Chapter 52 ( H-1 )

165 16 1
                                    



















"Hei, banggalah karena kau dipercaya oleh kapten." Ujar Yiren.

"Karena kau memiliki kecepatan yang lebih cepat dari Yuna. Dengan kata lain, kaulah yang tercepat diantara kami semua. Bahkan, kau lebih cepat dari Jisoo." Ujar Jennie sambil tersenyum.

"Ooh... baiklah kalau begitu!" seru Yiren bersemangat.




















Sudah 3 hari sejak rencana yang dibuat Lisa disadap oleh penghuni atas. Tidak ada tanda-tanda bahwa Lisa akan merubah rencana untuk yang ketiga kalinya.

"Lisa, jadi, rencana yang akan kita pakai yang mana?" Tanya Eunha selagi mereka berkumpul di klinik. Berlindung dari hujan besar yang sedang menerpa kampus mereka.

"Ah, kalau menurut kamu, lebih baik yang mana? Rencana yang dirancang Ahyeon atau kita tidak perlu rencana? Asal serang aja gitu." Tanya Lisa balik.

"Hmm... kalau Aku sih lebih baik pakai rencana Ahyeon. Lebih menghemat waktu untuk kau mencapai tempat dimana Jennie berada." Ujar Eunha.

"Tapi resikonya tinggi. Memang kemampuan kita sudah jauh meningkat dibanding sebelumnya. Tapi kita juga tidak tahu seberapa kuat kemampuan mereka. Ditambah lagi rencana mereka yang tidak diketahui oleh kita. Hal tersebut merupakan suatu kelemahan bagi kita." Ujar Jisoo yang bergabung dengan Lisa dan Eunha di loby klinik.

"Iya sih... tapi..." gumam Eunha.

"Gimana kalau dikombinasiin?" Tanya Ahyeon yang juga bergabung dengan mereka bertiga. Diikuti  Chiquita, Ruka, Rora dan Haram.

"Dikombinasiin gimana?" Tanya Rose yang menyusul di belakangnya. Juga diikuti dengan SinB dan Irene.

"Wuah, semuanya datang. Yaudah lah sekalian berunding. Dikombinasiin gimana, Ahyeon?" Tanya Lisa menyambut kedatangan mereka semua.

"Jadi gini, awalnya kita serang mereka keroyokan. Kalau kata Kak Lisa benar dan Aku juga yakin kalau itulah rencana yang kemungkinan besar dipakai oleh Kakak ku, kita akan menyerang pertahanan pertama mereka. Nah, terkejut dengan serangan keroyokan kita, salah satu dari mereka mungkin akan memanggil bantuan dan jika kita beruntung, maka Kak Jennie pun akan turun untuk menghadapi kita langsung, soalnya Kak Jennie paling benci melihat teman-temannya terluka." Jelas Ahyeon.

"Saat Jennie turun membantu yang lain, kita serbu dia. Semua penyerangan terfokus hanya padanya. Begitu, kan?" tambah Eunha.

"Yup!" jawab Ahyeon mantap.

"Tapi, apakah tidak apa-apa? Itu kan kakakmu sendiri." Ujar Irene.

"Ya, kita hanya melukainya saja agar kekuasaan penghuni atas hancur. Jangan sampai membuatnya cacat. Apalagi membunuhnya. Ingat! Jangan ada yang sampai membunuh lawan yang kalian hadapi nanti!" Seru Lisa.

"Oke oke!" seru semuanya berbarengan.

"Eh tapi, kalau semua penyerangan terfokus pada Jennie, nanti temen-temen yang lainnya gimana?" Tanya SinB.

"Nah, disini, Aku butuh Kak SinB, Ruka dan Kak Eunha. Nanti, Kak SinB dan Ruka buat benteng yang kokoh, sementara Kak Eunha buat perisai untuk pelapis diluar benteng yang dibuat Ruka dan Kak SinB." Jawab Ahyeon.

Tapi kan, diantara mereka pun pasti ada yang memiliki elemen sama seperti kami." Ujar Ruka.

"Ya, itu pasti. Tapi yang memiliki elemen cahaya seperti Kak Eunha, Aku rasa tidak ada. Karena perbandingan mereka memiliki elemen cahaya adalah 1 berbanding 50 juta. Dengan kata lain, elemen cahaya itu elemen langka. Untuk itulah perisai Kak Eunha dijadikan pelapis benteng yang kamu dan Kak SinB buat." Ujar Ahyeon.

"Ooh, oke oke." Ujar Ruka dan SinB bersamaan.

"Haha. Kemampuan mengatur rencana penyerangannya sungguh diluar dugaan. Benar-benar cocok untuk menjadi pengganti Aku dan Irene nanti." Gumam Eunha dalam hati kagum.

"Oke. Rencana yang bagus. Bagaimana menurutmu, Lisa?" Tanya Eunha.

"Hmm oke. Jadi, kita gunakan rencana kombinasi ini untuk lusa nanti." Ujar Lisa setuju.

"Wah, lusa ya. Ternyata waktu berjalan begitu cepat." Celetuk Rose.

"Kenapa, Rose? Takut?" canda Jisoo.

"Heish, masa Kak Rose takut?" tambah Haram.

"Enak aja. Gak ada kata takut di
kamusku." Kilah Rose mantap.

"Lusa ya... Hari Sabtu. Kemungkinan kampus tidak terlalu banyak orang. Apalagi di sekitar gedung rektorat lama." Ujar SinB.

"Ya, bagus lah kalau memang gak ada orang. Kita bisa bener-bener lepas." Tambah Chiquita.

"Haha, Aku juga udah pingin nyoba jurusku yang baru." Ujar Rora.

"Gaya banget kamu punya jurus baru." Timpal Jisoo.

"Punya dong Kak. Beberapa hari
kebelakang kan Aku latihan keras. Sampe bercucuran keringat darah!" canda Rora.

"Alah lebay. Hahaha." Canda Chiquita.

Suasana di klinik saat itu begitu damai. Canda tawa lepas dari mulut mereka. Ditemani dengan suara hujan yang mulai kecil. Menambah kehangatan suasana saat itu.

"Haah, andai saja kita tidak harus bersitegang dengan mereka." Ujar Rose menyandarkan badannya di sofa tepat di samping Lisa.

"Haha, mau bagaimana lagi. Kalau mereka terus dibiarkan menguasai, maka tindakan tidak adil akan terus menjamur di kampus ini." Ujar Lisa.

"Iya sih... yasudah lah. Kita nikmati dulu saja ketenangan ini. Sebelum badai menerpa." Ujar Rose yang akhirnya ikut dalam canda gurau mereka semua.








Sementara itu, berbeda dengan kondisi loby klinik, suasana di sekitar gedung rektorat lama terlihat sibuk. Seulgi dan Rei yang sibuk mengurusi tanah disekitar gedung rektorat. Ditemani dengan Kazuha dan Yuna. Kemudian Jennie dan Karina yang memasang sesuatu di sekeliling gedung rektorat. Lalu Somi dan Sullyoon yang nampaknya mempersiapkan perangkap di dalam gedung rektorat lama. Kemudian Mina dan Yiren yang mempersiapkan sesuatu di radius. lebih dari 1km dari gedung rektorat lama.

"Hah! Dengan ini, skakmat!" ujar
Jennie dengan senyum kemenangan. dengan semua persiapan untuk lusa telah selesai.
























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini








See ya in the next update 👋👋👋👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang