Chapter 14 ( Badai vs. Tornado )

210 20 0
                                    





Rose mulai mengeluarkan kemampuannya. Setengah dari seluruh kemampuannya yang membuat atmosfir sekitar lebih berat dari sebelumnya. Membuat mereka yang berada di lapangan 3 sulit bernafas.

"Lihat, Tidak sering Rose mengeluarkan setengah dari kemampuannya." Ujar Lisa.

"Ya. Aku sudah tidak sabar ingin melihat tornadonya." Balas SinB girang.

Angin kencang bercampur dengan hujan deras. Badai hasil kreasi Ahyeon dan Haram nampaknya mulai tidak berpengaruh setelah apa yang dilakukan Rose.

"Apakah kalian tahu sesuatu yang dapat menghentikan badai?" tanya Rose

"Tidak mungkin ada yang menghentikan badai." Jawab mereka berdua.

"Oho, benarkah? Bagaimana kalau ini?" tambah Rose.

Dengan gerakan tangannya yang berputar, Rose membuat angin hitam yang mengelilinginya membesar. Lebih besar dari gedung rektorat yang terkenal paling besar di kampus. Dan dalam sekejap, angin tersebut berubah menjadi tornado. Tornado yang sangat besar. Bahkan lebih besar dari skala tornado F4. Tornado raksasa dengan angin hitam. Mimpi buruk bagi para pegawai Badan Meteorolgi dan Geofisika.

"Ooh astaga!" ujar Haram dan Ahyeon setelah melihat tornado hitam yang berputar begitu kencang.

"Wahaha. Luar biasa!" tawa SinB riang layaknya bocah yang diberi balon.

"Wow. Itu sedikit berlebihan." Komentar Lisa yang terkejut melihat hasil ciptaan Rose.

"Yang bisa menghentikan angin, hanyalah angin." Ujar Rose.

WHOOOSHH!!!

Rose meluncurkan tornadonya ke arah Ahyeon dan Haram dengan kecepatan yang luar biasa.

"Haram. Bisa bikin kayak gitu ga?" tanya Ahyeon yang panik karena sebuah tornado besar bergerak ke arahnya dengan sangat cepat.

"Mana bisa. Bikin badai ini aja udah ngabisin tenaga." Jawab Haram yang tidak kalah panik.

"Terus gimana dong?" tanya Ahyeon yang dalam nada suaranya terdengar kepanikan yang meningkat.

"Kita lawan pakai yang ada aja. Badai." Jawab Haram seraya meningkatkan kecepatan anginnya meski tenaga yang dimilikinya sudah hampir tidak ada.

DRRTTT!!!!

WHOOSSHHH!!!!

Badai milik mereka berdua semakin mengganas. Angin yang bertambah cepat dan serpihan es yang kini berubah menjadi pisau-pisau es kecil dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tornado raksasa dengan kecepatan tinggi dan badai yang begitu ganas beradu. Gesekan antara dua fenomena alam yang jarang terjadi menyebabkan tekanan udara yang bertambah tinggi. Beserta angin dan serpihan es yang berhambur kemana-mana.

"Lumayan. Tapi hal itu tidak cukup untuk menghentikan tornado Rose." Komentar Lisa melihat perlawanan mereka berdua.

DUWOOOSSHHH!!!
BRRRTTT!!!

Meski Haram dan Ahyeon melakukan perlawanan terakhir, namun badai yang mereka tidak mampu melawan ganasnya tornado hitam Rose. Dalam sekejap menelan habis awan badai dan menghilangkan angin kencang yang sedari tadi mengitari mereka. Dalam sekejap semuanya lenyap. Angin, hujan, awan, tornado. Semuanya lenyap. Meninggalkan Rose yang masih berdiri menghadapi Haram dan Ahyeon. Sementara mereka berdua jatuh berlutut. Kaki mereka sudah tidak kuat lagi mengangkat berat badan mereka sendiri karena baru sekali ini mereka mengeluarkan tenaga melebihi batas yang biasanya.

Prok! Prok! Prok!

Eunha yang sedari tidak diketahui dimana keberadaanya masuk ke lapangan 3 sambil bertepuk tangan.

"Seperti biasa Kalian ini kalau sudah berduel, pasti lupa segalanya. Apa-apaan coba, badai, tornado. Gila." Ujar Eunha.

"Ah, Eunha. Terima kasih sudah membuat perisai di sekeliling lapangan ini." Ujar Lisa berterima kasih sambil menghampiri Eunha.

Trak!
Wuung!

Sekali jentikan jari, Eunha menghilangkan perisai yang sedari tadi melindungi lapangan 3 agar mereka yang berada di dalamnya tidak terlihat. Begitu perisai itu menghilang, maba, panitia ospek dan yang lainnya berlalu-lalang di jalan yang tepat berada di samping lapang 3 yang sedari tadi tidak terlihat seorang pun berjalan di sana.

"Oke. Bantu bawa mereka untuk mendapatkan perawatan di klinik. Eh, Ruka dimana? Chiquita dan Rora juga?" tanya Eunha heran.

"Ah, mereka ada di dalam."
Jawab SinB.

"Di Dalam?" tanya Eunha yang bertambah bingung.

DUAG! DRAAKK!!

Dengan hentakan kakinya, SinB
mengeluarkan mereka bertiga dari dalam tanah.

"Aku harus melindungi mereka dari ganasnya pertarungan Rose dan 2 anggota divisinya." Ujar SinB nyengir.

"Eunha, masih ada ramuan pemulih staminanya?" tanya Rose yang nafasnya mulai memburu.

"Haha. Tumben ngos-ngosan. Ada tuh di klinik." Jawab Eunha.

Mereka berempat berangkat menuju klinik sambil masing-masing menggendong junior-junior yang sudah mereka latih yang saat ini dalam keadaan tertidur akibat kelelahan yang sangat-sangat.

























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini segitu aja untuk kali ini

Sekian dari author

See ya in the next update 👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang