Chapter 61 ( Chiquita & Rami

130 23 0
                                    

















Woy!" seru Chiquita yang juga hampir kena sambaran petir tersebut seraya menyerbu Yuna.

DUASH!!!

Serangan katar api milik Chiquita nampaknya tidak berpengaruh terhadap petir putih yang melindungi Yuna.

"Ah, kamu." ujar Yuna dingin.

JDAARR!!!

Dengan sekali serang, petir Yuna berhasil menghempaskan Chiquita cukup jauh hingga ia terjatuh di hadapan Rami yang masih melindungi Ahyeon, Irene dan Eunha dari serangan-serangan beruntun panah angin yang entah dari mana asalnya.

"Oi, Chichi! Kamu gak apa-apa?" Tanya Rami khawatir.

"Sakit sih dikit, Tapi gak apa-apa lah Sial. Masa serangan Aku gak mempan Biar kucoba sekali lagi." Geram Chiquita.

"Eehh, tunggu, Chiquita!" seru Rami menghentikan langkah Chiquita.

"Ada apa?" Tanya Chiquita terburu-buru.

"Liat itu." ujar Rami sambil menolehkan pandangannya ke arah Rora.

"Sepertinya campur tanganmu tidak diperlukan lagi Lebih baik kamu bantu Aku. Dari tadi panah-panah ini gak habis-habis." Tambah Rami.

Chiquita yang melihat Rora yang mulai serius segera mengurungkan niatnya untuk membalas serangan Yuna tadi.

"Yah, lagipula mencampuri duel seseorang itu tidaklah etis." Ujar Chiquita yang kali ini membantu Rami menebas panah-panah angin yang masih menghujani mereka.

"Ini kamu dari tadi menghalau panah-panah ini?" Tanya Chiquita.

"Iya, Makanya itu Aku minta bantuanmu juga." Jawab Rami.

"Kapan berhentinya nih?!" seru Chiquita.

"Kayaknya gak akan berhenti. Kita ngehalau semua ini sampai Kak Irene, Kak Eunha dan Ahyeon selesai ngobatin Kak Lisa dan Kak Rose." Ujar Shani.

"Lukanya parah?" Tanya Chiquita.

"Sepertinya. Soalnya tadi Kak Irene bilang bahwa petir yang digunakan di ranjau tadi masih tertanam di dalam tubuh Kak Lisa dan Kak Rose. Belum lagi meriam angin yang mereka tahan sebelumnya yang juga menyebabkan luka yang cukup serius." Jelas Rami.

Chiquita hanya bisa terdiam mendengar penjelasan Rami. Ia memperhatikan Lisa yang tengah diobati oleh Eunha dan Ahyeon.

"Hey Kak. Kalo gak cepet sembuh, semua musuh habis loh sama Aku." Ujar Chiquita.

Lisa yang mendengar kata-kata dari juniornya tersebut hanya bisa menyunggingkan senyum simpul.

"Bentar lagi juga sembuh." Balas Lisa lembut.

DUASH!
DUASH!
DDSHSH!!

Masih, Chiquita masih menghalau panah-panah angin yang menghujani mereka dan Nampak berusaha melukai Lisa dan Rose yang sedang diobati.

"Ck! Sialan!!!" seru Chiquita.

DRRUUASSHH!!!

Gabungan tebasan dari katar di kedua tangan Chiquita memunculkan kobaran api besar yang berbentuk seperti Phoenix dan melahap habis panah-panah tersebut lalu menghilang di angkasa.

"Woow..." gumam Rami terkejut.

"Hahaha! Sepertinya benar dia orangnya!" seru seorang gadis yang tiba-tiba munul dari balik pepohonan di sekitaran luar gedung rektorat.

"Ah, kamu kan cewek yang waktu itu." ujar Chiquita.

"Mina. Namaku Mina. Jangan sampai lupa!" geram gadis tersebut.

Melihat Rami yang masih sibuk menghalau panah-panah angin yang entah dari mana asalnya, Mina menjentikkan jarinya.

Trak!

Lalu, seketika itu juga, panah-panah angin yang sedari tadi menghujani mereka berhenti.

"Aku paling tidak suka jika tidak dihiraukan." Ujar Mina.

"Oh? Jadi kau yang sedari tadi menghujani kami dengan panah-panah tersebut?" Tanya Rami geram.

"Yap, Anda benar. Gimana rasanya?" Tanya Mina.

DRRUSSH!!!

Tiba-tiba Rami langsung menyerang Mina yang lengah tanpa pertahanan dengan ratusan panah angin yang ia lesakkan sekaligus.

DRUASH!!!

Tepat di hadapan Mina, melesak juga ratusan panah angin yang menggagalkan serangan Rami.

"Woah. Hampir saja." Ujar Mina.

"Aku tidak melihatnya melesakkan anak panah. Lalu, dari mana asal panah-panah yang menghadang tadi?" gumam Rami dalam hati.

"Ah, jangan kau pikirkan soal itu. Temanku yang satu lagi masih bersembunyi sambil melindungiku dari kejauhan." Ujar Mina yang sepertinya ia dapat membaca raut wajah Rami.

DRAP!!
DUASH!!!

Chiquita yang menyerbu Mina langsung melancarkan serangan dengan katarnya.

"Kalau begitu, ini pertarungan yang seimbang. Dua lawan dua." Ujar Chiquita setelah serangannya berhasil ditahan Mina.

"Itu benar, Phoenix." Balas Mina.

DSYUHH!!!
DUASH!!

Kembali, serangan panah angin yang entah dari mana munculnya mengancam Chiquita yang sedang berhadapan dengan Mina. Namun, panah Rami berhasil menghadang serangan tersebut.

"Kau yang menghadapinya, biar Aku yang melindungimu dari godaan-godaan panah yang terkutuk seperti tadi." Ujar Rami seakan menjawab tatapan Chiquita ke arahnya.

"Oke. Dengan begitu, Aku bisa tenang menghadapimu!" seru Chiquita sambil menyerbu Mina dengan serangan-serangan jarak dekat berkecepatan tinggi.

Setiap tebasan yang ia lancarkan mengeluarkan percikan api. Bahkan sesekali, kobaran api menghiasi serangannya tersebut dan membuat Mina kerepotan untuk menghindarinya. Tidak ada ruang bagi Mina untuk membalas balik serangan yang Chiquita lancarkan. Ia benar-benar mengunci Mina dengan serangan brutal tersebut.

"Cih, gila. Kecepatan ini hanya bisa digunakan bagi mereka yang sudah benar-benar menguasai aura hitam dan mulai memasuki tahap aura putih. Tidak mungkin gadis kecil seperti dia telah masuk tahap aura putih." Gumam Mina yang kerepotan menghindari serangan-serangan Chiquita.

Semakin lama, serangan-serangan Chiquita tidak dapat dihindari lagi oleh Mina. Beberapa kali ia harus menahan serangan tersebut dengan anginnya.

DUASH!!!

Serangan Chiquita yang berhasil di tahan Mina membuatnya berhenti untuk sementara.

"Apakah kau yang menembakkan meriam angin tadi?" Tanya Chiquita.

"Yap, Itu benar." Jawab Mina dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya.

DRUAASHH!!!

Tiba-tiba aura Chiquita semakin kuat. Aura hitamnya semakin pekat membuat api merah miliknya dihiasi benang-benang hitam di sekelilingnya.

"Astaga. Ternyata ia lebih dari apa yang Aku bayangkan." gumam Mina terkejut.
























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini

Happy reading and enjoy it

Sekian dari author

See ya in the next update annyeong 👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang