Chapter 15 ( The Top )

207 21 0
                                    







Sesampainya mereka di klinik yang mungkin bisa disebut juga rumah sakit, mereka merebahkan junior-junior mereka di ranjang untuk selanjutnya dirawat oleh Eunha. Eunha merupakan seorang gadis yang elemen auranya bertipe support. Bukan seperti Lisa dan yang lainnya. Dan elemennya tersebut hanya dimiliki oleh 1 diantara 9957 orang.

"Rose, nih ramuannya. Lisa, SinB, minum juga. Kita tidak tahu apa yang bakal terjadi besok soalnya Jisoo yang akan mengawasi langsung ospek besok. Bersama dengan Irene." Ujar Eunha sambil memberikan ramuan pemulih stamina.

"Besok kan hari terakhir." Ujar SinB.

"Pastinya bakal ada hal yang sangat menarik." Tambah Rose sambil menenggak ramuannya dalam sekali teguk.

"Yup! Dan kalau Jisoo tahu tentang mereka berlima, maka kita bersebelas bisa memulai memburu posisi teratas." Ujar Lisa dengan nada serius.

"Kau masih ingin mengambil posisi tersebut?" tanya SinB terkejut.

"Memangnya kau tidak?" balas Lisa.

"Yaa masih ingin sih." Jawab SinB lesu.

"Semenjak Aku mengetahui kekuasaan yang dimiliki oleh para pemilik posisi teratas, Aku merasa bahwa hal tersebut harus dihentikan. Dan mereka yang menduduki posisi tersebut harus diganti. Atau bahkan dimusnahkan!" tambah Lisa.

Suasana di klinik kini menjadi jauh lebih serius. Obrolan tentang posisi teratas membuat atmosfir sedikit mencekam. Terlebih lagi aura Lisa yang membuat suasana panas.

"Oke oke, Lisa. Lanjut besok aja. Jangan kayak gini. Kita semua jadi keringetan nih." Ujar Rose yang merasakan panasnya aura Lisa.

"Ah iya. Sorry, sorry." Balas Lisa seraya menghilangkan tekanan dari auranya tersebut.

"Ya udah nunggu besok aja. Eunha, pinjem ruang rawat ya." Ujar SinB sambil pergi meninggalkan mereka menuju ruang perawatan untuk tidur.

"Mbih, ikut dong!" seru Rose sambil mengejar SinB.

"Yah pada pergi tidur. Aku juga ah." Ujar Lisa sambil pergi ke lantai 2 klinik.

"Mau dipasangi perisai?" tanya Eunha.

"Ah, boleh-boleh. Makasih ya." Jawab Lisa.

PRAK!
WUUNG!

Eunha menepukkan tangannya untuk membuatkan perisai tepat di tangga menuju lantai 2. Baru kemudian ia pergi tidur ke tempatnya sendiri. Malam yang sepi, bermandikan cahaya bulan dan diiringi suara burung hantu. Malam itu mereka lewati dengan tidur di klinik. Bukan di camp para pembimbing. Padahal fasilitas camp pembimbing juga tidak kalah lengkap dengan klinik. Tapi begitulah mereka. Lebih nyaman di klinik. Atau lebih tepatnya berada di bawah perlindungan perisai Eunha yang terkenal sulit untuk ditembus. Entah ditembus oleh apa atau siapa. Ya. Mereka berenam, Lisa, SinB, Rose, Eunha, Irene dan Jisoo memang buruan para penduduk teratas. Entah apa yang telah mereka perbuat, tapi hal itu membuat mereka dibenci oleh penduduk atas.
Malam yang dingin, kini berganti menjadi pagi yang hangat. Langit yang tadi gelap dengan taburan bintang kini berubah keemasan oleh sinar mentari pagi. Ayam yang berkokok nyaring, burung yang mulai beterbangan mencari makan melengkapi suasana hangatnya pagi itu.

"MAHASISWA BARU SEGERA KUMPUL DI LAPANGAN UTAMA DALAM HITUNGAN 10, 9, 8..!!!"

Teriakan timsus yang diperkeras oleh speaker itu membuyarkan damainya pagi. Para maba yang tertidur pulas dengan iler yang mengalir deras di pipinya kini berhamburan keluar tenda. Layaknya latihan evakuasi tsunami. Mereka berlarian dalam keadaan setengah tidur. Ada yang rambutnya berantakan, ada yang berlari sambil mengelap pipinya yang kebasahan iler mereka, ada juga yang salah tujuan. Pagi yang damai seketika kacau berantakan.

Sementara itu, Chiquita dan yang lainnya yang masih tertidur di klinik tidak mendengar teriakan timsus di luar sana. Terima kasih kepada perisai yang dibuat Eunha sehingga suara dari luar sana tidak terdengar.

KRIINNGGG!!!

Alarm handphone Eunha berdering kencang. Menggema ke setiap penjuru klinik. Mereka yang tidur di lantai 1 terkejut dan terbangun dari tidur mereka. Keadaan mereka tidak beda jauh seperti maba yang tadi berlarian. Berantakan dengan iler yang membekas di pipi mereka.

"Oi oi ayo bangun! Ospek udah mulai. Hey, Rose, SinB, kalian pembimbing kan? Ayo cepet rapihin muka terus berangkat sana sebelum absen di mulai." Ujar Eunha yang bangun pertama sambil menarik mereka berdua keluar dari ruang rawat.

"Nih minum. Biar seger." Tawar Eunha memberikan sebotol ramuan berwarna orange.

"Apa ini?" tanya SinB dan Rose dalam keadaan setengah sadar.

"Udah minum aja, cepet." Jawab Eunha terburu-buru.

GLEK

Dalam sekali teguk, mereka minum ramuan yang diberikan Eunha itu.

"Oho! Enak! Apa ini?" tanya SinB yang kali ini bersuara semangat. Beda dari sebelumnya yang tanpa tenaga.

"Nah, itu jus jeruk campur sesuatu." Jawab Eunha.

"Udah cepet sana. Nanti Aku dikira nyembunyiin kalian disini." Tambah Eunha.

"Lisa mana?" tanya Rose sambil melirik sekeliling.

"Ah, iya. Dia di lantai 2. Nanti Aku bangunin dia." Jawab Eunha.

Pintu ruang rawat Chiquita, Haram, Ahyeon, Ruka dan Rora terbuka satu per satu. Mereka keluar sambil menggosok mata mereka yang Nampak sekali bahwa mereka baru bangun tidur.

"Akhirnya bangun juga. Ayo cepet ospek udah mulai. Nih minum ini." Ujar Eunha sambil menawarkan ramuan yang sama kepada mereka berlima.

Tanpa banyak tanya, mereka meminum ramuan tersebut dan mendapatkan kesadaran mereka kembali yang sebelumnya mereka masih dalam keadaan setengah sadar. Sementara itu, Eunha menjentikkan jarinya. Menghilangkan perisai yang menghalangi akses tangga ke lantai 2.

"Oi Lisa, bangun bangun!" teriak
Eunha.

"Iya, iya. Gak usah teriak ah. Masih pagi nih." Ujar Lisa yang sudah berada di belakang Eunha sambil menutup mulutnya yang menguap.

"Eish. Nih, Minum!" ujar Eunha.

"Oh, hai Chiquita, Rora. Latihan
kemarin gak seru ya." Ujar Lisa
yang melihat anggota divisinya itu.

"Nanti malam coba lagi!" ujar mereka berdua menantang.

"Oke oke. Tapi sekarang ayo cepet ke tempat ospek. Eunha, makasih ya tempat. tidurnya." Ujar Lisa sambil keluar meninggalkan klinik. Diikuti oleh SinB, Rose dan anggota divisi mereka.

"Haah dasar. Seperti biasa, pagi ini juga mereka membuatku repot. Dasar." Ujar Eunha melihat mereka berlarian menuju lapangan utama.

Sesampainya di lapangan utama, mereka masuk barisan tanpa diketahui oleh timsus. Kecuali Irene yang melihat mereka meski sudah bergerak lebih cepat dari manusia biasa. Ia hanya tersenyum melihat kedatangan mereka.

"Oke, setelah kalian sarapan, kembali kumpul disini. Ketua timsus akan. memberikan instruksi untuk kegiatan kita yang terakhir." Ujar salah satu panitia timsus.

"Ketua timsus? Kak Jisoo kah? Ooh, pagi-pagi udah dikasih hal yang menarik." Ujar Ruka, Chiquita, Rora, Haram dan Ahyeon dalam hati.


























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini




And see ya in the next update 👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang