Chapter 51 ( Feint Lalisa )

181 16 0
                                    



















Dengan senyum kemenangan.
di wajahnya, Yiren kembali ke
markasnya, dimana sang kapten,
Jennie sudah menunggu.

"Ah, Yiren. Cepat sekali." Ujar Jennie yang tengah berdiri memandangi langit mendung dari balik jendela besar di gedung rektorat lama lantai 5.

"Jadi... informasi apa yang kau dapat?" lanjut Jennie.

"Mengenai formasi yang akan mereka gunakan untuk menyerang kita. Nampaknya, mereka akan menghadapi pertahanan kita sekaligus tanpa berpisah-pisah." Jawab Yiren.

"Maksudnya?" Tanya Jennie.

"Mereka semua akan sekaligus menghadapi pertahanan yang telah kapten rencanakan. Tanpa dipisah-pisah. Jadi, pertahanan pertama, mereka semua yang akan langsung menghadapi. Tidak ada siapapun yang dikhususkan untuk menghadapi setiap pertahanannya." Jelas Yiren.

"Hmm... kalau begitu, kita ada di posisi yang merugikan. Mengingat tiap pertahanan hanya diisi 2 orang. Sementara mereka ada... 11 orang, ya?" Tanya Jennie balik.

"Ya, kapten." Jawab Yiren.

"Aneh... tidak seperti penyerangan sebelumnya. Apa Lisa tidak ingin teman-temannya terluka? Kalau begitu, waktu yang ia butuhkan untuk mencapai tempatku akan lebih lama." Gumam Jennie.

"Ah, mengenai formasi yang akan mereka gunakan, itu bukan dirancang oleh Kak Lisa, melainkan oleh Ahyeon." Ujar Yiren.

"Oh, benarkah?" Tanya Jennie terkejut.

"Ya, Dengan detil yang mengedepankan kelebihan tiap-tiap elemen, ia merancang rencana tersebut sedemikian rupa sehingga menempatkan Eunha dan Irene yang bertindak sebagai penyembuh, di paling belakang. Kemudian Jisoo dan Rora di depan mereka. Lalu Rose dan Haram di depan Jisoo dan Rora. Kemudian Lisa dan Chiquita di depan mereka. Lalu terakhir Ruka dan SinB yang berposisi di barisan paling depan." Jelas Yiren.

"Hahaha, luar biasa. Benar-benar adikku. Tapi, bagaimanapun, Aku masih bisa menebak apa maksud dibalik rencananya tersebut." Ujar Jennie.

"Terima kasih Yerin, Berkat informasi ini Aku bisa mengantisipasi rencana mereka. Kerja bagus." Puji Jennie.

"Ah, itu sudah tugasku." Jawab Yiren merendah.

"Ah, Karina. Ada apa?" Tanya Jennie tenang.

SRET!!!

Terkejut dengan kedatangan Karina yang tanpa diketahui olehnya, Yiren segera menoleh ke belakang.

"Bagaimana bisa? Aku tidak merasakan sedikitpun aura keberadaan darinya..." gumam Yiren terkejut dalam hati.

"Ah, tidak perlu terkejut seperti itu, Yiren. Menyembunyikan aura keberadaan adalah kelebihan dari mereka dengan aura elemen air.. Tentunya hal tersebut tidaklah mudah. Mereka harus sudah benar-benar menguasai dan memahami semua seluk-beluk dari karakteristik elemen air." Ujar Jennie yang seolah dapat membaca pikiran Yiren.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Jennie pada Karina.

"Sepertinya rencana yang tadi dijelaskan Yiren itu salah." Jawab Karina.

"Apa maksudmu?!" seru Yiren.

"Hmm... biarkan Karina menjelaskan." Ujar Jennie

"Mungkin awalnya, rencana mereka yang dijelaskan Yiren tadi benar. Namun, Kak Lisa menyadari keberadaanmu sehingga ia mengganti rencana yang akan digunakannya." Ujar Karina.

"Bagaimana mungkin?! Keberadaanku jauh dari mereka. Seharusnya mereka, bahkan Kak Lisa pun tidak bisa mendeteksi keberadaanku." Kilah Yiren.

"Yiren, Jangan remehkan Lisa. orang itu memiliki radius pendeteksi aura seseorang yang sangat luas, jika kamu tidak memiliki kemampuan menyembunyikan aura mu sendiri, nihil kau bisa mengalahkan Lisa," Ujar Jennie dingin.

"Ya. dan aku juga tidak tahu seberapa jauh radius yang dapat dideteksi oleh Kak Lisa, namun yang jelas, keberadaan Yiren telah diketahui olehnya." Tegas
Karina.

"Lalu, kau sendiri?!" seru Yiren.

"Tenang. Aku menyembunyikan aura keberadaanku. Sama seperti tadi. Kau pun tidak menyadarinya, kan?" ujar Karina.

"Oke. Cukup. Karina, jelaskan apa yang kau dapat. Kau tahu kan, Aku tidak suka menunggu!" seru Jennie seraya menyelimuti ruangan tempat mereka bertiga berbincang dengan hawa dingin menusuk tulang. Berat dan kering.

"Urgh! Sial. Atmosfir ini..." keluh Yiren dalam hati.

SYUUSHH~.

"Nah, silahkan Karina." Ujar Jennie setelah mengembalikan suasana ruangan tersebut kembali ke semula.

"Ya. Sepeninggalan Yiren setelah ia menyadap rencana mereka, Kak Lisa segera mengubah rencana yang telah disadap olehnya. Dan hasilnya, sesuai dengan apa yang diperkirakan oleh kapten. Mereka akan membagi ke dalam beberapa pasangan. 2 orang-2 orang untuk mempercepat waktu. Mereka memutuskan untuk mengambil resiko terluka daripada harus membuang-buang waktu yang mungkin juga menyebabkan beberapa dari mereka terluka." Jelas Karina dengan nafas yang sedikit memburu akibat atmosfir yang dibuat oleh Jennie tadi.

"Hahaha. Lisa... kau sangat mudah ditebak. Lalu, untuk susunan mereka yang turun pertama untuk menghadapi kita?" Tanya Jennie.

"Untuk hal itu, mereka tidak membahasnya. Mereka bilang mereka akan memutuskan ketika mereka berhadapan dengan pertahanan kita." Jawab Karina.

"Hmm... meragukan. Biasanya Lisa merencanakan sesuatu benar-benar matang. Tapi ini hanya setengah. Mereka mungkin punya 2 mastermind strategi. Irene dan adikku. Mungkin Eunha yang Akupun tidak tahu seperti apa kemampuannya. Tapi untuk mengambil keputusan ketika mereka menghadapi kami, itu merupakan resiko yang cukup besar... kecuali..." pikir Jennie.

"Emm, kapten?" Tegur Karina dan Yiren bersamaan.

"Tolong panggilkan Kazuha kemari. Sepertinya kita termakan feint Lisa." Ujar Jennie dingin.

Dengan bantuan angin, Yiren melesat cepat untuk mencari Kazuha.

"Feint? Apa maksudnya?" Tanya Karina.

"Kau tahu, ada 2 kemungkinan. Pertama, Lisa memang sengaja mengganti strateginya untuk mengelabui Yiren yang telah menyadap perbincangannya. Kedua, ia memang sengaja mengganti strateginya agar kau yang juga menyadap perbincangannya berpikiran bahwa rencana awal yang telah dirancang Lisa itu palsu, sehingga kau menanggap bahwa rencananya yang asli adalah rencana kedua." Jelas Jennie.

"Tapi kan, Aku telah menyembunyikan aura keberadaanku." Bela Karina.

"Ya. Aku pun tidak meragukan kemampuan menyembunyikan aura keberadaan yang hanya dimiliki elemen air. Tapi kalau Aku berpikir lebih dalam, Yiren yang bersembunyi dengan jarak yang cukup jauh saja bisa dideteksi, apalagi kau yang menyadap perbincangan mereka dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Bahkan bisa dibilang relatif dekat." Jelas Jennie.

Mendengar penjelasan Jennie, Karina terdiam. Tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Ya, kapten. Kau mencariku?" Tanya Kazuha begitu ia datang berbarengan dengan Yiren.

"Ah, Kazuha. Untuk jaga-jaga, Aku ingin kau ikut menjaga di pertahanan kedua." Ujar Jennie.

"Owh. Memangnya ada apa? Apa kau tidak yakin dengan kemampuan Yuna dan Kak Seulgi?" Tanya Kazuha.

"Bukan begitu. Aku ingin kau berjaga-jaga, jika mereka menyerang kita sekaligus, tanpa terpisah-pisah, kau panggil kami yang berada di pertahanan selanjutnya sehingga kita semua akan menghadapi mereka sekaligus juga." Jelas Jennie.

"Oh, jaga-jaga jikalau mereka menyerbu layaknya anak tawuran. Main keroyokan, gitu?" Tanya Kazuha balik.

"Nah, itu sederhananya. Aku tidak ingin mengambil resiko kalian terluka parah." Ujar Jennie.

"Oke, kapten. Tapi, kenapa harus Aku?" Tanya Kazuha.



























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini







See ya in the next update 👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang