Chapter 57 ( Pertempuran Dimulai )

175 18 4
                                    
















"Sial! Apa lagi ini?!" seru SinB.

Getaran tanah semakin hebat. Mirip dengan gempa yang diakibatkan oleh meletusnya gunung merapi. Ditambah dengan retakan yang muncul akibat getaran tersebut.

Crrrkktt...

Dari sela-sela retakan tersebut menyeruak cahaya-cahaya putih yang menjulang ke atas langit. Mirip seperti pilar. Ditambah dengan serat-serat cahaya yang mengelilingi pilar-pilar tersebut yang mirip dengan akar listrik milik Rora.

"Oh, sial..." ujar SinB pelan.

"Rora!" seru Jisoo.

DUAR!!!!
DRRKK!!!

Dari dalam retakan tanah tersebut muncul ledakan yang sangat besar sehingga membuat SinB, Rora, Jisoo dan yang lainnya juga terpental. Ledakan yang berasal dari petir yang tersembunyi di bawah tanah yang mereka pijak.

"Hahaha! Bagaimana rasanya, wahai kakak-kakak kelas?" seru Rei yang muncul dari dalam gedung rektorat. Disusul dengan Seulgi, Kazuha dan Yuna.

"Petir yang ditutupi oleh lapisan tanah dan meledak akibat tekanan yang ia terima dari tanah diatasnya yang terinjak, mekanisme yang mirip seperti ranjau." Ujar Kazuha.

"Yah, inilah rencana yang dibuat oleh kapten kami." Tambah Yuna.

"Apa? Cuman segini? Cih! Tidak seru!" ujar Kazuha yang melihat Lisa, Jisoo, Rora dan yang lainnya terkapar akibat ledakan tadi.

DRAP!!!
DUAK!!!

"Hahahaha! Dengan ini, tamat sudah!" seru Seulgi yang tiba-tiba berlari dan menghajar mereka dengan palu raksasa yang ia buat dari tanah. Palu berukuran besar dengan berat 8x gajah afrika.

"Ah... Ini dia. Kak Seulgi mulai menggila." Ujar Yuna.

"Psycho." Tambah Kazuha.

DUAK!!!

Seulgi yang tengah memegang palu raksasa buatannya yang sedang menghujam SinB dan yang lainnya tiba-tiba terpental.

"Wooh, untung saja Reaksi yang bagus Ruka." Ujar SinB kagum setelah melihat reaksi Ruka yang menghajar Seulgi dengan dengan tendangannya dari balik kepulan debu yang menutupi mereka.

"Haha, tentu saja. Latihanku selama ini tidak pernah sia-sia." Ujar Ruka yang menahan palu raksasa Seulgi dengan pilar-pilar tanah yang ia buat dengan posisi pilar yang tepat untuk menahan beratnya palu tersebut.

Sementara itu, Jisoo dan Rora berhasil menahan listrik dari ledakan tadi di kedua tangannya. Bola-bola listrik besar di kedua tangan mereka, mereka lemparkan ke arah Yuna, Kazuha dan Rei.

DUAR!!!

Ledakan akibat lemparan bola listrik tadi tidak bisa terelakkan lagi. Kepulan debu menutupi mereka bertiga. Juga decit listrik dari bola listrik tadi.

"Rasakan!" seru Jisoo.

"Huft, untung saja itu masih listrik milikku, kalau tidak, mungkin Aku terluka." Ujar Yuna yang berhasil menahan lemparan bola listrik dari Jisoo dan Rora.

"Tadi itu sakit loh!" ujar Seulgi yang tiba-tiba berada di belakang SinB dan bersiap dengan tendangan yang mengarah ke kepala SinB.

DUAK!!!

"Hey, bukankah menendang kepala itu tidak baik?" ujar Ruka yang berhasil menahan tendangan tersebut.

"Jika tendangan tidak boleh, bagaimana dengan pukulan?!" seru Rei yang melompat ke arah Ruka dengan tinjunya yang sudah siap.

DAKK!!!

"Tidak boleh juga." Ujar SinB yang juga berhasil menahan serangan Rei sambil tersenyum.

Jisoo dan Rora bersiap dengan senapan mereka. Dengan cekatan, mereka berdua membidik Kazuha dan Yuna yang masih berdiri di depan pintu gedung rektorat.

DOR!!!

Tembakan dari senapan dengan peluru listrik tersebut melesat kencang sehingga tidak ada waktu bagi Yuna dan Kazuha untuk menghindar.

DRRRTT!!!

Meski hanya menyambar sisi dari lengan Yuna, namun tembakan Jisoo berhasil meninggalkan percikan listrik yang menimbulkan rasa sakit yang sangat sangat. Sementara itu, tembakan Rora meleset dari bidikannya. Kazuha yang terkejut karena tembakan Rora segera menyerang balik Rora dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan sambaran petir.

"Tadi itu... bahaya loh." Ujar Kazuha yang sudah berada di hadapan Rora dengan cepatnya.

DUAK!!!

Dengan pukulan yang diselimuti listrik, Kazuha menghajar Rora dan membuatnya terpental jauh.

"Rora!" seru Jisoo.

"Heit, Yuna juga terluka loh akibat tembakan Kak Jisoo tadi." Ujar Kazuha yang sudah siap untuk menghajar Jisoo dengan tinju listriknya.

DUAK!!!

Nasib Jisoo sama seperti Rora. Ia terpental akibat pukulan Kazuha. Terpental jauh ke arah yang sama seperti Rora.

"Oi Yuna! Kau masih meringis kesakitan?!" seru Kazuha.

"Udah engga, ya! Tapi lumayan sakit sih tadi. Mana terlukanya di tempat bekas Kak Lisa membakar tanganku pula." Gerutu Yuna.

"Masih bisa lanjut?" Tanya Kazuha.

"Masih dong. Tapi gak tau tuh dengan Kak Jisoo dan Rora. Apa mereka masih bisa lanjut. Telak banget tadi kamu mukulnya." Ujar Yuna.

"Sepertinya mereka akan bang"

DUAR!!!

"Awas!" seru Yuna.

WUNG~
DRAK!!!

Dengan sigap, Yuna berhasil menahan tembakan dari Jisoo dengan tameng listriknya.

"...kit lagi." Ujar Kazuha melanjutkan kata-katanya yang tadi terpotong.

"Sial. Kecepatan listrik yang ditembakkan senapan ini masih bisa diimbangi olehnya?! Seberapa jauh sebenarnya kau telah berkembang Yuna?" gumam Jisoo dalam hati.

DUAR!
DOR!
DAR!

Tembakan beruntun yang ditembakkan Rora melesak ke arah Kazuha dan Yuna, namun berkat kegesitan Yuna, semua tembakan tersebut berhasil ditahan oleh tamengnya.

"Sial!" seru Kazuha.

DRAP!!!

Dengan segera, ia menyerbu Rora dengan kecepatannya yang luar biasa dan sekali lagi, tiba-tiba ia berhasil muncul di hadapan Rora dengan tinju listriknya.

"Rasakan ini!" seru Kazuha.
























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini





See ya in the next update 👋👋👋👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang