Chapter 36 ( Jisoo Terdesak )

147 18 1
                                    























Ranjau petir buatan Jisoo yang dibuat dari 6 bola plasma yang bersembunyi di sekitar mereka berhasil melukai Rei yang lengah karena perhatiannya terpusat pada Jisoo.

"Bagaimana?" tanya Jisoo yang berdiri masih sambil memegangi perutnya yang terluka.

"Aaww, sakit banget loh tadi." Ujar Rei dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Tubuhnya yang ditutupi luka akibat sengatan petir tadi nampaknya tidak mempengaruhi Rei.

KRRKKK!!!

Kulit Rei retak. Serpihannya berjatuhan menyatu dengan tanah yang dipijaknya.

"Oh astaga. Ternyata kulitnya dilapisi pelindung dari tanahnya. Sial! Aku lengah." Ujar Jisoo dalam hati.

TAP! TAP! TAP!

TAPI TAPI TAP!

"Urgh!"

BRUG!!

Langkah Rei terhenti. Ia terjatuh
berlutut.

"Hah. Nampaknya petirku tidak dapat kau tahan." Ujar Jisoo setelah melihat lawannya tersebut berlutut kesakitan.

"Haah. Apa boleh buat, nampaknya Aku harus naik ke tahap berikutnya." Ujar Rei datar.

DRRGG!!!

Tiba-tiba bumi bergetar hebat layaknya diguncang gempa berskala 7.00 SR. Jisoo bersiaga dengan kuda-kuda kendo dengan pedang listrik yang langsung ia keluarkan menggantikan pedang kendo.

"Kalau elemen tanah kalah karena kecepatannya, maka Aku bisa. menutupi kekurangan tersebut."

DRRAAKK!!!

Beberapa duplikat Rei keluar dari dalam tanah dan saat itu juga gempa berhenti.

"Yap. Inilah kemampuan aura putihku." Ujar Rei.

DRAP!!!

Duplikat-duplikat yang jumlahnya 10 tersebut menyerang Jisoo secara bersamaan dan membuat ketua timsus tersebut kerepotan.

SLASH!!
BATSS!!!

"Mengagumkan. Setengahnya dari duplikat diriku dapat kau tebas. Tapi bagaimana dengan sisanya?" ujar Rei yang mengawasi sambil menjaga jarak. dari pertarungan mereka.

DUAG!!!
DAKK!!!
DZIGG!!!

Jisoo yang tidak berhasil menghindari serangan dari kelima sisa duplikat Rei menerima serangan tersebut dengan telak. Membuatnya tersungkur kesakitan.

"Aargghh!!!" erang Jisoo.

DRRGG!!!

Bumi kembali bergetar dan kembali, duplikat Rei keluar dari dalam tanah dengan ekspersi mereka yang datar.

"Jangan kira bahwa mereka bisa dengan mudah dikalahkan." Ujar Rei sambil tersenyum dingin.

"Oh ya ampun." Ujar Jisoo yang langsung bangkit untuk menghindari serangan-serangan brutal makhluk duplikat tersebut.

Dengan gesit, Jisoo menghindari setiap serangan-serangan boneka-boneka yang terbuat dari tanah tersebut. ia melakukan serangan balik dan menghancurkan 3-4 duplikat tersebut. Namun nampaknya serangannya tersebut tidak berdampak apapun mengingat para makhluk duplikat tersebut dapat kembali bangkit.

"Umm, kak Jisoo. Apa kau pernah mendengar pepatah bahwa 'sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga' ?" tanya Rei yang masih asik memperhatikan pertarungan mereka.

TAP!

Langkah Jisoo terhenti. Ia terkepung oleh Rei duplikat yang nampaknya jumlahnya semakin banyak.

"Skakmat." Ujar Rei dingin.

DUAG!!!

Serangan dilakukan serempak oleh makhluk-makhluk tersebut terhadap Jisoo dan menghujam Jisoo hingga ia tenggelam ke dalam tanah.

"Halo? Kak Jisoo? Apa kau masih hidup?" tanya Rei yang menundukkan kepalanya melihat ke arah lubang hitam bekas pukulan duplikatnya.

DRRZZTT!!!

Lesakkan listrik keluar dari lubang tersebut dan mengenai rambut Rei yang masih bisa menghindar.

"Oho, ternyata masih. Sudah kuduga dari seorang ketua timsus." Ujar Rei mengambil langkah mundur.

TAP!!!

DZIUWW!!!

Jisoo yang melompat dari dalam
lubang hitam tersebut menembakkan listriknya ke arah Rei.

"Ow. Hampir saja mengenaiku." Ujar Rei yang berhasil mengelak dari tembakan petir yang membuat tanah yang dikenainya hangus.

"Luar biasa. Dengan tubuh penuh luka tersebut kau masih bisa melakukan serangan balik. Mengapa kau tidak masuk tahap aura putih?" tanya Rei.

"Oh, jadi itu maumu?" ujar Jisoo dingin.

Perlahan atmosfir di sekitar mereka terasa berat. Udara di sekitar mereka terasa seperti mengalirkan listrik statis. Tubuh Jisoo diselimuti oleh serat-serat listrik biru yang menyala terang.

"Nah. Ini dia yang kutunggu." Ujar Rei dalam hati.

"Whoops! Cukup sekian saudari-saudari. Jangan membuat kerusakan lebih parah lagi seperti pertarungan sebelah." Ujar seorang gadis yang memanggul seseorang di pudaknya sambil menyela pertempuran mereka.

"Kau! Mengapa kau kemari?!" seru Rei.

Jisoo kembali ke aura semula karena terkejut melihat gadis yang datang di tengah pertempuran mereka.






























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini

Kira kira siapa lagi yang datang ya?


Sekian dari Author


See ya in the next update 👋👋👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang