Chapter 16 ( Angka )

196 16 0
                                    





Mereka berlima berlari menuju aula utama dimana game adu strategi diselenggarakan. Disana sudah cukup banyak yang mengantri untuk berhadapan dengan Eunha dan Irene. Dengan terpaksa, mereka berbaris di antrian paling akhir. Sambil menunggu giliran, mereka berbincang tentang game seperti apa yang akan mereka jalani saat melawan Eunha dan Irene.

"Kira-kira gamenya kayak gimana ya?" tanya Chiquita.

"Gak tau tuh. Strategi ya, paling catur." Jawab Haram.

"Kalau Kak Irene kan kita udah pernah liat tuh sekilas kemampuannya gimana, nah ini ada Kak Eunha juga." Tambah Rora.

"Iya nih, kita kan belum pernah duel sama Kak Eunha sebelumnya." Ujar Ahyeon.

"Eh, tapi kan kata Kak Rose, elemen aura kamu sama kayak Kak Irene." Balas Haram.

"Ah, iya iya." Tambah Ahyeon.

"Nah, kira-kira Kamu jago di bidang apa nih yang berhubungan dengan strategi?" tanya Ruka.

"Emm, catur Aku jago. Sebelumnya Aku pernah lawan Grandmaster dan menang dalam 10 menit." Jawab Ahyeon.

Semua terdiam terkejut. Melongo atas jawaban yang diberikan Ahyeon. Mereka tahu bahwa Grandmaster saat itu adalah Grandmaster termuda sepanjang sejarah dan dikalahkan oleh gadis imut dalam waktu 10 menit.

"Selain catur, Aku juga jago hitungan. Waktu Aku SMP, Aku pernah iseng-iseng ngerjain soal trigonometri sama kalkulus Kakakku. Gampang sih." Tambah Ahyeon.

Belum juga lepas dari keterkejutan atas jawaban Ahyeon yang mengalahkan Grandmaster, Ia menambahkan lagi hal yang mengejutkan lainnya. Mengenai trigonometri dan kalkulus. Mereka berempat yang mendengarnya pun langsung lesu.

"Astaga, apa nanti kita bakal ngerjain soal kalkulus atau trigonometri di dalam sana?" tanya Chiquita lesu.

"Aku paling lemah dalam hal hitungan atau apapun itu." Tambah Ruka.

"Sama..." ujar Haram dan Rora berbarengan.

"Pasti seru kalau bener kayak gitu," Balas Ahyeon.

"Seru apanya?!" tambah mereka berempat tidak setuju.

Antrian sedikit-demi sedikit mulai maju hingga sampai di depan pintu masuk aula utama dimana mereka berlima bisa menyaksikan game seperti apa yang dilaksanakan di dalam. Dan seperti dugaan mereka. Catur dan hitungan! Mereka berlima kecuali Ahyeon langsung lesu. Melihat soal hitungannya saja membuat perut mereka mual.

"Ya ampun. Kalo catur sih mungkin bisa. Tapi kalo hitungan. cape deh!" ujar Haram.

Dengan mood yang turun, mereka berempat ditambah Ahyeon yang terlihat sekali ketertarikannya untuk mengerjakan soal dan bermain catur mulai masuk ke dalam dan tidak lama lagi giliran mereka. Tidak ada lagi maba lain yang mengantri di belakang mereka. Itu berarti mereka pemain terakhir yang akan berhadapan dengan Irene dan Ahyeon, hingga tibanya giliran mereka.

"Ah, akhirnya kalian tiba juga." Ujar Eunha gembira yang menjaga stand soal-soal kalkulus dan trigonometri.

"Ohoo, 5 junior istimewa. Kita lihat apakah kalian bisa melewati tantangan yang akan diberikan Eunha." Tambah Irene.

"Sejauh ini, belum ada yang berhasil mengerjakan soal yang diberikan olehku. Padahal soalnya cukup mudah." Ujar Eunha.

"Mudah darimana! Liatnya aja Aku pusing!" timpal Irene.

"Belum ada?! Oke. Aku akan jadi yang pertama yang berhasil mengerjakan soal dari Kak Eunha." Ujar Ahyeon semangat.

Dengan segera, ia mengambil soal yang telah dibuat oleh Eunha, begitu pula dengan mereka berempat sisanya. Tidak diberi batasan waktu dalam mengerjakan soal ini. Jika memang tidak sanggup, maka mereka harus meninggalkan aula ini. Tidak mendapat kesempatan untuk menantang Irene dalam strategi caturnya. Baru 1 menit berlalu dan Ahyeon telah mengerjakan soal pertama yang diberikan Eunha.

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang