Irene.


DUAK!!!


Tiba-tiba Ruka menghantam kubah Irene dengan luka di pipinya. Luka pukulan yang ia dapat dari Seulgi.


DHUAG!!!


Pukulan yang dilayangkan Seulgi sambil melompat berhasil dihindari Ruka dengan susah payah dan menghantam perisai Irene hingga menyebabkan getaran hebat terhadap perisai tersebut.

"Oh, hahaha! Sedang apa kalian di situ? Hahaha!" tawa Seulgi terdengar menggelegar meski Irene, Ahyeon dan Eunha berada di dalam perisai kubah.


DUAK!!!


Ruka yang memanfaatkan kelengahan Seulgi berhasil mendaratkan tendangan telak di perutnya dan membuatnya mundur beberapa meter.

"Oi. Jangan meleng makannya. Lawanmu disini." Ujar Ruka.

"Hahaha!!! Lawan?" ujar Seulgi.


DUAK!!!

"Kau lebih mirip samsak tinju daripada lawan." Lanjut Seulgi setelah berhasil mendaratkan pukulan di perut Ruka dan membuatnya terpental cukup jauh di sertai muntahan darah yang lumayan banyak.



























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini


Sekian dari author happy reading and enjoy it


See ya in the next update annyeong 👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang